yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

New Marcomm Paradigm

by yuswohady July 18, 2020
July 18, 2020

Pandemi telah mengubah lanskap komunikasi pemasaran sehingga paradigma dan strateginya pun harus diredefinisi.

Ada tiga pergeseran besar yang mempengaruhi lanskap komunikasi pemasaran. Pertama di tingkat makro, adalah pergeseran dari “high-touch economy” menjadi “low-touch economy” dimana interaksi yang human-intensive semakin bergeser ke digital-intensive. 

Kedua di tingkat konsumen, adalah munculnya tren ke arah “go virtual” dimana berbelanja, bekerja, belajar, hingga menikmati hiburan kini semakin dilakukan secara virtual.

Ketiga di tingkat masyarakat, adalah terbentuknya apa yang saya sebut empathic society dimana dengan adanya krisis pandemi masyarakat kian peduli dan berempati dengan sesama. 

Dengan berbagai pergeseran besar tersebut maka paradigma dan strategi komunikasi pemasaran pun harus digeser. Berikut ini adalah 6 pergeseran paradigma yang harus dilakukan oleh merketer di kenormalan baru. 

#1. From COMPANY AT THE CENTER to CUSTOMER AT THE CENTER:

“Put customers at the center of strategy give you a unified message + channel interactions. It leads you to their universe.”

Dalam paradigma komunikasi pemasaran lama, “brand adalah panglima” dimana brand DNA, brand identity, atau brand value proposition dirumuskan kemudian disebarkan ke target market. Konsumen menjadi obyek pasif yang “dihajar” dengan eksposur brand. 

Ketika platform digital memungkinkan “konsumen menjadi  panglima”, maka paradigma itu harus dibalik. Proses komunikasi pemasaran berawal dan berfokus pada konsumen. Marketer harus memahami keinginan konsumen berikut channel interaksinya, baru kemudian pesan disampaikan secara customised bahkan persoalized ke konsumen. 

Dengan perubahan paradigma dari “company at the center” ke “customer at the center” maka pesan yang disampaikan ke konsumen akan relevan. Tak hanya itu, marketer akan memahami betul kehidupan konsumen secara holistik. 

#2. From HIGH-TOUCH to LOW-TOUCH:

“In the low-touch economy, DIGITAL experience is the new mainstream. SPACE experience still matters, but SCREEN experience is the key winning formula.”

Di era “low-touch economy” konsumen dipaksa oleh COVID-19 bermigrasi ke ranah digital. Karena itu digital experience menjadi elemen penting untuk menaklukkan hati konsumen.

Dalam consumer journey, pengalaman fisik tak akan berkurang dan tetap akan penting, namun digital experience menjadi faktor penentu kemenangan. Karena itu “space experience” (fisikal) dan “screen experience” (digital) harus diintegrasikan sehingga menciptakan pengalaman baru yang frictionless lintas channel. 

#3. From PROPOSITION to RESPONSIBILITY:

“In the era of pandemic, every brand is EMPATHIC brand. It must RESPONSIBLE to the whole life of customer.” 

Di tengah banyak orang mengalami kesulitan hidup akibat pandemi, maka komunikasi ke konsumen tidak lagi bersifat jualan menawarkan produk, tapi merupakan ungkapan empati terhadap musibah yang menimpa konsumen.

Di masa pandemi brand harus menjadi “responsible brand” yang bertanggung jawab penuh pada keselamatan dan well-being konsumen. Brand tak boleh abai dan cuci tangan terhadap kesulitan yang di alamai masyarakat di tengah bencana pandemi. Brand harus menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi dampak krisis COVID-19. 

#4. From MESSAGE to STORY:

“STORY creates a cohesive narration encompasses the facts and feelings about the brand. It inspire an emotional reaction.”

Di dalam empathic society, brand story menjadi kian penting. Komunikasi pemasaran tak bisa lagi mengandalkan pesan datar yang menonjolkan keunggulan produk. Tapi harus mulai bergeser ke arah cerita yang menggambarkan kenyataan dan suasana emosional dari brand. 

Cerita memiliki kekuatan luar biasa untuk menggerakkan hati konsumen. Inilah dasar munculnya emotional connection antara konsumen dengan brand. 

#5. From TOUCHPOINT to JOURNEY:

“Treat customer engagements as a JOURNEY. It gives you a holistic view of end-to-end experience.”

Untuk menyampaikan brand story ke konsumen, marketer harus memahami consumer journey selama mereka berinteraksi dengan brand. Dengan menyikapi interaksi dengan konsumen sebagai sebuah journey, maka marketer akan mampu melihat interaksi tersebut sebagai sebuah pengalaman holistik dari ujung ke ujung (end-to-end experience).

Walaupun penyampaian pesan dilakukan di setiap touchpoint namun pesan tersebut tetap mengacu kepada pengalaman holistik konsumen. Dengan begitu pesan yang tersampaikan akan memiliki koneksi yang kuat, relevansi tinggi, dan lebih komprehensif.

#6. From MULTI to OMNI

“OMNI-CHANNEL approach will give you a seamless, unified, and consistent customer interactions.“

Pendekatan consumer journey, menuntut marketer melihat setiap titik persentuhan interaksi (touchpoint) sebagai entitas yang terpisah dan terlepas satu sama lain, tapi sebagai satu kesatuan journey. Paradigma baru komunikasi ini akan menghasilkan penyampaian pesan (story) yang satu kesatuan, relevan, dan konsisten.

No related posts.

0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
#IBF2020: The Inside Story
next post
25 Retail Megashifts

Baca Juga

Corona: A Serial Killer

February 26, 2021

Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks

December 27, 2020

Industry Megashifts 2021 (3)

December 14, 2020

Industry Megashifts 2021 (2)

December 14, 2020

Industry Megashifts 2021 (1)

December 14, 2020

6 Forces of Change 2021

December 13, 2020

Konsumen Indonesia Optimis

November 28, 2020

Prospective Businesses for UKM

October 14, 2020

UKM Outlook 2021

October 11, 2020

New Omni Marcomm

October 1, 2020

1 comment

Bank Business Model in the Pandemic – yuswohady.com August 16, 2020 - 2:14 am

[…] #Channel: Go Omni […]

Reply

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • Corona: A Serial Killer

    February 26, 2021
  • Sharing Economy in the Pandemic

    February 19, 2021
  • Syariah Universal

    February 12, 2021
  • Stay @ Home Lifestyle

    February 7, 2021
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks

    December 27, 2020
  • Best Business Books 2020: My Picks

    December 24, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (3)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (2)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (1)

    December 14, 2020
  • 6 Forces of Change 2021

    December 13, 2020
  • Konsumen Indonesia Optimis

    November 28, 2020
  • Prospective Businesses for UKM

    October 14, 2020
  • UKM Outlook 2021

    October 11, 2020
  • New Omni Marcomm

    October 1, 2020
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi

    September 4, 2020
  • Family Life in the Pandemic Era

    September 4, 2020
  • 5 Digital Consumer Megashifts

    August 26, 2020
  • 15 Banking Consumer Megashift

    August 10, 2020
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends

    July 26, 2020
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends

    July 24, 2020

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • Corona: A Serial Killer
  • Sharing Economy in the Pandemic
  • Syariah Universal
  • Stay @ Home Lifestyle
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks
  • Best Business Books 2020: My Picks
  • Industry Megashifts 2021 (3)
  • Industry Megashifts 2021 (2)
  • Industry Megashifts 2021 (1)
  • 6 Forces of Change 2021
  • Konsumen Indonesia Optimis
  • Prospective Businesses for UKM
  • UKM Outlook 2021
  • New Omni Marcomm
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi
  • Family Life in the Pandemic Era
  • 5 Digital Consumer Megashifts
  • 15 Banking Consumer Megashift
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top