• Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Stay @ Home Business: the Fall & the RISE

by yuswohady April 14, 2020
April 14, 2020
6.3K

Social distancing, PSBB, bahkan mungkin nanti lockdown, akan melahirnya gaya hidup baru di tengah masyarakat yaitu stay @ home lifestyle. 

Dan selalu, setiap perubahan perilaku dan gaya hidup baru akan membentuk emerging business (baik lama maupun baru) yang tumbuh cepat bahkan eksponensial. 

Dan akhirnya bisnis-bisnis yang berkembang pesat ini secara agregat membentuk apa yang saya sebut: stay @ home economy. 

The FALLS & The RISES

Celakanya, pembentukan stay @ home economy yang super cepat akibat wabah Covid-19, telah memicu JATUHNYA bagitu banyak bisnis dan industri di satu sisi. Tapi di sisi lain juga MEROKETKAN bisnis dan industri lain. 

Stay @ home business yang masuk kelompok pertama saya sebut: The FALLS. Sementara kelompok kedua: The RISES. 

Sebagai marketers/entrepreneurs Anda harus tahu industri-industri apa saja yang bakal menjadi The FALLS dan industri yang menjadi The RISES.

Ketika omset dan cashflow makin sulit, maka bisnis Anda harus siap memasuki SURVIVAL MODE dimana Anda harus BELOK atau PIVOT masuk di bisnis-bisnis yang sedang RISING dan menjadi “THE WINNERS”. 

Berikut ini adalah rangkuman industri-industri yang masuk dalam THE LOSER & THE WINNERS. 

#1. Hotel/Tourism

Dengan pelarangan orang bepergian dan keluar rumah, hospitality & tourism adalah sektor yang paling terdampak. Okupansi mendekati ZERO. Banyak hotel memasuki SURVIVAL MODE dengan banting setir ke ONLINE FOOD DELIVERY atau ROOM CLEANING SERVICES. 

New Normal: Ketika risiko terjangkit berlangsung lebih lama karena vaksin penangkal belum ditemukan dan diproduksi massal dalam waktu dekat, maka recovery sektor ini juga berjalan LAMBAT.

#2. Airlines 

Industri penerbangan juga terdampak paling serius karena adanya lockdown di berbagai negara dan pembatasan/penutupan bandara akibat wabah.

New Normal: Jasa penerbangan tentu tak akan hilang setelah wabah berakhir. Namun risiko terjangkit Covid-19 akan memaksa industri penerbangan berubah. Misalnya: jarak kursi mungkin tak lagi sedekat sekarang. Compliace kepada PROTOKOL Covid-19 akan menjadi faktor kunci competitive advantage. 

#3. MICE

Ketika LEISURE ECONOMY mati “dibunuh” oleh Covid-19, maka sektor MICE langsung MATI SURI. Kejadian ini memaksa pemain MICE untuk go digitalization. Semboyannya: go digital or die!!! 

New Normal: Pemain MICE akan berlomba-lomba memperbaiki USER EXPERIENCE dari layanan online seminar/conference, online concert, atau bahkan online exhibition. Peluang untuk platform VIRTUAL REALITY dan ARTIFICIAL REALITY.

#4. Resto

Dalam buku “Millennials Kill Everything” saya meramalkan, resto akan DIBUNUH oleh milenial. Rupanya bisnis resto DIBUNUH LEBIH CEPAT oleh Covid-19.

New Normal: semasa krisis Covid-19 resto telah berubah model bisnis menjadi GHOST KITCHEN untuk melayani ONLINE FOOD DELIVERY. Setelah krisis, kondisi ini tak balik lagi alias PERMANEN menjadi new normal. Protokol covid-19 bakal menjadi ALAT BRANDING yang paling ampuh. 

#5. Cinema

Begitu diberlakukan social distancing bioskop-bioskop langsung tutup termasuk produksi filmnya. Para bintang Hollywood tak mau senasib dengan TOM HANK yang terjangkit saat shooting film.

New Normal: Setelah wabah berakhir mungkin gedung bioskop tidak seperti sekarang ini. Daya tampung bioskop akan berkurang karena jarak antar kursi menjadi LEBIH JAUH.

#6. Sport

Event olahraga semua dibatalkan: olimpiade, liga sepakbola, Formula 1, hingga UFC. Bencana Corona betul-betul momentum kematian industri olahraga.

New Normal: Setelah wabah berlalu, nantinya pertandingan tanpa penonton menjadi hal yang biasa. Penonton pindah dari STADION ke depan TV DI RUMAH. 

#7. Mal/Department Store

Sebelum bencana wabah, mal telah beralih fungsi menjadi leisure & culinary destination. Dengan adanya wabah kini mal hanya membuka gerai untuk grocery & essential goods. 

New Normal Apakah Covid-19 pertanda THE DEATH OF MALL? Bisa jadi. Karena dengan terbentuknya stay @ home economy, maka entertainment berubah menjadi HOME ENTERTAINMENT; culinary destination menjadi FOOD DELIVERY. Dan department store menjadi ONLINE STORE. 

Itu adalah industri-industri yang masuk THE FALLS. Berikut ini adalah industri-industri yang justru tumbuh EKSPONENSIAL di kala krisis Civid-19: THE RISE. Mau tak mau Anda harus masuk ke bisnis2 berikut ini: 

Join the webinar: Covid-19 Webinar Series

#1. Grocery/Ecommerce

Pemberlakuan social distancing memaksa konsumen berbelanja online untuk GROCERY, HEALTH CARE, CLEANER, VITAMINE/SUPPLEMENT, dan lain-lain.

New Normal: Walaupun wabah sudah berkurang, social distancing terus berlangsung hingga akhir tahun bahkan tahun depan, sehingga belanja online grocery & ecommerce mengalami DEEPENING bahkan PERMANEN.

#2. Logistics

Di masa krisis layanan LOGISTIK sebagai penunjang delivery barang merupakan PILAR dari stay @ home economy. Karena itu akan booming.

New Normal: Pasca wabah, setiap provider logistik punya fitur “NO-CONTACT DROP-OFF SERVICE” karena perubahan perilaku konsumen yang kian concern terhadap kesehatan.

#3. Food Delivery

Ketika PSBB kian ketat diterapkan, maka tak ada pilihan lain pesan makanan dilakukan secara online. Pemain melakukan randing melalui jaminan HIGIENITAS makanan, tak terpapar virus.

New Normal: Ke depan, resto/kafe akan menggantungkan bisnis mereka kepada model bisnis online delivery. Perilaku NONGKRONG di resto/cafe kian tak populer “DIBUNUH” oleh Covid-19.

#4. Remote Working

Karyawan DIPAKSA bekerja dari rumah dengan menggunakan platform digital: mereka akan melewati proses: DENIAL, RESISTENCE, EXPERIMENT, dan akhirnya menjadi NEW HABIT. WFH pun menjadi new normal.

New Normal: Pasca krisis duit masih sulit, karena itu perusahaan-perusahaan akan mengurangi overhead dengan melanjutkan NEW HABIT yaitu WFH. Kantor-kantor fisik mulai berkurang berubah menjadi kantor virtual/online. Karyawan mulai bekerja EVERYTIME, EVERYWHERE.

#5. Streaming Services

Stay @ home menciptakan KEBOSANAN luar biasa, karena itu streaming services seperti film, musik, games, webinar booming. Model bisnis SUBSCRIPTION untuk menangkap tren ini

New Normal: Nonton bioskop makin tidak populer. Seminar fisik makin dikurangi. Nonton konser musik fisik kian dihindari. Semua akan beralih ke platform online. VIRTUAL & AUGMENTED REALITY bakal booming.

#6. Media & Telco

Pengguna internet KECANDUAN konten digital (news, music, film, games) di media online. Merek mulai tergantung pada provider telko untuk menjamin keandalan jaringan internet.

New Normal: Provider media & telko mendapatkan windfall baru dengan masuk ke konten LEARNING & PRODUCTIVITY ENABLERS, tak hanya sebatas news & entertainment seperti sekarang ini. 

#7. Telemedicine

Awalnya “tradisi” konsultasi dokter dan membeli obat scara online sulit terbentuk. Dengan adanya wabah, kebiasaan baru telemedicine cepat terbentuk. Keharusan social distancing mendorong terciptanya CRITICAL MASS di layanan telemedicine.

New Normal: Bencana Covid-19 memaksa konsumen MENCOBA dan BEREKSPERIMEN menggunakan layanan telemedicine. Ketika mereka mendapatkan user experience yang baik (convenient, cost/time efficient) maka telemedicine akan menjadi MAINSTREAM.

#8. Cloud Services

Dengan maraknya REMOTE WORKING dan tingginya tuntutan digital collaborative working maka SaaS (Software As A Services), IaaS (Infrastructure As A Services), PaaS (Platform As A Services) akan masuk babak baru pertumbuhan EKSPONENSIAL.

New Normal: Ketika karyawan sudah terbiasa dengan remote working dan tuntutan efisiensi overhead dan fleksibilitas aset, tinggi maka penggunaan cloud services menjadi KEHARUSAN, bukan lagi pilihan.

#9. Home Fitness 

Sebelumnya, aktivitas fitness menjadi happening karena dilakukan di pusat-pusat kebugaran secara bersama-sama. Namun dengan berlakunya social distancing, konsumen DIPAKSA melakukan aktivitas home fitness. Awalnya memang berat, namun seiring berajalannya waktu akan terbentuk KEBIASAAN BARU. 

New Normal: Gym dan tempat kebugaran konvensional akan berlomba-lomba mengembangkan aplikasi home fitness untuk menangkap KEBIASAAN BARU konsumen. Ingat! The FIRST in the consumer’s mind will be the winner.

It’s Time to LEAP

Semua pelaku bisnis saat ini sedang berduka karena bisnisnya luluh-lantak oleh wabah Covid. Namun seorang entrepreneur selalu optimis melihat gelas berisi setengah air sebagai “setengah penuh”, bukan “setengah kosong”. 

Dalam situasi sulit saat ini Anda harus tetap optimis. Kalau bisnis Anda jatuh, maka kini saatnya MELOMPAT.   

It’s time to LEAP 

LEAP from THE FALL to THE RISE

2 FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
AGILITY Aset Paling Berharga di Saat Krisis
next post
Consumer Behavior after COVID-19

Baca Juga

Triple Disruptions Mengancam BUMN

June 6, 2021

“Kawin & Caplok”

June 4, 2021

The Fall of Asset-Heavy Company

May 26, 2021

The Fall of Branch

May 20, 2021

5S = Millennial Muslim Megashifts

April 30, 2021

Megashift #5: Comeback of Homecooking

March 26, 2021

Megashift #4: Healthiness Is the New Caring

March 24, 2021

The 4 Consumer Megashifts

March 18, 2021

Consumer Megashifts 10X10

March 14, 2021

Agility Is Your Most Valuable Asset

March 7, 2021

3 comments

Nia April 15, 2020 - 10:12 pm

Mas Siwo, dari dulu suka gaya dan pemikiran mas…yeaah dibanding bapaknya mas sih?

Reply
arios April 20, 2020 - 9:59 am

terlewatkan atau saya yang tidak menemukannya di dalam tulisan anda, tapi saya ingin menanyakan bagaiman dengan bisnis di sektor otomotif?

Reply
Kanala ID May 23, 2020 - 11:35 pm

Terima kasih atas sharingnya Pak Yuswohady.

Reply

Leave a Comment

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Recent Posts

  • KENAPA SHOPEE LIVE NENDANG!!! ” Jualan dr. Richard Lee Cuan Rp 8 M “
  • HEBOH SHOPEE LIVE : Fake FOMO Marketing
  • GEN Z “Generasi Gali Lubang Tutup Lubang”
  • KENAPA PRODUK KOLAB KERAP MEMICU FOMO “Starbucks X Blackpink”
  • REBRANDING TWITTER “Mengubur LEGACY Masa Lalu”
  • At the End of the Day, EVERY HOMO SAPIEN IS FOMO SAPIEN
  • PELAJARAN MARKETING dari FILM BARBIE “FOMO Marketing in Action”
  • KENAPA SHOPEE LIVE NENDANG!!! “Jualan dr. Richard Lee Cuan Rp 8 M”
  • PUTRI ARIANI & NATION BRANDING INDONESIA
  • NETIZEN IS THE BEST CHIEF SERVICE OFFICER
  • Dari AUTHENTICITY ke BRAND ADVOCACY “Belajar dari Bos Bluebird”
  • TB GUNUNG AGUNG TUTUP Bagaimana Format Toko Buku ke Depan?
  • UNTUNG-RUGI CALEG PESOHOR
  • CUSTOMER-CENTRIC GOVERNMENT
  • DIPLOMASI BOLA ARAB SAUDI
  • TOKOPEDIA NAIK TARIF & ERA BARU E-COMMERCE
  • TUPPERWARE Brand yang DISAYANG Emak-Emak, Brand yang “DIBUNUH” milenial
  • CARA TIONGKOK MENGGRUDUK PASAR INDONESIA
  • MERENUNGKAN CURHATAN SOIMAH Soal Pajak
  • IDA DAYAK & FOMO Marketing
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top
yuswohady.com
  • Home
  • Biography