• Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Marketing Outlook 2019 (2): the FALL & the RISE

by yuswohady December 27, 2019
December 27, 2019
2.4K

Selama empat minggu di akhir 2019 dan awal 2020 ini saya akan menguraikan kajian akhir tahun Inventure mengenai Marketing Outlook 2020. Tulisannya akan terbagi menjadi tiga bagian.

Pertama adalah “The 3 Market MEGASHIFT” mengenai tiga kekuatan dahsyat yang mendisrupsi pasar Indonesia. Kedua, “The FALL & the RISE of the Industries” mengenai industri-industri yang porak-poranda oleh tiga kekuatan disrupsi di atas. Dan ketiga, “The 7 LEAP Strategies” mengenai strategi untuk sukses di era MEGASHIFT.

Berikut ini adalah bagian kedua yaitu: The FALL and the RISE of the Industries.

The FALL & The RISE
Di tulisan bagian pertama saya sudah menguraikan bahwa tiga disrupsi yaitu: disrupsi digital (digital disruption), disrupsi milenial (millennial disruption), dan disrupsi leiser (leisure disruption) telah menghasilkan MEGASHIFTS di pasar Indonesia.

MEGASHIFTS ini menyebabkan banyak produk dan bisnis berguguran (“The FALL”) tapi banyak juga produk dan bisnis yang tumbuh pesat (“The RISE”).

Di industri media, entertainment, dan telko misalnya, media cetak (koran, majalah), TV kabel, layanan telko tradisional (voice, SMS) hingga album musik menjadi kian surut. Namun di sisi lain layanan on-demand, streaming services, model bisnis subscription, original content dari OTT seperti Netflix, hingga individual content creator justru berkembang pesat.

Di pasar perbankan, bank-bank mulai tak mengembangkan kantor cabang dan ATM karena layanan seperti mobile banking mampu menghasilkan user experience yang lebih baik. Di satu sisi layanan berbasis kartu kartu (kartu kredit dan debit) kian ditinggalkan konsumen milenial. Namun di sisi layanan berbasis smartphone seperti digital payment dan digital lending justru tumbuh pesat.

Baca juga: Marketing Outlook 2020 (1): The 3 Market MEGASHIFTS

Di sektor otomotif, para inkumben seperti Toyota, Honda, atau Suzuki kini was-was karena seiring dikeluarkannya Perpres 55/2019 mengenai Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik kini pemain-pemain otomotif Cina mulai curi start untuk mendominasi pasar kendaraan listrik di Indonesia. Dekade 2020an bakal ditandai lahirnya era kendaraan listrik, sekaligus berakhirnya era kendaran bensin/solar (internal combation engine, ICE).

Di sektor ritel, department store, hypermarket/supermarket hingga trade center mulai berguguran. Namun di sisi lain minimarket, online shopping, artisan shop/store, digital POS, hingga leisure retail justru tumbuh pesat.

Sementara di sektor pariwisata perilaku millennial travellers juga mulai bergeser. Biro perjalanan konvensional, tour guide tradisional, losmen, hingga group tour mulai ditinggalkan. Sebaliknya staycation, instagramable destination, hotel butik, nomad tourism, hingga akomodasi berbasis apps seperti Airy atau OYO kian menjamur.

First, UNLEARN
Apapun industrinya, Anda tak akan bisa mengelak dari terjangan disrupsi yang menyebabkan begitu banyak bisnis berguguran di satu sisi, namun banyak juga bisnis baru yang lahir di sisi lain.

Pertanyaannya, apakah Anda akan ikut arus yang berguguran atau melakukan lompatan strategis untuk masuk ke bisnis-bisnis yang bertumbuh pesat.

Tentu saja Anda harus mengambil pilihan yang kedua. Untuk survive di pasar yang mengalami inflection point, Anda mau tak mau harus melakukan melompat dari bisnis-bisnis yang obsolet ke bisnis-bisnis baru yang lukratif. Itu sebabnya saya mengatakan tahun 2020 adalah: “the LEAP year”.

LEAP Strategy diawali dengan UNLEARN, yaitu menganggap diri kita “tak tahu semuanya”. Survive dari disrupsi itu bukanlah semata masalah teknologi digital atau inovasi model bisnis. Yang terpenting justru adalah masalah mindset. Yaitu mindset yang menganggap bahwa kita telah “tahu semuanya”.

Ketika kita sudah merasa tahu semuanya maka semakin sulit pula kita menanggalkannya.

Itu sebabnya disruptor di industri otomotif bukanlah Toyota yang “tahu semuanya” tentang otomotif, tapi oleh Tesla dan Google. Disruptor perhotelan bukan Hilton tapi Airbnb yang “tak tahu semuanya”. Disruptor layanan taksi bukanlah Blue Bird tapi Uber.

Mindset “tahu semuanya” telah membutakan mata, hati, dan pikiran kita mengenai hal baru yang tidak kita ketahui.

Di tengah disrupsi, mindset yang diperlukan bukanlah “tahu semuanya”, tapi justru sebaliknya “tak tahu semuanya”.

Kita tak cukup sebatas LEARNING tapi juga UNLEARNING yaitu mengosongkan hal-hal usang yang selama berpuluh tahun kita ketahui dan kita yakini kebenarannya.
Unlearning akan mengosongkan isi pikiran kita sebersih mungkin sebersih kanvas kosong.

0 FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Best Business Book 2019: My Picks
next post
Marketing Outlook 2020 (3): The LEAP Strategies

Baca Juga

Triple Disruptions Mengancam BUMN

June 6, 2021

“Kawin & Caplok”

June 4, 2021

Angry Customers

May 30, 2021

Gimana Agar Tech Giants Tidak Menjadi Predator?

May 26, 2021

The Fall of Asset-Heavy Company

May 26, 2021

The Fall of Clubhouse

May 23, 2021

GoTo & Mimpi Buruk Startup

May 20, 2021

The Fall of Branch

May 20, 2021

Ecosystem Synergy

May 19, 2021

GoTo: “Winner Takes All”

May 18, 2021

2 comments

Artisan Brand. Leisure Economy. - Authentic Marketing January 6, 2020 - 8:16 pm

[…] https://www.yuswohady.com/2019/12/27/marketing-outlook-2019-2-the-fall-the-rise/ […]

Reply
Edward Rhidwan January 15, 2020 - 4:07 am

Sedikit terhentak, ternyata mindset kita selama ini keliru, untuk sukses di era millenial, kita perlu tahu semua yang berbau digital, tapi tulisan ini menohok, ditengah tuntutan untuk terus serakah dengan segala hal, kita justru diingatkan untuk mengosongkan gelas. Terima kasih mas Yuswohadi.. saya selesaikan baca sampai part terakhir dulu…

Reply

Leave a Comment

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Recent Posts

  • KENAPA SHOPEE LIVE NENDANG!!! ” Jualan dr. Richard Lee Cuan Rp 8 M “
  • HEBOH SHOPEE LIVE : Fake FOMO Marketing
  • GEN Z “Generasi Gali Lubang Tutup Lubang”
  • KENAPA PRODUK KOLAB KERAP MEMICU FOMO “Starbucks X Blackpink”
  • REBRANDING TWITTER “Mengubur LEGACY Masa Lalu”
  • At the End of the Day, EVERY HOMO SAPIEN IS FOMO SAPIEN
  • PELAJARAN MARKETING dari FILM BARBIE “FOMO Marketing in Action”
  • KENAPA SHOPEE LIVE NENDANG!!! “Jualan dr. Richard Lee Cuan Rp 8 M”
  • PUTRI ARIANI & NATION BRANDING INDONESIA
  • NETIZEN IS THE BEST CHIEF SERVICE OFFICER
  • Dari AUTHENTICITY ke BRAND ADVOCACY “Belajar dari Bos Bluebird”
  • TB GUNUNG AGUNG TUTUP Bagaimana Format Toko Buku ke Depan?
  • UNTUNG-RUGI CALEG PESOHOR
  • CUSTOMER-CENTRIC GOVERNMENT
  • DIPLOMASI BOLA ARAB SAUDI
  • TOKOPEDIA NAIK TARIF & ERA BARU E-COMMERCE
  • TUPPERWARE Brand yang DISAYANG Emak-Emak, Brand yang “DIBUNUH” milenial
  • CARA TIONGKOK MENGGRUDUK PASAR INDONESIA
  • MERENUNGKAN CURHATAN SOIMAH Soal Pajak
  • IDA DAYAK & FOMO Marketing
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top
yuswohady.com
  • Home
  • Biography