Jangan samakan para ARMY (fans BTS) yang membeli “BTS Meal” kemarin…
…dengan kita-kita (bukan fans berat BTS) yang membeli paket French Fries + Cola + Nugget biasa di McD.
Yang pertama adalah CUSTOMER EVANGELIST. Sementara yang kedua adalah customer biasa.

Keduanya beda sama sekali; layaknya BUMI dan LANGIT.
French fries + Cola + Negget have PRICE…
Yet for ARMY, “BTS Meal” is PRICELESS… tak ternilai oleh uang.
Itu sebabnya di Tokopedia, ada yang menjual bungkus “BTS Meal Packaging Limited Edition” dengan harga fantastis 100 juta perak.
Bagi ARMY, membeli “BTS Meal” itu bukan membeli PRODUK, tapi membeli KEBANGGAAN. It’s about PROUDNESS, not just about PRODUCT.
Bagi ARMY, membeli “BTS Meal” itu bukan sekedar masalah KONSUMSI, tapi sudah merupakan masalah EKSISTENSI DIRI.
Ya, karena kalau sampai mereka tak memilikinya, maka eksistensinya sebagai ARMY diragukan. Di lingkaran tribes ARMY, ini menjadi semacam “AIB tak termaafkan”.
Bagi ARMY, membeli “BTS Meal” itu adalah bentuk “PERSEMBAHAN” (“sacred devotion”) kepada idola-idola mereka, tujuh personel BTS.
Bagi ARMY, BTS bukanlah sekedar grup musik dengan hits-hits yang mendunia, tapi sudah merupakan WAY OF LIFE.
Bahkan REASON FOR BEING, alasan keberadaan mereka. Alasan kenapa mereka hidup. Persis seperti kata Bon Jovi: “It’s MY LIFE”.
Hubungan ARMY dengan BTS bukanlah sekedar hubungan fans-bintang, tapi sudah merupakan SPIRITUAL CONNECTION.
Itu sebabnya Jesper Kunde menyebut BTS bukanlah sekedar brand biasa, tapi sudah menjadi BRAND RELIGION bagi para ARMY.
(Walaupun saya kurang setuju dengan istilah terakhir ini karena terlalu berlebihan).
Dengan memahami sosok CUSTOMER EVANGELIST di atas, menjadi jelas kenapa “BTS Meal” begitu heboh dan menjadi viral di seantero negeri.
Sebabnya cuma satu:
“The power of CUSTOMER EVANGELIST”.
Follow @yuswohady @inventureknowledge
www.yuswohady.com
Sumber gambar: Collins-Murphy