Postingan saya “GoTo & Mimpi Buruk Startup” mengungkap kegalauan saya tentang potensi perilaku PREDATORI tech giants di Indonesia.
Pertanyaanya, lalu bagaimana mencegahnya agar perilaku predator ini bisa diminimalkan?
Menurut saya kuncinya di SHAREHOLDING.

Sumber dari perilaku predatori tech giant adalah pemilik (shareholders) yang ideologinya adalah memupuk kekayaan tanpa batas melalui penggelembungan market cap. “Greed is GOOD. Greed is RIGHT. Greed is WORKS,” kata mereka.
Ketika tech giants dikuasai dan dikendalikan oleh shareholders dengan ideologi macam itu, maka entitas bisnis yang tercipta pun memiliki perangai MENGHISAP dan PREDATORIK.
Maka sistem SHAREHOLDING-nya harus dibongkar. Yaitu, “platform members” (dalam kasus Toped: buyers-sellers; dalam kasus Gojek: drivers-riders) harus menjadi MAIN SHAREHOLDERS.
Jadi formatnya mirip koperasi. Maka konsep ini sering disebut: PLATFORM COOPERATIVISM (silahkan googling).
Lalu bagaimana posisi dan peran negara dalam skema ini?
Peran negara adalah memastikan “rakyat jelata” (buyers-sellers, drivers-riders, dll) yang membesarkan sebuah platform seperti GoTo bisa mendapatkan akses partisipasi saham (kalau penguasaan saham Freeport oleh negara bisa, tentu ini juga bisa?).
Ini bukan berarti investor lama hilang. Investor lama, pemerintah (melalui BUMN), karyawan, dan platform members bisa berbagi saham, tapi kontrol tetap di tangan platform members.
Ketika struktur shareholding-nya lebih desentralized macam ini, maka misi, tujuan, dan perangai entitas bisnis yang dibangun juga demi kebaikan dan kemanfaatan bersama. “Stakeholder-focused”, bukan “shareholders-focused”. Maka, otomatis perangai predatori pupus.
Saya tidak mengatakan “bongkar skema shareholding” ini gampang. Butuh perjuangan, political will, dan kecerdasan negara untuk mewujudkannya.
Kalau ini terjadi, maka insya Allah, amanah Bung Hatta dan cita-cita para founding fathers negeri ini di tahun 1945 bisa kita wujudkan.
Bahwa kekayaan negeri ini (digital resources, digital market, dan digital economy) dikelola demi kesejahteraan masyarakat luas bukan demi segelintir orang (asing).
Follow @yuswohady @inventureknowledge
yuswohady.com