Politisi, pengamat, budayawan merespons kebijakan mobil murah (LCGC: low cost, green car) dengan beragam cemoohan. Ada yang menuduh kebjakan ini akan menjadi biang kian mampetnya lalu-lintas Jakarta. Ada yang menyebut kebijakan ini predator, karena mematikan kebijakan transportasi massal. Ada juga yang menuduh mobil murah akan memperhitam langit Jakarta.
Saya melihatnya lain. Dengan duka yang sangat mendalam, saya melihat kebijakan ini merupakan “momentum bersejarah” takluknya industri otomotif nasional di tangan jejaring kapitalisme global. Kita tahu di industri ini 100% pasar bumi pertiwi dikuasai brand asing. Bagi saya, pasar mobil murah (dengan harga di bawah 100 juta) merupakan “benteng terakhir” perlindungan pasar otomotif nasional dari hegemoni merek global.