Hari Jumat (16/1) kemarin saya diundang oleh NET TV untuk menjadi nara sumber di program pagi Indonesia Morning Show @IMS_NET. Di situ saya diminta untuk mengomentari, dari sudut pandang marketing tentu, sepang-terjang seorang kreatif Dade Akbar pemilik akun Instagram @warteg_gourmet. Dade membuka akun @warteg-gourmet Oktober tahun lalu. Seseorang membuka akun Instagram tentulah biasa, namun ide di balik akun Instagram Dade begitu luar biasa.
Luar biasa, melalui akun tersebut Dade berupaya untuk “mengentaskan” warteg dari citra kepapaan. Kita tahu warteg alias warung Tegal identik dengan makanan untuk kaum kelas kambing. Tapi oleh Dade warteg coba dilambungkan setinggi langit menjadi sebuah “fine art of food” yang bergengsi. Warteg disulap menjadi “haute cuisine” yang berkelas. Kalau di dunia fesyen ada “adibusana”, sebut saja ini “adiboga” bintang lima.
Caranya gimana? Melalui foto-foto indah di Instagram Dade mencoba menyajikan menu-menu warteg dalam wajah gourmet yang mewah dan estetis. Di tangan Dade menu-menu warteg dari tempe goreng, telur dadar, hingga krupuk kampung di tata dengan sentuhan culinary art yang ciamik. Walhasil, banyak warga netizen kepincut pada olahan ide Warteg Gourmet dan Dade pun kebanjiran pesanan. Saat saya tanya rencananya, Dade mengaku kini sedang mempersiapkan segala sesuatunya agar hobi dan passion-nya itu berubah menjadi sebuah bisnis besar yang menguntungkan.
Mengamati sepak-terjang Dade merintis bisnis di Instagram, ada satu pertanyaan kunci yang menarik untuk ditemukan jawabannya: Bagaimana Anda mengumpulkan massa netizen dalam jumlah besar dan kemudian memberdayakan mereka untuk mempromosikan bisnis yang kini Anda rintis. Inilah pertanyaan terpenting ketika Anda mau berbisnis di Instagram. Saya punya tiga jawaban yang mudah-mudahan bisa menginspirasi para Instagrampreneur.
Ini dia videonya: Indonesia Morning Show – NET TV
Cool
Pertama, bisnis Anda harus memiliki cool factor. Hanya jika bisnis Anda cool, maka ia akan seru dibicarakan oleh netizen. Kalau bisnis Anda boring, maka siapapun tak akan memedulikannya. Kenapa Warteg Gourmet cool? Dari namanya saja kita sudah bisa mengendus cool factor dari Warteg Gourmet. Kalau nama akun “Warteg” saja atau “Gourmet” saja mah biasa. Tapi kalau dua nama yang berseberangan 180 derajat itu dipersatukan, itu baru luar biasa.
Cool factor Warteg Gourmet terletak pada big idea di balik brand ini, yaitu mengangkat citra warteg setinggi langit dengan menyajikannya setara dengan sajian kuliner hotel bintang lima. Warteg yang biasanya hadir di warung-warung pojok pasar Inpres, dikonsumsi sopir taksi dan kuli bangunan, kini disajikan dalam tampilan gourmet yang layak dicicipi kalangan atas nan tajir. Cool factor dari Warteg Gourmet terletak pada kebaruan dan keotentikan ide, kepedulian pada kuliner lokal, dan kreatifitas yang menentang arus.
Story
Warteg Gourmet juga sarat dengan brand story. Itulah yang menjadikan netizen demikian penasaran dan begitu senang hati memperbincangkannya. Apa saja cerita-cerita yang mengitari Warteg Gourmet? Bisa cerita mengenai passion Dade dalam memberikan sentuhan estetik terhadap menu warteg yang ia sajikan. Bisa cerita mengenai kepedulian seorang anak negeri terhadap kuliner lokal yang kian terpinggirkan oleh dominasi kuliner global macam McD atau KFC. Bisa juga cerita mengenai proses kreatif Warteg Gourmet dalam menamai kreasi-kreasinya (Menu tempe goreng dengan tumis brokoli misalnya, diberi nama seksi: “deep fried flat bed bean curd topped with stir fried chilli squid and steamed broccoli finished with droplets of chilli squid oil’’).
Ingat, stories create emotions, engagement, and involvement. Stories are connecting people. Cerita menciptakan emosi mengharu-biru. Cerita bisa memicu interaksi dan keterlibatan audiens yang intens. Dan yang terpenting, cerita menjadikan sesama kita saling terkoneksi satu sama lain. Karena itu jika Anda berbisnis di Instagram pilihannya cuma satu: Anda harus menjadi “master storyteller”.
Crowd
Sehebat apapun cool factor dan story yang dimiliki brand tak akan berarti apa-apa jika Anda tak memiliki massa netizen yang siap berjibaku menggulirkan viral positif mengenai brand Anda. Siapa massa netizen dari Warteg Gourmet? Siapapun! Ya, karena siapapun kita pasti passionate kalau membicarakan masalah makanan dan urusan isi-mengisi perut. So, dalam urusan crowd alias komunitas massa netizen Warteg Gourmet mendapatkan kemewahan luar biasa, karena ada di mana-mana. They are already there.
Warteg Gourmet tahu persis bahwa Instagram merupakan medium yang sangat ampuh untuk menggulirkan viral perbincangan di kalangan para foodies. Kenapa? Karena medium gambar memang jauh lebih engaging dan lebih shareable dibanding kata-kata. Foto-foto menu yang estetik dan mengundang selera merupakan sasaran empuk bagi para foodies untuk mempergunjingkannya.
Melihat kasus Warteg Gourmet, kita jadi sadar bahwa Instagram memberikan kita peluang luar biasa untuk merintis dan membangun bisnis. Mencermati sepang-terjang Dade Akbar, kita jadi sadar bahwa sesuatu yang awalnya sebatas keisengan, rupanya bisa berujung menjadi bisnis yang luar biasa menguntungkan. Kita jadi sadar bahwa: “Instagram means business.”
Sebuah kebodohan luar biasa jika kita hanya menjadikan akun Instagram sebagai medium untuk menggosip, narsis, dan urusan remeh-temeh yang lain. Mulai detik ini juga Anda harus memutar otak untuk menjadikan Instagram sebagai mesin uang Anda. Jangan mau kalah: kalau Warteg Gourmet bisa, kenapa Anda nggak bisa. Selamat mencoba.