Ya, pemimpin yang hebat adalah guru yang mumpuni. Kenapa begitu? Coba saja lihat, tugas seorang guru. Tugas dan misi termulia dari seorang guru adalah “mewariskan” apa yang dimilikinya kepada para muridnya. Apa saja yang diwariskan? Saya membaginya menjadi tiga elemen utama yaitu: pengetahuan (knowledge), keahlian dan pengalaman (skill), dan sikap, perilaku, budi pekerti (attitude). Berbekal knowledge-skill-attitude (untuk singkatnya sebut saja: KSA) itu si guru berupaya membentuk si murid untuk menjadi seperti dirinya. Jadi by-default seorang guru haruslah menjalankan fungsi role-modeling. Nggak bisa si guru mengajarkan kepada si murid tapi cuma omong doang tanpa dia mempraktekkannya.
“Karya terbesar” seorang guru adalah “warisannya” yaitu, si murid yang sudah tertempa KSA-nya hingga menjadi seperti dia, bahkan melebihinya. Guru yang baik adalah mereka yang total menumpahkan KSA yang dimilikinya kepada si murid tanpa tersisa sedikitpun. Karena itu kalau kita nonton film Star Wars, saat-saat Yoda memberikan ilmu terakhir yang dimilikinya kepada si murid Luke Skywalker adalah momen-momen berharga yang digambarkan secara dramatik dan sarat makna.
Guru juga selalu melayani (serve) dan berkorban (sacrifice) untuk kebaikan dan keutamaan si murid. Itu sebabnya oleh pemerintah jaman Orde Baru mereka mendapatkan julukan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Guru yang hebat adalah mereka yang secara tulus-ikhlas berkorban demi untuk kebaikan, kesuksesan, dan kejayaan murid-muridnya. Guru bukanlah pekerjaan yang selfish. Guru yang hebat peduli pada muridnya ketimbang dirinya sendiri. Hakiki seorang guru adalah pelayanan, pengabdian, dan dedikasi diri kepada orang lain. Guru adalah sebuah compassion.