MEMBALIK KRISIS COVID-19 MENJADI PELUANG
Banyak orang mengutuk krisis COVID-19 sebagai bencana dahsyat yang menghancurkan bisnis dan ekonomi. Namun sebagian kecil entrepreneur justru melihat peluang luar biasa di balik keganasan COVID-19.
Sebagian kecil entrepreneurs ini melakukan survival innovation, inovasi untuk bisa survive di saat krisis COVID-19.
Berikut ini adalah 50 survival innovation yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk bisa bertahan hidup bahkan menyalip pesaing di tengah krisis. Topik ini saya bawakan dalam COVID-19 Webiner Series Senin (27/4) lalu.
#1. “Kopi Seliter” @ Home
Di saat semua orang di rumah, konsumsi produk kuliner rumahan family-size package meningkat. Hal ini dimanfaatkan oleh pemilik coffee shop untuk membuat produk yang bisa dinikmati di rumah bersama keluarga. Pemain lokai seperti Kopi Tuku, Kopi Toko Djawa dan Bahagia Kopi mengeluarkan varian “Kopi Seliter” untuk segmen konsumen yang ingin menikmati kopi di rumah.
#2. Travelogistics
Perusahaan travel terpuruk dengan pemberlakuan PSBB. Maka perusahaan seperti Cititrans, Daytrans dan Big Bird harus melakukan survival innovation agar tidak gulung tikar dengan beralih fungsi dari mengantar penumpang ke mengantarkan barang. Layanan kirim paket, same-day delivery, dan jemput paket menjadi unggulan saat ini. Istilah Travelogistic menjadi strategi utama mereka menciptakan revenue stream di tengah amukan wabah.
#3. On-Demand Cleaning Services
Selama wabah permintaan terhadap produk/layanan kesehatan meningkat pesat. Ini merupakan peluang bagi sektor perhotelan dengan melakukan utilisasi aset yang mereka miliki yaitu kompetensi di bidang housekeeping khususnya cleaning services. Maka Hotel Teraskita (by Dafam) dan Hotel Ambhara meluncurkan layanan “on-demand cleaning service” dengan label kebersihan prima “berkelas hotel” ke rumah-rumah.
#4. Homeleisure Wear
Pembelian produk fesyen kian turun kala masyarakat tidak keluar rumah. Tapi brand fesyen tak kehilangan akal. Mereka mendorong tren “homeleisure wear” walaupun di rumah tapi pakaian tetap fashionable karena bisa dipamerkan via Instagram. Brand global H&M misalnya, membesut campaign #AtHomeWithHM mempromosikan produk fesyen pajama & loose style. Ketika hashtag #OnePajamaForTheWholeCNY booming viral saat tahun baru Cina, Dodococo brand fesyen, menggelar campaign #WorkFromHome dan #PajamaChallenge.
Baca juga: 30 Prediksi Perilaku Konsumen di New Normal
#5. “Untouchable” Product
Penyebaran virus corona yang cepat membuat semua orang menjadi was-was untuk bersentuhan dengan apapun. Contactless lifestyle akan menjadi new normal. Maka TOTO mengeluarkan produk sanitary yang memungkinkan penggunanya tidak perlu memegang atau menekan tombol apapun ketika menggunakannya. Ditambah dengan fitur ultraviolet yang membuat penggunanya lebih aman terhindar dari bakteri. Inovasi ini merupakan respon terhadap perubahan perilaku konsumen saat wabah merebak.
#6. “Coronassurance” for Fear Customers
Walaupun daya beli menurun, namun saat ini asuransi kesehatan merupakan salah satu yang sangat dibutuhkan oleh konsumen. Untuk memproteksi konsumen dari COVID-19, AstraLife mengeluarkan produk asuransi yang memproteksi nasabahnya dari penyakit ancaman COVID-19. Ditambah dengan fitur online yang memungkinkan nasabah membeli asuransi tanpa ke luar rumah, survival innovation ini menjadi penyelemat perusahaan asuransi.
#7. Frozen Food Is the New Normal
Permintaan produk frozen food semakin meningkat di kala mereka tak bisa berpergian ke luar rumah. Apalagi emak-emak milenial memang tidak piawai memasak, sehingga mereka memasak yang mudah-mudah (simple cooking). Kondisi ini dimanfaatkan Es teler 77 dan Hokben untuk mengeluarkan varian produk frozen dan “ready to eat” untuk mengantisipasi pelanggan dine-in yang terus merosot.
#8. WFH = “Work from Hotel”
Staycation akan menjadi new normal pasca COVID-19. Karena itu hotel seperti The Trans di Bandung menawarkan paket staycation dengan konsep “Pay Now, Save More“, bayar sekarang untuk menginap 3 bulan ke depan setelah COVID-19 lewat, dengan diskon yang sangat menarik. Begitu juga hotel-hotel di Bali menawarkan paket “Work from Hotel” dengan bargain price yang tak bisa ditolak konsumen. Sementara aplikasi penyewaan properti Travlio menawarkan “Work from Apartement“.
#9. Beauty On-Demand
Ketika konsumen harus tinggal di rumah dan tak bisa mengunjungi klinik kecantikan untuk mendapatkan treatment, maka beberapa klinik kecantikan melakukan strategi jemput bola menyambangi pelanggan. Salah satunya adalah ERHA yang meluncurkan beberapa layanan mulai dari drive-thru treatment dimana konsumen bisa melakukan suntik vitamin C di mobil, virtual consultation, hingga membeli produk mereka secara online dan dikirim ke rumah.
#10. Resto Experience @ Home
Sektor resto & kafe paling terdampak oleh COVID-19 karena tidak ada konsumen yang dine-in. Karena itu mereka melakukan survival innovation menghadirkan “resto experience” di rumah konsumen. Magal, Raa Cha dan Shabu Jin menghadirkan layanan home delivery “BBQ at home”. Mulai dari bahan makanan, condiment, sampai alat masak dan piringnya semua disediakan dan dikirim ke rumah.
#11. Contactless Service
Starbucks, McDonalds dan Gojek meluncurkan layanan contactless services dimana konsumen bisa memesan makanan/minuman tanpa harus banyak melakukan kontak fisik. Mulai dari proses pembayaran cashless, pesanan di pesan dahulu via apps/call, hingga pengantaran bebas kontak di lobi menjadi fitur yang saat ini berguna untuk menjamin konsumen agar tak terpapar virus.
#12. Virtual Music Concert
Pasca wabah COVID-19, mungkin sudah tidak ada lagi konser musik massal di stadion dengan ribuan pengunjung, digantikan oleh virtual music concert. Merespon tren ini, platform digital vidio.com dan Resso berkolaborasi menggelar virtual concert menampilkan Raisa, Ran, dan musisi lokal lainnya. Minggu lalu Global Citizen menggalang dana dengan virtual music concert bertajuk “One World: Together at Home” menampilkan musisi top dunia mulai dari Rolling Stones hingga Billy Eilish.
#13. Virtual Sport
COVID-19 rupanya mendisrupsi aktivitas olahraga. Aktivitas gym dan workout kini tak lagi bisa dilakukan karena masyarakat menghindari kerumunan dan aktivitas bersama-sama. Maka aktivitas olahraga secara virtual pun menjadi pilihan alternatif. Aplikasi Doogether menyediakan banyak pilihan kelas dan sesi olahraga dengan mengandalkan fitur video virtual dimana aktivitas olahraga dilakukan bersama-sama secara online.
#14. Facebook “Go Gaming”
Ketika orang bosan terus-terusan di rumah, maka mobile gaming langsung booming. Facebook menangkap peluang ini dengan meluncurkan bisnis online gaming-nya. Facebook Gaming merupakan aplikasi besutan Facebook yang diluncurkan April 2020 dimana pengguna bisa bermain berbagai mobile game dengan streaming langsung di aplikasi tersebut. Tak terhindarkan, aplikasi ini akan menjadi pesaing ketat bagi raksasa games seperti XBox, Nintendo, dll.
#15. Mall Turns to Hospital
Lippo menyulap Mal Lippo Plaza Mampang menjadi rumah sakit COVID-19 di tengah mal berubah menjadi “rumah hantu” tanpa pengunjung. Sementara bisnis rumah sakit sedang boom karena melonjaknya pasien terjangkit COVID-19. Pivot dari mal ke rumah sakit membutuhkan agility. Blessing in disguise, rupanya COVID-19 “melahirkan” banyak agile company di tanah air.
Karena terlalu panjang kalau ditulis di sini, 35 survival innovation sisanya bisa dibaca di ebook: The Survival Innovation Ideas that Matter.
3 comments
[…] Baca juga: Survival Innovation […]
[…] Baca juga: Survival Innovation di Masa COVID-19 […]
Terima kasih atas inspirasinya Pak Yuswohady.
Sangat membantu dan mencerahkan untuk para pelaku usaha dalam mencari ide inovasi dan pengembangan untuk produk-produk mereka.