Salah satu ciri tipikal kelas menengah Indonesia (consumer 3000) adalah bahwa mereka masuk menjadi anggota kelas menengah setelah melalui perjuangan heroik meningkatkan derajat sosial-ekonomi. Mereka menjadi kaum mapan berkecukupan di Jakarta setelah melalui kerja keras mendongkrak status sosial-ekonomi selama belasan bahkan puluhan tahun.
Awalnya mereka dari keluarga miskin tinggal di kampung (yes, Klaten, Gunung Kidul, Wonogiri, Blora, Pacitan, Pasuruan, Nganjuk, dsb) tapi bercita-cita luar biasa untuk menjadi orang sukses. Mereka belajar SD, SMP, SMA, hingga universitas super giat karena yakin itulah senjata pamungkas untuk mendongkrak status sosial-ekonomi. Setelah sukses belajar, lalu mereka berurbanisasi ke Jakarta mengadu nasib mencari sesuap nasi dan sebongkah berlian. Mereka berkarir di Jakarta dengan etos kerja kampung yang bersahaja: prihatin dan ngirit, tak banyak menuntut, jujur dan tidak neko-neko, kerja ulet, tahan banting, dan semangat membaja untuk menjadi kaya. Berbekal itu semua, maka jadilah mereka orang sukses di Jakarta. Jadilah mereka anggota masyarakat kelas menengah yang mapan dan berpengetahuan.