Tahun ini untuk keempat kalinya saya menggelar Indonesia Brand Forum #IBF2020 minggu depan 30 Juli – 2 Juli 2020. Tahun ini spesial karena kalau IBF sebelumnya dilakukan di hotel atau gedung konferensi, maka tahun ini dilakukan dalam format web conference (online). #IBF2020 menampilkan 40+ pembicara yang terbagi ke dalam 33 sesi selama full tiga hari dari pagi hingga menjelang magrib.Â
33 sesi itu akan terbagi ke dalam dua kelompok besar pembahasan, yaitu pertama “industry comeback” yaitu bagaimana industri-industri mulai dari consumer goods, retail, banking, asuransi, telemedicine, airlines, hingga airport berusaha survive di tengah pandemi dan kemudian bangkit menemukan momentum pertumbuhannya kembali. Â
Kelompok kedua adalah “branding practices” yaitu topik-topik branding yang amat luas mulai dari brand leadership, retail branding, B2B branding, personal branding, brand storytelling, branding for UKM, hingga city branding.Â
Karena itu saya berani mengatakan bahwa #IBF2020 adalah the most comprehensive branding web conference in Indonesia. Bahkan di dunia, karena selama 3 bulan terakhir ini saya belum melihat web branding conference sekomprehensif ini.Â
Idenya baru sebulan lalu. Wow, menggelar event sebesar ini hanya dengan persiapan sebulan? Nah itu dia keajaiban digital. Dulu pada saat menggelar IBF secara fisik persiapannya praktis setahun penuh. Namun kini, platform digital meringankan semuanya. Kita tak perlu hotel, tempat seminar, makan, dan tetek-bengek event yang lain. Dengan digital semuanya menjadi simpel dan murah. Cukup sebulan, modal nekad, semuanya beres.
ReBound, ReBoot, ReBorn
Tahun ini IBF mengusung topik: “Rebuilding in the Era of Pandemic” dengan sub-judul: “ReBound, ReBoot, ReBorn“.Â
Ya, nggak sahih kita menggelar konferensi besar kalau tidak membahas pandemi. Maka sesuai urgensi yang kini dihadapi seluruh pemain bisnis, maka tema saya fokuskan ke arah bagaimana dunia bisnis merespons kenormalan baru melalui 3 strategi kunci: survival, recovery, dan growth. Maka muncul istilah ReBound, ReBoot, dan ReBorn.
ReBound adalah strategi bottoming-up yaitu bangkit kembali setelah dihajar krisis COVID-19. Kita tahu selama 3 bulan terakhir dunia usaha babak-belur karena omset macet karena adanya social distancing dan keharusan stay @ home.Â
Apa yang harus dilakukan untuk menjalankan strategi ReBound? Kuncinya adalah merombak dan merekonstruksi kembali value proposition yang ditawarkan ke konsumen. Kenapa? Karena di era low-touch economy banyak value proposition yang sudah usang dan tak relevan lagi sehingga harus dirombak dan diredefinisi. So kata kuncinya adalah: “Reconstructing the Value Proposition.”Â
ReBoot adalah strategi creative distruction dalam rangka menemukan kembali model bisnis yang fit dengan kondisi pandemi. Mendengar kata “reboot” ingatan kita akan sampai pada Ctrl-Alt-Del di operasi komputer. Idenya sama, yaitu melakukan “Ctrl-Alt-Del” terhadap model bisnis perusahaan sehingga relevan dengan kondisi di kenormalan baru. Kata kuncinya adalah: “Reinventing the Business Model.”
ReBorn adalah strategi untuk membangun kembali identitas baru di kenormalan baru. Ketika value proposition dan business model berubah, maka brand DNA akan berubah dan otomatis brand identity juga harus berubah. Karena itu penting setiap pemain bisnis untuk membangun kembali brand dengan memperkenalkan dan memperkuat identitas baru. Maka kata kuncinya adalah: “Rebuilding the Brand Identity.” Â
Jadi #IBF2020 saya usung untuk membangun awareness kepada seluruh pelaku bisnis agar mereka membangun sense of crisis di tengah pandemi, tidak lagi “wait and see“, dan harus agile melakukan aksi. Ingat ada tiga langkah strategis yang harus dilakukan oleh setiap pebisnis yaitu: ReBound, Reboot, dan ReBorn. Â
Welcome the new normal.
Be agile, be resilient, and be strongerÂ
in the pandemic era.
1 comment
Mantapp…
ditunggu untuk edisi tahun berikutnya Pak. Pasti akan seru sekali.