Berikut ini saya share hasil survei mengenai “Women Social Media Habits 2010” yang dilakukan oleh ComScore. Banyak temuan menarik salah satunya adalah: “Women tweet like VENUS; Men tweet like MARS” Menarik dibaca: Women on the Web: How Women Are Shaping the Internet
marketing to woman
Diamond #5 of WOMANOLOGY > TRUST: “Remember, TRUST is the MOST important emotion in a sale to woman. If you’re NOT trusted, you’ll NEVER earn her heart”
Trust adalah elemen paling penting, paling krusial, dan paling esensial dalam pemasaran ke woman market. Kenapa begitu? Karena trust lah yang melandasi konsumen wanita mau membeli dan menjalin relationship dengan brand Anda. “If you’re not trusted, you’ll never earn her heart.” Tanpa trust habislah brand Anda di depan mereka.
Karena pentingnya trust bagi konsumen wanita, maka kami berani mengatakan bahwa, “marketing to woman is about wining her trust”. Trust menjadi sumber dari adanya saling pengertian, saling mencintai, saling peduli, saling memberi, dan saling komitmen antara konsumen wanita dengan brand.
Kalau trust demikian penting, lalu bagaimana seharusnya brand membangun trust di depan konsumen wanita? Tak ada cara lain membangun kecuali Anda harus jujur dan menepati janji, tidak boleh “over promise under deliver”. Wanita paling sensitif kalau sudah menyangkut janji. Begitu Anda meleset tidak memenuhi apa yang Anda janjikan kepadanya, maka sampai kiamat brand Anda akan selalu diingat dan dianggap cacat. Begitu ia mencap brand Anda cacat, maka sampai kapanpun ia tak akan akan memaafkannya.
Diamond #4 of Womanology > EMPATHY: “Be an EMPATHETIC brand. Touch woman’s deepest heart with your LOVE and PASSION”
Wanita bukanlah mahluk yang selfish. Dibanding kamu pria, wanita lebih berempati terhadap sesamanya. Dalam bukunya The Essential Difference, Simon Baron-Cohen dari university of Cambridge menemukan perbedaan mendasar otak pria dan wanita. Ia menulis, “The female brain is predominantly hard-wired for empathy. The male brain is predominantly hard-wired for understanding and building systems.”
Berempati adalah kemampuan untuk menangkap emosi dan perasaan orang lain dan kemudian meresponsnya dengan emosi dan perasaan yang sama. Ketika seseorang merasakan kesedihan karena ditinggal orang yang dikasihinya, maka serta-merta muncul rasa empati kita dengan menunjukkan kesedihan yang sama. Empati terjadi sebagai bentuk pengertian dan untuk menciptakan hubungan emosional dengan orang lain. “Empathy occur in order to understand another person, to predict their behavior, and to connect or resonate with them emotionally.”
Diamond #3 of Womanology > VALUE: “Woman is the most VALUE-ORIENTED creature. She will pay to get EXACTLY what she wants. Offer her a SOLUTION, not just a list of features”
Wanita adalah konsumen yang sangat value-oriented. Dia akan menghitung dengan sangat cermat seberapa dia bayar dan seberapa dia dapat. “They are highly value orientated and will pay to get exactly what they want”. Karena value-focused maka konsumen wanita selalu menginginkan mendapatkan benefit produk sebanyak mungkin di satu sisi; sementara di sisi lain mengeluarkan biaya sesedikit mungkin. Karena itu konsumen wanita paling hobi menawar. Karena sifat dasar ini, tak mengherankan jika ia sering dianggap sebagai konsumen yang price-conscious. Inilah sisi “rasional” dari konsumen wanita.
Wanita adalah juga smart customer. Ia membeli produk setelah tahu betul keadaan produk yang dibelinya. Dengan teliti ia melakukan survei mengenai kualitas suatu produk sebelum ia melakukan pembelian. Ia paling suka membandingkan produk yang akan dibelinya dengan produk-produk sejenis untuk mengetahui mana di antara produk tersebut yang paling menguntungkan baginya. Dan ia suka mencari rekomendasi dan referal dari sesama konsumen wanita lain agar mendapatkan keputusan yang tepat dalam membeli suatu produk.
Dengan berkembangnya teknologi internet dan social media, kini konsumen wanita memiliki kebiasaan baru melakukan searching di internet untuk mengumpulkan informasi produk-produk yang akan dibelinya. Konsumen wanita juga mulai suka berkomunitas di situs-situs jejaring sosial seperti Facebook atau Twitter untuk bisa berdiskusi dan mendapatkan rekomendasi mengenai produk-produk yang akan dibelinya. Dengan media-media baru ini maka mereka menjadi konsumen yang semakin knowledgable.
The Diamond #2 of Womanology > CARE: “She wants to be CARED and APPRECIATED. LISTEN to her! UNDERSTAND her!”
Wanita paling suka diperhatikan.
Wanita paling suka didengarkan.
Wanita paling suka dimengerti.
Dan tentu, wanita paling suka disayang.
Inilah resep klasik pria untuk menaklukkan hati wanita, yang tetap sahih berlaku bagi brand-brand yang ingin menarget woman market.
Setiap konsumen wanita akan merasa tersanjung jika sebuah brand mengetahui apa yang sedang ia rasakan dan apa yang ia inginkan. Karena itu satu hal mutlak yang harus dilakukan oleh setiap brand adalah mendengarkan: “pay attention to what women tell you. Ask open-ended questions and listen carefully to the answers.”
Menarik ungkapan John Gray masih di dalam bukunya Men Are from Mars, Women Are from Venus, “Men must listen to women without offering solutions but in order to understand what she is going through.” Seringkali wanita tak butuh persoalannya terpecahkan, yang penting ia didengarkan.
Diamond #1 of Womanology > CONNECTION: “Build sincere EMOTIONAL CONNECTION. RELATE her with your brand. LINK her with each other”
Wanita membeli produk bukan melulu karena alasan fungsional seperti kualitas nomer satu, awet dan tahan lama, atau murah meriah. Wanita membeli brand juga untuk membentuk emotional connection dengan brand tersebut. Kaum hawa membeli sebuah brand karena mereka menyukai dan bisa mengkoneksikan dirinya dengan brand tersebut. Ini berbeda dengan konsumen pria yang umumnya membeli brand karena superioritasnya. Dalam beberapa kategori produk tertentu brand bahkan dijadikan wanita sebagai alat untuk ekspresi diri (self-expression).
Kenyataan ini relevan dengan amatan John Gray, penulis buku laris Men Arew from Mars, Women Are from Venus, yang mengatakan. “Men value power, competence, and achievement. They need to achieve results by themselves. Women value feelings and the quality of relationships,” Ya, reason to buy konsumen wanita banyak dilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan emosional; sementara konsumen pria lebih dipengaruhi alasan rasional. Tak heran, karena menurut survei Harvard University (2001), limbic cortex yaitu bagian otak yang bertanggung-jawab mengatur emosi seseorang, memiliki ukuran yang lebih besar untuk wanita dibandingkan pria.
Note: Tanggal 28 September 2010 ini saya (bersama dua co-author lain Dyah Hasto Palupi dan Teguh S. Pambudi, keduanya wartawan majalah SWA) akan meluncurkan buku Womanology: The Art of Woman Marketing yang berisi analisis mengenai 40 kasus pemasaran di Martha Tilaar Group (MTG). Dari analisis kasus tersebut kami merumuskan model “The Diamond of Womanology“. Berikut ini adalah tulisan singkat mengenai gambaran isi buku.
***
Needs, want, dan expectation berikut perilaku konsumen wanita (woman customers) dengan berbagai kompleksitasnya merupakan “black box” yang sulit diurai oleh marketers. Di sisi lain wanita (terutama ibu) memegang keputusan pembelian — mulai dari keperluan rumah tangga, pendidikan dan kesehatan anak, hiburan, hingga asuransi — dengan nilai uang yang sangat besar. Itu sebabnya pasar wanita (woman market) merupakan pasar yang selalu challenging untuk ditarget. Membaca buku ini Anda akan diajak melakukan “journey” memahami dan menyelami woman market di Indonesia.
Journey tersebut dilakukan dengan menelusuri 40 kasus pemasaran dari merek-merek yang ada di lingkungan Martha Tilaar Group (MTG). Mencermati kasus-kasus pemasaran orisinil MTG ini Anda akan terbawa lebih jauh lagi untuk mendalami seluk-beluk kondisi psikografis dan perilaku konsumen wanita Indonesia. Itu sebabnya buku ini kami beri judul “Womanology”. Ya, karena pemahaman terhadap kondisi psikografis dan perilaku konsumen wanita tersebut membentuk semacam “bangunan pengetahuan” mengenai dunia wanita Indonesia. Kalau Anda teliti, kasus-kasus pemasaran dalam buku ini merefleksikan pemahaman yang mendalam terhadap karakteristik konsumen wanita di Indonesia. Ini akan memberi Anda perspektif yang sangat kaya mengenai “ilmu tentang wanita Indonesia”.
Berdasarkan analisis kritis terhadap 40 kasus pemasaran tersebut, penulis ini merumuskan sebuah konsep pemasaran untuk menarget pasar wanita, yang diberi nama, “The Diamond Model of Womanology”. Konsep ini mengandung 5 unsur, yaitu: Connection, Value, Care, Empathy, Trust. Lima unsur ini adalah elemen-elemen kunci yang harus diperhatikan setiap marketers untuk bisa menaklukkan dan memnangkan hati wanita. Lima hal inilah butir-butir pelajaran paling berharga dari buku ini. Secara lebih sistematis ke-lima unsur tersebut kami formulasikan sebagai berikut:
#1. CONNECTION
Build sincere emotional connection.
Relate her with your brand. Link her with each other
#2. CARE
She wants to be cared and appreciated.
Listen to her! Understand her!
#3. VALUE
Woman is the most value-oriented creature.
She will pay to get exactly what she wants.
Offer her a solution, not just a list of features
#4. EMPATHY
Be an empathetic brand.
Touch woman’s deepest heart with your love and passion.
#5. TRUST
Remember, trust is the most important emotion in a sale to woman.
If you’re not trusted, you’ll never earn her heart