Seth Godin mengeluarkan buku baru yang akan dilaunch pertengahan oktober ini. Judulnya, Tribes: We Need You to Lead Us. Karena naskahnya memang belum ada, saya belum bisa meresensinya, namun saya mendapat bocorannya. Berikut ini bocoran buku tersebut, silahkan download.
Introduction
Dalam perjalanan Bandung-Jakarta, di dalam mobil saya mencoba coret-coret untuk membikin sebuah matriks untuk menggambarkan posisi brand-brand top dunia dalam hal kemampuan mereka menjalankan strategi E = wMC2. Matriks tersebut saya beri nama: Matriks E = wMC2.
Hasilnya adalah seperti terlihat pada gambar berikut. Saya bagi matriks ini menjadi dua sumbu. Sumbu vertikal menjelaskan kemampuan brand dalam membangun komunitas pelanggan (semakin ke atas “high communitized”; semakin ke bawah “low communitized”). Sementara sumbu horisontal menjelaskan kemampuan brand dalam menciptakan evangelist/ambassador di kalangan pelanggan (semakin ke kanan “high evangelized”; semakin ke kiri “low evangelized”).
Dari matriks tersebut saya menemukan kesimpulan bahwa semakin brand-brand tersebut menuju ke posisi kanan-atas dari matriks, maka semakin brand tersebut menggunakan pendekatan “horizontal” marketing (“many-to-many”). Sebaliknya semakin brand-brand tersebut berada di posisi kiri-bawah, maka semakin pula brand tersebut menggunakan pendekatan “vertical” marketing (“one-to-many”).
* Ini adalah tulisan berseri saya mengenai E = wMC2 di majalah Warta Ekonomi bulan Juni 2008
Selama 3 bulan terakhir ini, saya dibikin mabuk kepayang oleh rumus yang saya jadikan judul tulisan ini. Kemanapun saya pergi: rapat di kantor, presentasi di klien, mengajar di kelas, seminar di kampus, bahkan jalan-jalan di mal hari minggu pun rumus tersebut berputar-putar kencang di atas kepala saya. Sampai-sampai makan saja nggak enak, tidur pun nggak nyenyak, karena otak saya terisi penuh dengan rumus itu. Pokoknya seperti ABG mabuk cinta rasanya.
Menariknya, semakin rumus itu dipikir-pikir semakin kelihatan keindahan dan kemolekannya. Tak hanya itu, saya sudah seminarkan rumus itu di empat kota Jakarta, Bandung, Semarang, dan Medan. Dan dari banyak berdialog dan berdiskusi dengan peserta seminar makin kelihatan indahnya rumus tersebut. Harap Anda tahu tulisan ini saya bikin di atas pesawat GIA 183 dalam perjalanan dari Medan ke Surabaya, di mana malamnya saya bicara di seminar kelima safari saya dengan judul rumus tersebut.