Oktober 2010 untuk pertama kalinya saya memperkenalkan istilah Consumer 3000 dan sejak itu di mana-mana (di seminar-seminar, di Twitter, di diskusi-diskusi, ngobrol dengan klien, di manapun) saya bicara memperkenalkan terminologi baru itu. Angka 3000 saya ambil karena angka tersebut merupakan angka ambang batas (treshold) GDP perkapita dimana suatu negara akan mencapai akselerasi perkembangan ekonomi (accelerated development) yang luar biasa. Harap diketahui sejak akhir tahun 2010, untuk pertama kali dalam sejarah negeri ini kita melampaui angka tersebut.
Angka itu sekaligus juga menjadi treshold mulai siknifikannya jumlah kelas menengah di Indonesia. Saat ini jumlah mereka (menurut Bank Dunia dengan kriteria pengeluaran $2-20 perhari) telah mencapai 134 juta, lebih dari 50% jumlah penduduk kita. Jumlah kelas menengah yang siknifikan akan menjadi pendorong perkembangan ekonomi yang luar biasa. Lapis kelas menengah yang kokoh ini memilki peran strategis baik dari sisi konsumsi (demand) berupa terbentuknya pasar yang besar, maupun dari sisi produksi (supply) karena mereka berpotensi menjadi entrepreneur yang menjadi driver pertumbuhan.