Tahun 2014 yang akan segera kita masuki adalah tahun yang penuh ranjau. Di bidang politik kita tahu Pemilu (lengkap dengan money politic-nya) bakal memicu instabilitas dan gerahnya suhu politik nasional. Dengan kondisi yang kurang menentu, pelaku bisnis akan cenderung “wait and see” untuk mengurangi risiko usaha, setidaknya hingga akhir tahun.
Di bidang ekonomi ranjaunya tak kalah gawat. Kita tahu rupiah terus terjun bebas, hingga akhir tahun ini sudah menembus ambang batas Rp.12.000. Biangnya struktural, karena impor kita yang jauh lebih perkasa ketimbang ekspor. Sudah 27 bulan kita mengalami defisit neraca transaksi berjalan (saat ini 3,78% dari PDB), sebuah rekor dalam sejarah perekonomian Tanah Air. Celakanya, perekonomian AS kian menggeliat (AS mulai meluncurkan kebijakan tappering off) sehingga dolar kian kokoh.