Tahun baru 2020 tak hanya menandai pergantian tahun dari 2019 ke 2020, tapi juga pergantian dekade memasuki 2020an.
Dekade 2020an adalah masa yang krusial dalam sejarah peradaban umat manusia karena di dekade ini untuk pertama kalinya akan terjadi penggantian massal pekerjaan-pekerjaan yang selama ini dilakukan manusia oleh robot yang digerakkan oleh Artificial Intelligence (AI).
Namun AI tak hanya “membunuh” jutaan produk, bisnis, industri, dan pekerjaan yang out–of–date, namun juga sekaligus “melahirkan” jutaan yang baru dan promising. “the fall, anthe the rise“.
Coba bayangkan kita sedang merayakan pesta kembang api di malam tahun baru 2030. Dan barangkali hal-hal berikut ini bakal terjadi:
#1. Chatbot berbasis AI kini telah digunakan oleh bank-bank besar di tanah air menggantikan petugas call center dan customer service. Seiring murahnya layanan ini, semua industri akan menggantikan layanan pelanggannya dengan layanan chatbot yang makin cerdas, murah, dan handal. Lonceng kematian bagi petugas call center.
#2. Profesi sekretaris bakal punah karena sejak 2017 Personal Virtual Assistant (PVA) berbasis AI maju pesat dikembangkan oleh Amazon (Alexa), Apple (Siri), Google Assistant, hingga Samsung (Bixby). PVA akan terus disempurnakan sehingga nantinya setiap orang akan memiliki sekretaris pribadi yang menjalankan perintah mulai dari memesan tiket di Traveloka, memilihkan film di Netflix, mengurus SIM dan KTP, hingga memesan barang di Tokopedia.
#3. Profesi sopir makin tak dibutuhkan dengan kehadiran kendaraan yang dapat berjalan dengan sendirinya tanpa perlu pengemudi sama sekali. Hanya dengan perintah suara atau bahkan tanpa perintah sama sekali, mobil akan bisa menelusuri jalan-jalan secara otonom. Self-driving vehicle kini terus-menerus disempurnakan ekosistem AI-nya, sehingga sudah menjadi moda transportasi massal sebelum kita melalui malam Tahun Baru 2030.
#4. Begitupun profesi kasir akan kian langka karena gerai ritel semacam Indomaret atau Alfamart bakal mengadopsi konsep autonomous retail seperti Amazon Go. Akan kian banyak supermarket, minimarket, convenience store (kalau masih ada) yang mengaplikasikan computer vision yang memungkinkan konsumen keluar-masuk gerai tanpa harus antri bayar di depan kasir. AI akan tahu konsumen mengambil produk yang mana, harganya berapa, dan langsung mendebetnya ke virtual account konsumen.
#5. Barangkali akan makin banyak kurir yang menganggur karena drone yang digerakkan AI bakal mengantar paket atau barang dengan efisien, presisi, dan super murah. Menjelang tahun 2030 kita bakal menyongsong era “satu miliar drone” yang berseliweran mengantar barang di udara kita.
Download the complete ebook: 2020s: The Decade of AI
#6. Pekerja pabrik kian terpangkas. Mengaplikasikan AI untuk 3D printing bakal menghasilkan revolusi “additive manufacturing”. Produksi barang menjadi demikian presisi, betul-betul zero–defect, dan super-cepat. Mesin-mesin manufaktur akan bisa mengambil keputusan sendiri karena data yang di-feeding ke algoritma AI memungkinkannya “belajar” dan mengambil keputusan sendiri. “Welcome ghost factory.” Pabrik dimana tak satupun pekerja ada di dalamnya.
#7. Pekerja gudang akan banyak yang menganggur karena robot bermesin AI akan melakukan pekerjaan operasional di gudang selama 24/7 non-stop tanpa perlu lagi bantuan manusia. Mereka mulai menggantikan buruh gudang dalam memindahkan dan mengatur penempatan barang untuk meminimalisir human error dan mendongkrak produktivitas. Konsep “ghost warehouse” (gudang tanpa satupun tenaga manusia) akan menjadi mainstream di dekade 2020an.
#8. Profesi petani kini tidak menarik dan semakin terpuruk ketika agriculture drone mendominasi industri pertanian menggantikan peran petani. Agriculture drone adalah salah satu bentuk unmanned aerial vehicle (UAV) yang berfungsi menggantikan manusia dalam memantau, mengontrol, dan mengelola tanaman pertanian dengan jauh lebih efektif, efisien, presisi, dan tanpa pernah kenal capek. “The death of farmers”
#9. Profesi penerjemah dan kursus bahasa asing bakal terancam. Pasalnya AI juga bakal mampu melakukan penerjemahan berbasis percakapan (speech-to-speech translation), bukan hanya berbasis teks. Artinya, jika ada bule berbicara dalam bahasa Inggris, maka wearable device berbasis AI yang dipasang di telinga Anda bisa langsung menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia dalam bentuk ucapan secara real time.
#10. Celakanya profesi guru pun tak luput dari incaran “malaikat pencabut nyawa” AI. Ya, karena robot berbasis AI dapat menjadi pengajar dan sepenuhnya menggantikan guru manusia. Teaching robot yang digerakan AI ini bisa berinteraksi secara natural dengan murid, bisa membaca ekspresi wajah murid, menguasai puluhan bahasa, lebih sabar dan tekun. Dan karena otaknya komputer yang tersambung ke cloud, maka tentu saja ia jauh lebih cerdas dari guru manusia paling cerdas sekalipun.
#11. Di sektor perbankan, analis kredit juga semakin tidak dibutuhkan ketika machine learning (ML) modeling platform bakal merevolusi metode credit scoring dalam memotret risiko kreditor secara holistik, efisien, dan presisi. Mesin akan ML mampu adaptif dan “belajar” secara intuitif terhadap big data nasabah yang di-feeding kepadanya. Persetujuan kredit bisa demikian presisi dan bisa dilakukan secara real time.
#12. Dokter konvensional semakin berkurang perannya ketika dengan predictive analytics AI akan bisa meramalkan bahwa seseorang bakal terkena kanker, misalnya, jauh sebelum penyakit mematikan itu datang. Sehingga berbagai upaya pencegahan bisa dilakukan, katakan 10 atau 20 tahun sebelum kanker terjadi. Inilah yang disebut predictive care.
#13. Secara massal AI mulai menggantikan pekerjaan kognitif yang berpola seperti akuntan, pengacara, wartawan, apoteker, peneliti, hingga analis saham. Pekerjaan manusia yang mengandalkan analisa dan olah data akan tergantikan, karena AI mampu melakukannya secara lebih cepat, presisi, nir-bias.
#14. Namun menyedihkannya, tak hanya pekerjaan-pekerjaan kognitif, AI pun mulai bisa menulis novel sekelas karya JK Rowling, komposisi musik sekelas gubahan Lennon-McCartney, atau menulis skenario film sekaligus menyutradarainya. Bahkan Brad Pitt pun akan tergusur oleh CGI (computer–generated imagery) sebagai aktor (lihat: film Avatar dan terakhir Alita: Battle Angel). Pekerjaan seniman pun di ujung tanduk.
#15. Tentara juga di ambang kepunahan, karena mereka akan tergantikan oleh robot seperti di film Iron Man yang bisa mengendalikan dirinya sendiri tanpa campur tangan manusia. Deep learning memungkinkan “soldier robot” melakukan analisis situasi, menghitung kekuatan lawan, dan kemudian mengambil keputusan penyerangan secara mandiri tanpa sedikitpun intervensi manusia. Perang tak lagi antara manusia vs manusia, tapi antara robot vs robot.
#16. Teroris dan disiden bakal tak berkutik dan akhirnya punah. Cina menggunakan pemindai wajah (facial recognition) berbasis AI yang memungkinkan pemerintah mengawasi setiap gerak-gerik warganegaranya, di manapun, kapanpun. Secara agresif Cina mengembangkan jejaring kamera pemindai wajah dengan menggunakan teknologi biometrik sehingga tak satupun warganegara yang bisa luput dari pengawasan pemerintah. Welcome the era of government surveillance.
#17. Bisa jadi profesi petinju, pegulat, atau atlit UFC kian tak populer karena tersaingi oleh robot olympic yang lebih seru dan sangar. Pertarungan dua humanoid robot hingga mati dapat menjadi olahraga dan hiburan baru dalam perkembangan teknologi di masa depan. Hal tersebut dapat menggantikan pertarungan antar petinju. Menciptakan hiburan baru kepada masyarakat yang diwakili oleh robot.
#18. Nasib sial juga akan menimpa salah satu industri tertua yaitu prostitusi. Sexbot berbasis AI akan menggantikan PSK untuk memuaskan orgasme setiap pelanggannya. Harmony by RealDoll adalah salah satunya. Sexbot pertama di dunia ini bisa berbicara sensual, mendesah, berkedip menggoda, dan memahami emosi/kepribadian setiap pria pelanggannya karena diperlengkapi self–learning software.
#19. Di bidang transportasi, mobil bensin dan disel (internal combation engine) pelan-pelan akan lenyap tergantikan oleh mobil listri (electric vehicle) seperti Tesla, mobil nir-sopir (autonomous vehicle) seperti Google Waymo, bahkan taksi terbang (electric vertical take-off and landing e-VTOL) Vehicle seperti Uber Air.
#20. Minimarket, supermarket, hypermarket akan kian tergusur karena kita tak perlu shopping lagi. Lemari es kita di rumah bakal dipasangi computer vision sensor yang bisa memindai dan memonitor apakah persediaan susu, daging, atau sayur kita masih cukup. Begitu habis maka ekosistem AI akan “memerintahkan” vendor produk-produk tersebut untuk mengirim barang-barang yang telah habis tersebut. Semuanya berlangsung secara otomatis tanpa campur tangan manusia. Kita akan memasuki era “zero–click shopping”.
#21. Akademi dan universitas konvensional akan tutup tergantikan instructional tutorial system (ITS) yang mampu memberikan instruksi dan feedback pembelajaran secara customised ke mahasiswa tanpa ada campur tangan pengajar manusia. Dengan ITS pembelajaran akan berlangsung secara one–to–one, personalized tutoring tidak massal di kelas seperti sekarang. Teknologi MOOCs akan terus diperbaiki dengan memanfaatkan AI (natural language processing, machine learning, semantic web, social/emotional computing) untuk menyempurnakan learning experience terbaik.
Kata Prof. Clayton Christensen, pencipta teori disruptive innovation di tahun 2017: “50% of the 4,000 colleges and universities in the U.S. will be bankrupt in 10 to 15 years.”
30 JOBS WILL BE KILLED BY AI
Survei McKinsey (2017) menunjukkan sampai dengan 10 tahun ke depan sekitar 800 juta pekerjaan akan hilang oleh dampak otomasi yang digerakkan oleh AI. Berikut ini adalah pekerjaan-pekerjaan yang sebagian atau sepenuhnya bakal tergantikan oleh AI:
- Bank Tellers
- Cashiers
- Administrations
- Retail Workers
- Restaurant Clerks
- Warehouse workers
- Secretary & Personal Assistant
- Call Centre & Customer Service
- Telemarketers
- Drivers & Couriers
- Tour Guide
- Translators/Interpreters
- Farmers
- Traffic Police
- Finance and Accounting
- Tax Preparer & Tax Analyst
- Book-keeper Clerks
- Auditing Clerks
- Data Entry & Data Analyst
- Market Research Analyst
- Assemblers (Electrical and Electronic Products)
- Proof-readers
- Journalists/Writers
- Lawyers & Paralegals
- Musicians and other artists
- Soldiers
- Doctors
- Astronouts
- Teachers
- Actors/Actrees
2 comments
siappp pak, klo begitu pekerjaan baru yg muncul apa aja ya pak dengan adanya AI di masa depan?
Baca di ebooknya ada: bit.ly/AIdecade
Benar-benar menarik.
Sudah tentu akan terjadi perubahan besar-besaran.
Perlu fokus ke skill dan bidang-bidang yang tidak bisa digantikan/setidaknya sulit digantikan oleh AI.