• Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Industry Megashifts 2021 (3)

by yuswohady December 14, 2020
December 14, 2020

Di tahun 2021 kita akan menghadapi perubahan peta industri besar, barangkali terbesar dalam sejarah peradaban umat manusia. 

COVID-19 telah meluluh-lantakkan sendi-sendi perekonomian, industri, dan bisnis yang memaksa kita memasuki dunia yang sama sekali baru: A WHOLE NEW WORLD.  

Di tahun 2021 kita akan menghadapi pergeseran industri maha dahsyat dan ekstrim, karena itu saya menyebutnya: INDUSTRY MEGASHIFTS. 

Bagaimana peta pergeserannya?

Secara sederhana saya kelompokkan ke dalam 3 bagian besar yaitu pergeseran di tingkat MEGA (“Changes), MACRO (“Competition”) dan MICRO (“Customer). Minggu lalu saya sudah menguraikan pergeseran industri yang pertama yaitu di level MEGA dan MACRO. Kali ini saya akan menguraIkan level yang terakhir yaitu: MICRO. 

III. MICRO: THE 4 NEW VALUE PROPOSITIONS 

Pergeseran di tingkat Mikro mencakup perubahan-perubahan besar yang menghasilkan perubahan perilaku konsumen di next normal. Ada empat perubahan besar di sisi konsumen ini yaitu: pertama, munculnya gaya hidup baru stay @ home lifestyle. Kedua fenomena back to the bottom of pyramid dimana kebutuhan konsumen kembali ke kebutuhan dasar. Ketiga, go virtual. Dan terakhir munculnya apa yang saya sebut empathic society. 

#1. Stay @ Home Lifestyle

Penyebaran virus COVID-19 yang masih terus melonjak selama 9 bulan terakhir menciptakan gaya hidup baru yang kami sebut: Stay @ Home Lifestyle.

Gaya hidup baru ini terbentuk karena di era pandemi semua semua aktivitas masyarakat terpaksa harus dilakukan di rumah. Mulai dari bekerja, berbelanja, belajar, menikmati hiburan, berobat, bahkan beribadah. Survei dari Kantar, hampir 80% masyarakat Indonesia menghabiskan waktu di rumah selama masa karantina.

Tak tak menentunya kapan krisis pandemi ini berakhir, gaya hidup baru ini akan semakin permanen bahkan setelah vaksin diproduksi dan didistribusikan. Contohnya untuk belanja online, WFH, home entertainment, hingga sekolah online. 

Stay @ Home Lifestyle akan memicu terciptanya apa yang kami sebut Stay @ Home Economy dimana begitu banyak industri yang berguguran (high-touch industries) namun di sisi lain tak sedikit industri yang justru menikmati pertumbuhan dahsyat (low-touch industries). 

Krisis COVID-19 membawa manusia seperti kembali ke zaman purba dimana hidupnya hanya di “gua”, yaitu rumah mereka. Welcome stay @ home economy.

#2. Back to the Bottom of the Pyramid

Kami di Inventure menyebut masa sebelum Maret 2020 saat WHO menetapkan COVID-19 sebagai bencana pandemi sebagai era “Leisure Economy” dimana kebutuhan konsumen bergerak cepat menuju puncak piramida Maslow yaitu Self Esteem dan Self Actualization. 

Pasca Maret 2020, secara mendadak umat manusia dipaksa memasuki era “Pandemic Economy” dimana kebutuhan konsumen berbalik arah dari awalnya “go to the top”, menaiki piramida Maslow menjadi “back to the bottom” menuju dasar piramida. 

Dengan merebaknya virus, kebutuhan-kebutuhan Self Esteem dan Self Actualization menjadi tidak prioritas lagi. Konsumen kembali ke kebutuhandasar yaitu Safety (health), Security (free of fear, employment), dan Physiological Needs (food, cloth, shelter). 

Consumer Megashit ini menghasilkan preferensikonsumen yang menuntut marketers melakukan perubahan value proposition yang mendasar.

#3. Go Virtual 

Di tengah pandemi industri-industri yang by-default bersifat “high-touch” seperti pariwisata, MICE, bisnis pertunjukkan, hingga sport pada berguguran. 

Di tengah berbagai aktivitas di industri-industri ini tidak bisa dilakukan secara fisik, maka medium digital menjadi solusi sementara, yang tak tertutup kemungkinan akan menjadi solusi selamanya. 

Maka tak terhindarkan lagi konsumen beramai-ramai “Go Virtual”, baralih dari medium “space” ke medium “screen”. Maka di masa pandemi istilah virtual hinggapun kian populer: virtual meeting, virtual concert, virtual exhibition, virtual prayer.

Menariknya, aktivitas virtual ini kian lama memiliki value bagi konsumen. Survei dari Nielsen misalnya, menunjukkan bahwa konsumen rela membayar tiket untuk menyaksikan konser secara personal.

#4. The Birth of Empathic Society

Krisis COVID-19 merupakan bencana kemanusiaan yang paling dahsyat abad ini dengan korban nyawa manusia yang begitu besar. 

Umat manusia di seluruh dunia terketuk hatinya menyaksikan ratusan ribu korban meninggal di seluruh dunia. Begitu banyak orang yang cemas, takut, dan mengalami kesulitan hidup.

Hikmahnya, COVID-19 telah menciptakan solidaritas dan kesetiakawanan sosial. COVID-19 melahirkan rasa senasib dan sepenanggungan yang melahirkan tujuan bersama (common goal) untuk melawannya. Tak heran jika rasa empati dan kepedulian berbagai pihak terhadap nasib sesama tumbuh luas di Tanah Air dan di seluruh dunia.

Berbagai gerakan kepedulian dan aksi solidaritas dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat secara genuine untuk mengurangi penderitaan orang-orang yang terdampak. Rasa simpati yang luar biasa diberikan kepada para nakes yang telah berjuang menyelamatkan para korban dengan risiko nyawa.

COVID-19 telah menciptakan masyarakat baru yang empatik, penuh cinta, dan welas asih terhadap sesamanya. Sesuatu yang langka ketika wabah belum mendera.

DOWNLOAD E-BOOK

Related posts:

  1. Industry Megashifts 2021 (2)
  2. Industry Megashifts 2021 (1)
  3. 6 Forces of Change 2021
  4. UKM Outlook 2021
  5. 5 Digital Consumer Megashifts
0 FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Industry Megashifts 2021 (2)
next post
Best Business Books 2020: My Picks

Baca Juga

Triple Disruptions Mengancam BUMN

June 6, 2021

“Kawin & Caplok”

June 4, 2021

The Fall of Asset-Heavy Company

May 26, 2021

The Fall of Branch

May 20, 2021

5S = Millennial Muslim Megashifts

April 30, 2021

Megashift #5: Comeback of Homecooking

March 26, 2021

Megashift #4: Healthiness Is the New Caring

March 24, 2021

The 4 Consumer Megashifts

March 18, 2021

Consumer Megashifts 10X10

March 14, 2021

Agility Is Your Most Valuable Asset

March 7, 2021

2 comments

Industry Megashifts 2021 (2) – yuswohady.com January 14, 2021 - 6:45 pm

[…] LANJUTKAN […]

Reply
Yanto March 10, 2022 - 10:56 am

Thx you for sharing the new paradigm Mas Yuswo
Terus berkarya utk Indonesia…

Reply

Leave a Comment

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • KENAPA REPUBLIKA CETAK HARUS TUTUP?

    January 30, 2023
  • MAL SEPI BAK KUBURAN

    January 30, 2023
  • KENAPA TIKTOK LEBIH POWERFUL DARI INSTAGRAM?

    January 30, 2023
  • FOMO (Fear Of Missing Out) Memicu EFEK DOMINO Menyebarkan Foto BOM BUNUH DIRI

    January 30, 2023
  • FOMO MOBIL LISTRIK

    January 30, 2023
  • Otentisitas bisa Menjadi Alat Diferensiasi Bisnis

    January 30, 2023
  • SLOGAN BARU JAKARTA

    January 19, 2023
  • RELIABILITY SPBU PERTAMINA

    January 19, 2023
  • MENDADAK TENIS ” FOMO Marketing Matters “

    December 5, 2022
  • PAMALI MARKETING PLAN 2023 PESIMIS

    December 5, 2022
  • 2023 TAHUN TERANG The Power of Self-Fulfilling Prophecy

    December 5, 2022
  • AKANKAH STARTUP BUBBLE PECAH?

    December 5, 2022
  • HABIS TERANG TERBITLAH GELAP FOMO matters.

    December 5, 2022
  • PHK META “Pelajaran Berharga”

    December 5, 2022
  • BAGAIMANA KONSUMEN PINDAH KE LAIN HATI?

    November 29, 2022
  • BIROKRASI MELAYANI BUKAN MENYULITKAN

    November 29, 2022
  • BLUNDER BAIM WONG Brand Harus Punya “Netizen Sensitivity”

    November 29, 2022
  • BRAND REPOSITIONING POLRI

    November 29, 2022
  • MENYIKAPI BRAND TERRORIST “Pelajaran dari Esteh Indonesia”

    November 29, 2022
  • FOMO MARKETING HYUNDAI IONIQ 5

    November 29, 2022

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • KENAPA REPUBLIKA CETAK HARUS TUTUP?
  • MAL SEPI BAK KUBURAN
  • KENAPA TIKTOK LEBIH POWERFUL DARI INSTAGRAM?
  • FOMO (Fear Of Missing Out) Memicu EFEK DOMINO Menyebarkan Foto BOM BUNUH DIRI
  • FOMO MOBIL LISTRIK
  • Otentisitas bisa Menjadi Alat Diferensiasi Bisnis
  • SLOGAN BARU JAKARTA
  • RELIABILITY SPBU PERTAMINA
  • MENDADAK TENIS ” FOMO Marketing Matters “
  • PAMALI MARKETING PLAN 2023 PESIMIS
  • 2023 TAHUN TERANG The Power of Self-Fulfilling Prophecy
  • AKANKAH STARTUP BUBBLE PECAH?
  • HABIS TERANG TERBITLAH GELAP FOMO matters.
  • PHK META “Pelajaran Berharga”
  • BAGAIMANA KONSUMEN PINDAH KE LAIN HATI?
  • BIROKRASI MELAYANI BUKAN MENYULITKAN
  • BLUNDER BAIM WONG Brand Harus Punya “Netizen Sensitivity”
  • BRAND REPOSITIONING POLRI
  • MENYIKAPI BRAND TERRORIST “Pelajaran dari Esteh Indonesia”
  • FOMO MARKETING HYUNDAI IONIQ 5
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top
yuswohady.com
  • Home
  • Biography