Tulisan ini diinspirasi saat saya mendapatkan buku dari teman-teman komunitas Langsat beberapa waktu lalu. Buku tersebut berjudul, #KoinKeadilan: Media Sosial dan Gerakan Massa – Belajar dari Pengumpulan Koin Untuk Prita Mulyasari. Buku yang ringkas dan simple tapi sarat pelajaran ini menginspirasi saya mengenai kekuatan media sosial seperti Twitter dan Facebook. Otak saya tergelitik oleh judul buku yang menggunakan tanda hashtag (tanda pagar #) yang kemudian menyadarkan saya mengenai powerful-nya hashtag di Twitter sebagai “alat” untuk menggalang gerakan massa.
Jangan remehkan hashtag. Sebuah mesin kekuasaan yang demikian otoriter, kokoh dan angkuh seperti pemerintahan Hosni Mubarak pun “takluk” oleh tiga hashtag yang mampu memobilisir rakyat mesir yaitu: #jan25, #Cairo, #suez. Tiga hashtag itu menjadi semacam alat “pemersatu” rakyat Mesir untuk menggulingkan kekuasaan otoritor yang sudah begitu menindas selama 30 tahun. Tiga hashtag itu yang memicu gelombang viral yang menyadarkan rakyat mesir bahwa pemerintah mereka tiran dan korup, sehingga harus secepatnya diakhiri. Tiga hashtag itu pula yang memungkinkan rakyat Mesir memiliki suntikan semangat dan dukungan dari masyarakat internasional.