Ada kebiasaan “jelek” yang selalu saya temukan saat meeting dengan klien, mitra kerja, atau siapapun. Di ruangan, saat meeting bergulir Blackberry sudah stand-by di depan masing-masing peserta meeting (ups, tentu saja BB dalam keadaan hidup). Tangan kanan memegang balpoint agar mereka terlihat serius, tangan kiri gelisah luar biasa layaknya gadis yang sedang kasmaran.
Begitu ada salah satu peserta meeting yang angkat bicara, maka si tangan kiri pun mulai sigap bergerilya menerkam BB. Secepat kilat jari-jemari lincah menari di atas tuts-tuts BB dan saat itu pula mata mulai juling. Satu melirik ke layar BB, satunya lagi penteng ke peserta lain yang sedang bicara. Otak pun terbelah menjadi dua, pertama ke email-Twitter-Facebook; kedua ke apa yang diomongkan peserta lain. Karena itu seringkali, terjadi saat suasana meeting lagi serius-seriusnya, ada saja satu atau beberapa peserta yang senyum-senyum kecil sendiri.