Jumat malam (5/7) lalu di markas Obrolan Langsat (#Obsat), Jl. Langsat, Kebayoran Baru, saya kumpul bareng teman-teman Twitter ngobrol ngalor-ngidul berbagi dan bertukar ide ditemani “sego kucing” (menu favorit angkringan khas dusun Mbayat, Klaten) dan teh jahe panas kebul-kebul. Terlalu high-end kalau disebut forum diskusi; mungkin lebih tepat disebut “cakrukan” mengacu pada tradisi kongko-kongko yang dulu waktu mahasiswa sering saya lakukan di warung angkringan pojok kampus UGM, Bulaksumur.
Di situ komplit berkumpul mulai dari entrepreneur, penulis buku, wartawan, aktivis dan pemimpin komunitas (movement leader), konsultan, pakar HAKI (hak atas kekayaan intelektual), sampai selebritas stand-up comedy. Seru banget kami ngobrolin brand lokal. Kami ngobrol tentang brand lokal yang kian terhimpit oleh ekspansi brand global. Kami seru sharing mengenai beberapa local cool brand (seperti: Kopi Kultur di Bali atau Sour Sally yang banyak dikira sebagai brand asing) yang membanggakan. Tak ketinggalan kami membedah kampanye word of mouth batik dan fenomena “boom distro” tahun 2000-an.