Winter is getting LONGER.
Masa-masa PACEKLIK startup kian berkepanjangan.
Berakhirnya pandemi rupanya tak serta-merta membuat kita lolos dari krisis ekonomi global.
Kini justru kita ada di ambang krisis global baru, yang dipicu:
- Meletusnya perang Rusia-Ukraina
- Melonjaknya harga energi dan komoditas
- Global supply-chain bottleneck.
- Ancaman STAGFLASI (inflasi tinggi + pertumbuhan stagnan).
- Pengetatan pasar finansial global (kapital kian mahal).
Lalu apa dampak fatalnya ke startup?
Kemewahan kucuran uang tanpa seri dan foya-foya bakar duit sudah berakhir. Modal duit startup kian kering-kerontang. Seri pembiayaan ditunda bahkan dihentikan sehingga sontak terkena STROKE.
Investor kian kejam menuntut tiga hal ini:
- Profit
- Cashflow
- Sustainability
Tak heran jika startup di 3 market utama Cina, India, Indonesia putar haluan merombak strateginya.
Setidaknya ada 3 SURVIVAL STRATEGY yang diambil startup di tengah VUCA ini:
- Cut Cost
- Right Sizing
- Pivot & Repositioning
Startup dipecut untuk mencapai “DEFAULT ALIVE”.
Yaitu, berdasarkan posisi pengeluaran, pertumbuhan, dan likuiditas saat ini, startup harus segera mewujudkan laba sebelum modal betul-betul habis kering-kerontang dalam 2-3 tahun ke depan.
Di tengah gonjang-ganjing ini, MEGA VALUATION yang mereka dapat sebelumnya mulai dipertanyakan pasar. Pasar pun mulai sadar bahwa startup yang selama ini dielu-elukan sebagai “market star” ternyata tak lebih dari sekedar “pepesan kosong”.
Kepercayaan kepada startup kini di titik TERENDAH.
Dan bisa ditebak, STARTUP BUBBLE tinggal tunggu waktu kapan meledaknya.
Kalau dulu startup identik dengan CERITA SUKSES. Maka kini berbalik menjadi cermin CERITA GAGAL.
Apakah PHK Shopee menjadi titik awal DOMINO EFFECT tumbangnya startup episode II?
Wah kok kayak drakor aja, berseri-seri… ????
Follow ???? @yuswohady