Sebabnya bisa bermacam-macam…
Yang paling banyak dikarenakan: produk pesaing lebih bagus, harga naik, atau kualitas yang menurun.
Tapi faktor paling menggigit penyebab konsumen pindah ke lain hati adalah WORD OF MOUTH (WOM) atau customer RECOMMENDATION.
Contohnya adalah abang ojol pindah dari Pertalite ke Revvo 89 produksi VIVO.
Awal pindahnya konsumen dari Pertalite ke Revvo 89 karena harga Pertalite (90) naik menjadi Rp 10.000 dari Rp 7.650. Masyarakat menyerbu Revvo 89 karena harga tidak naik di posisi Rp 8.900.
Namun, tidak lama kemudian harga Revvo naik 2 kali menjadi 10.800 dan kemudian Rp 11.600. Lebih tinggi dari harga Pertalite.
Menariknya, harga yang lebih tinggi ini tidak serta-merta menyurutkan konsumen pindah ke Revvo 89 dari Pertalite.
Ada apa gerangan?
Biangnya adalah WOM.
Salah seorang abang ojol, Rahmat mengaku dirinya beralih karena dirasakan Revvo lebih irit. Itu telah ia bandingkan.
“Saya pernah coba membandingkan. Pagi saya Rp 30.000 Pertalite, terus kayak biasa narik. Kalo nggak kena jalur macet, ya segituan cukup untuk 30-33 km-an. Kalau Revvo 89, di saya bisa 35-38 km-an,” terang Rahmat kepada detikcom.
Awalnya, informasi ini ia dapatkan dari rekannya sesama ojol, kemudian ia membuktikan sendiri, dan kini selalu membeli Revvo 89 walau harganya lebih mahal dari Pertalite.
Lessons-learned-nya…
Beginilah cara WOM bekerja:
#1. Awalnya dengar dari TEMAN.
#2. Kemudian MEMBUKTIKAN
#3. Ketika terbukti, maka ia MEREKOMENDASIKAN ke teman lain.
Satu lagi teknik #FOMOmarketing ????
