Miris!
Mendengar pilot Batik Air tertidur 28 menit saat mengemudikan pesawat.
Ada 153 nyawa di dalam pesawat tersebut, dan mereka melakukan kecerobohan yang bisa mengancam nyawa konsumen.
Pelayanan paling dasar sekaligus paling krusial dari jasa transportasi adalah RASA AMAN.
Layanan bintang lima sehebat apapun tak akan ada artinya jika CORE SERVICE ini terabaikan.
RASA AMAN adalah sumber TRUST konsumen.
Sementara, Customer TRUST adalah ROH sebuah brand.
RASA AMAN adalah layanan paling BASIC tapi sekaligus paling COMPLICATED.
Bayangkan, bagaimana bisa maskapai mengatur si co-pilot utk tidak menjaga bayi kembarnya yang baru lahir.
So pasti tidak bisa.
Padahal menurut si co-pilot, biang dia tertidur adalah karena kecapekan ngurusi si bayi.
So, kebijakan, aturan, tata kelola, evaluasi, sanksi berat, bahkan pemecatan aja tak cukup.
Yang dibutuhkan Batik Air dan maskapai manapun adalah CORPORATE CULTURE.
DARURAT!!!
Mereka harus menegakkan CULTURE of SAFETY ke seluruh orang di dalam organisasi, baik manajemen maupun jajaran frontliner penyampai layanan.
Menjadikan SAFETY sebagai sebuah CULTURE artinya menciptakan rasa aman sebagai sebuah HABIT.
Ketika sudah menjadi HABIT, maka kita tak akan lupa, tak akan lalai.
HABIT tertanam dalam di hati.
Contohnya, ketika sholat Subuh sudah menjadi HABIT bagi kaum muslim, maka mereka tak perlu weker. Saat waktu Subuh datang OTOMATIS mereka akan terbangun.
OTOMATIS adalah kata kunci HABIT.
Begitupun co-pilot Batik Air. Ketika HABIT of SAFETY sudah tertanam di dalam jiwa, maka mau anaknya kembar sepuluh, secara OTOMATIS ia akan mengatur waktu istirahatnya, agar saat mengudara 1000% fit.
HABIT tak perlu diatur-atur. Ia SELF-REGULATED.
Yang dibutuhkan Batik Air adalah REVOLUSI MENTAL pembentukan HABIT tak hanya di kalangan pilot, tapi seluruh karyawan dari CEO hingga satpam.
Karena menciptakan RASA AMAN konsumen bukan pekerjaan satu orang, tapi KERJA TIM seluruh jajaran.
Batik Air sedang krisis kronis: DARURAT RASA AMAN!!!
by @yuswohady