Be the FIRST is always RISKY.
Tapi betul, “high RISK, means high REWARD”
Challenge inilah yang kini dihadapi Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air ev sebagai pemain pertama di pasar mobil listrik.
- Menjadi Brand TOP OF MIND
- Merintis konsumen FIRST ADOPTERS
- Membentuk customer FIRST EXPERIENCE
Sebagai pemain pertama, mereka memiliki apa yang disebut FIRST-ENTRANT ADVANTAGES:
Namun di balik “kemewahan” tersebut, menjadi THE FIRST juga memiliki risiko tak kecil.
Inilah yang dialami Ioniq 5 minggu ini ketika ada konsumen yang mengeluhkan mobilnya mogok karena baterainya drop dari 80% menjadi 0%. Mobil juga tak bisa dicas.
Untung CUSTOMER HANDLING Hyundai sigap sehingga komplain konsumen tak sampai meradang dan tak berujung viral.
Dalam beberapa bulan ke depan “ranjau-ranjau” komplain konsumen seperti ini bakal terus dihadapi dan kalau sampai BLUNDER menangani, konsumen akan marah dan menyebar BAD MOUTH di medsos.
Kalau bad mouth dan DE-MARKETING terus-terusan terjadi maka ujung-ujungnya konsumen bisa KAPOK beli mobil listrik.
Menjadi FIRST-entrent player memang tak mudah!
Kalau ada FIRST-entrant advantage, tentu ada SECOND-entrant advantage.
Yup, posisi inilah yang kini diambil oleh Toyota, Honda, Mitsubishi, Suzuki sebagai pemain INCUMBENT mobil bensin.
Mereka akan mengambil keuntungan dari KESALAHAN yang dilakukan pemain pertama.
Mereka menyerahkan EDUKASI pasar dan PROBLEM SOLVING produk ke pemain pertama.
Setelah si pemain pertama babak-belur dengan komplain konsumen dan arah penyempurnaan produk mulai jelas terlihat maka inilah MOMENTUM EMAS bagi si pemain kedua untuk masuk pasar.
Mana yang lebih cerdas dalam perebutan singgasana pemimpin pasar mobil listrik?
Apakah Hyundai cs or Toyota cs?
Waktu akan membuktikan siapa yang bakal menang dalam perang THE FIRST vs THE SECOND.
Follow ???? @yuswohady