“Romantizing your Brand & Customer to the Past”
Minggu ini ada 2 film yang membuat kaum Gen-X teraduk-aduk memorinya. Dua film ini membawa mereka bernostalgia pada masa-masa SMA di pertengahan tahun 1980 an.
Pertama adalah film “Top Gun: Maverick” dan “Stranger Things” (tayang di Netflix, dibintangi Winona Ryder).
Kalo film “KKN Desa Penari” mengaduk-aduk emosi calon penonton dengan FOMO, maka Top Gun menggunakan NOSTALGIA untuk memikat mereka.
Kenapa NOSTALGIA bisa menjadi alat ampuh untuk pemasaran?
#1. NOSTALGIA IS PRICELESS
Katakan 30 tahun lalu Anda SMA, lagi hot-hotnya pacaran, dan film percintaan pertama yang Anda tonton bersama si pacar adalah Top Gun …dan kini si pacar sudah menjadi istri Anda.
Apa yang Anda rasakan saat minggu ini Anda menonton “Top Gun: Maverick” bersama istri?
Sebuah pengalaman nostalgia yang tak ternilai harganya.
It’s PRICELESS
#2. NOSTALGIA IS SHAREABLE
Saat film Top Gun diputar di bioskop tahun 1986, kaum Gen-X banyak yang duduk di SMA dan film box office tersebut begitu mereka gandrungi.
Ketika 30 tahun kemudian mereka menonton “Top Gun: Maverick”, maka dengan heboh mereka akan sharing ke temen yang memiliki pengalaman yang sama melalui Fb or IG.
Itu sebabnya nostalgia cenderung menyebar dan menciptakan WOM (word of mouth) di kalangan orang yang mendapatkan pengalaman yang sama.
It’s SHAREABLE.
#3. NOSTALGIA SELLS
Ketika kita mendapatkan pengalaman yang tak ternilai, maka kita akan mau membayar berapapun untuk mendapatkan pengalaman tsb.
Karena nostalgia adalah PRICELESS, maka kita mau membayar berapapun.
Survei mengatakan, bahwa pengalaman nostalgia menjadikan konsumen mau membayar lebih. Artinya, nostalgia sangat menjual.
Nostalgia leads to SALES.
Follow ? @yuswohady
Visit ? consumeri.id