Kamis malam lalu, bertempat di hotel Sultan, tiga produsen yang merupakan top local champions: Sido Muncul, Sosro, kacang Dua Kelinci sepakat “mendeklarasikan” kampanye branding bersama2 (co-branding) dengan tema nasionlistik/patriotik: “cinta produk lokal”. Iklan TV nya sudah muncul, saya denger Rabu ini akan mulai iklan print-nya di Kompas satu halaman, dan akan terus berlanjut iklan TV, Radio, dan print.
Kampanye semacam bukanlah barang baru malah sudah terkesan klise, karena dulu di jaman pak Harto kampanye “Aku Cinta Produk Dalam Negeri” bahkan sudah dijadikan gerakan nasional, walaupun kita tahu program ini berujung pada jargon dan slogan sebatas di mulut. Pertamina juga menggunakan pendekatan yang sama dgn tagline “Kita untung Bangsa Untung”. Program ini serupa, banyak dicibir orang, maka kemudian keluar tagline orang-orang iseng seperti: “Pertamina Untung Bangsa Buntung” atau “Kita Untung, Bangsa Untung, Koruptor Untung”.
Lalu bagaimana dengan yang ini? Saya melihatnya ini agak beda. Kenapa? Krn pertama, tiga local champions ini tentu menjadi semacam “jaminan mutu”. Merek bukanlah penerima proteksi pemerintah yang malas, mereka besar karena tetesan keringat, brand yang mereka ciptakan juga brand-brand hebat yang ampuh melawan pesaing global. Saya kira menyedihkan sekali kalau kita “dipaksa” memakai produk dalam negeri tapi produk tersebut menyedihkan kualitasnya. Jadi co-branding ini menjadi semacam ajakan moral bagi anak bangsa untuk bangkit membangun brand-brand hebat, bukan sebaliknya mengajak malas karena buaian proteksi dan KKN.
Kedua, kampanye tersebut diluncurkan di tengah krisis yang sedang meradang dimana kini muncul tren adanya proteksionisme negara maju. kalau Obama mengampanyekan produk dalam negeri dan menafikkan produk impor termasuk dari Indonesia, mosok kita tinggal diam. Mosok Amerika hanya ngomong liberalisasi dan perdagangan bebas ketika kondisinya menguntuingkan mereka, dan kini ngomong proteksionisme ketika dia sedang terhimpit. Bangsa kayak apa kita ini kalau diam menerima perlakuan tidak adil (dan tidak senonoh… hehehe 🙂 macam itu.
Co-branding tiga local champions itu menjadi relevan ketika kita dihadapkan pada kondisi ekonomi global yang tidak menguntungkan semacam ini dan diperlakukan tidak adil oleh negara2 raksasa yang sombong dan hegemonis.
Karena itu saya menyebut aksi tiga produsen itu sebagai “smart momentum marketing in time of crisis”, kenapa? karena mereka cerdas memanfaatkan momentum krisis dan menggugah nurani nasionalisme kita sebagai anak bangsa. Asal nggak ditunggangi Parpol ya… Gerindra or Hanura… kalau ditunggangi, payaaaaaaaaaah deh!!!
Itu menurut saya lho, nggak mesti bener… sekarang kan jaman horizontal…. 🙂