Perubahan yang paling sulit adalah mengubah BUDAYA.
Itulah sebabnya Pak Jokowi marah-marah. Dan terlihat di video, sepertinya marah Pak Presiden sudah sampai ke ubun-ubun.
Sampai-sampai beliau minta, kalau perlu dirjennya ganti, bawahnya ganti. “Sapu bersih” ganti semua yang baru.
Ketika BUDAYA BIROKRATIS sudah mengeras puluhan tahun di kalangan aparat kita, maka melunakkan dan mencairkannya butuh kerja super ekstra..
Gampangnya, budaya birokratis ini mindset-nya: “Kalau bisa DIPERSULIT kenapa harus DIPERMUDAH“.
Atau kalau dalam istilah Pak Jokowi: “Auranya MENGATUR dan MENGONTROL sehingga akhirnya MENYULITKAN.”
Padahal birokrasi yang agile dan modern harusnya MELAYANI dan memberikan SOLUSI.
Atau kalau kata Pak Jokowi, “Harusnya MEMUDAHKAN dan MELAYANI”.
Mindset melayani dan memberikan solusi adalah mindset sosok ENTREPRENEUR.
Sosok ENTREPRENEUR selalu melayani dan memberikan solusi terbaik kepada setiap konsumennya.
Birokrat ber-mindset ENTREPRENEUR akan selalu melayani dan memberikan solusi terbaik kepada MASYARAKAT yang menjadi konsumennya.
Itu sebabnya 30 tahun lalu David Osborne sudah mengingatkan bahwa “reinventing the government” tak lain adalah mencangkokkan ENTREPRENEURIAL MINDSET di dalam sanubari setiap birokrat.
Ini tak semudah membalikkan tangan, butuh waktu bertahun-tahun.
Nyatanya negeri ini sudah ganti tujuh Presiden birokratnya masih saja sama, tak ada perubahan.
Kalau kata arek Suroboyo: “Panceeet ae”