• Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Bagaimana Milenial Membunuh Album Foto

by yuswohady July 12, 2019
July 12, 2019

Lihat hasil survei berikut di Inggris:

Hanya 25% foto ditaruh di album dan jutaan foto yang tersimpan di smartphone, laptop, ataupun desktop tak pernah di-download.

Dua dari tiga orang menyimpan foto secara online atau di komputer, tablet, dan HP.

Satu dari lima orang mengambil foto dengan tujuan untuk mem-posting di Facebook, Twitter, atau Instagram.

Sekitar 53% milenial muda lebih suka mem-posting foto mereka di Facebook dan hanya 13% dari mereka yang pernah punya album foto.

Photo Album New

Sementara selfie kini menjadi pose foto paling populer bagi kalangan milenial muda, dimana sekitar 30% dari foto-foto yang mereka ambil adalah foto selfie.

Survei dari Samsung menunjukkan rata-rata 1,9 miliar foto dibuat setiap bulannya dan 328 juta di antaranya di-share secara online.

Sekitar 10% foto yang mereka ambil “hilang” dalam waktu kurang dari 60 detik. Artinya, mereka mengambil foto dan kemudian mem-posting-nya di web dalam waktu kurang dari satu menit dan setelah itu tak pernah dilihat lagi.

Walaupun survei tersebut dilakukan di Inggris, namun sesungguhnya gambaran tersebut merupakan fenomena global yang terjadi di seluruh negara tak terkecuali di Indonesia.

Kelahiran smartphone sebagai kamera dan lahirnya media sosial seperti Facebook dan Instagram menjadikan milenial memproduksi paling banyak foto dalam sejarah umat manusia, namun foto itu bukannya disimpan di dalam album, namun di-share secara online pada saat itu juga (instantly).

Tak pelak lagi, tren ini memicu “terbunuhnya” album foto yang di era Gen-X dan Baby Boomers begitu populer sebagai pengingat masa-masa indah perjalanan hidup sebuah keluarga. Tradisi menyimpan foto di dalam album kini telah punah dan menjadi cerita sejarah masa lalu.

Kini perilaku berfoto milenial dan bagaimana mereka memanfaatkan hasil foto tersebut sudah berubah secara drastis dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.

Sekarang berfoto menjadi sebuah aktivitas yang instan. Jepret, dapat hasilnya dalam format digital, dilihat sebentar, kemudian di-share ke teman-teman via Facebook atau Instagram, habis itu selesai. Setelahnya besar kemungkinan foto-foto yang sudah menjadi domain publik tersebut tak pernah dilihat lagi.

Milenial berfoto ria bukan untuk dinikmati dengan mencetaknya lalu menempatkannya di dalam album atau pigura. Dulu foto disimpan di dalam album agar kelak bisa dilihat-lihat bersama seluruh anggota keluarga untuk mengenang memori-memori masa lalu yang indah. Sekarang tradisi seperti itu tidak ada lagi.

Kini album foto tergantikan oleh SD card atau ruang memori di smartphone, hard disc di laptop dan komputer, situ-situs seperti Facebook atau Instagram, atau ruang-ruang cloud di jagat internet.

Kini membuat dan menyimpan foto secara digital menjadi begitu mudah, murah, dan praktis, walaupun setelah dibuat dan disimpan kecil kemungkinannya foto-foto itu dilihat lagi.

Ketika milenial kini bisa membuat dan menyimpan foto sebanyak apapun yang mereka mau, maka justru foto-foto itu semakin tidak bernilai.

Benar sekali ungkapan: “more is less”. Ketika foto-foto kini melimpah-ruah maka nilainya justru mengecil. Foto kini menjadi tidak sebernilai dan sesakral dulu lagi.

Related posts:

  1. Bagaimana Emak Milenial Membunuh Mainan Anak?
  2. Begini Cara Milenial “Membunuh” Kebersamaan Keluarga
  3. Bagaimana Milenial Mendisrupsi Musik Rock?
  4. Bagaimana Milenial Mendisrupsi Tempat Kerja?
  5. Sepatu High Heels Pun Dibunuh Milenial
0 FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Cool Brand… Boring Brand
next post
Di Banyuwangi, Semua Dinas Adalah “Dinas Pariwisata”

Baca Juga

Covid-19: The Birth of WFH

March 20, 2020

Marketing Outlook 2020 (4): The LEAP Strategies

January 11, 2020

Kenapa Nadiem, Risa Santoso, atau Putri Tanjung Harus...

November 25, 2019

Millennials KILL Menikah

November 9, 2019

Pepsi Korban Milenial?

October 5, 2019

Milenial = Generasi Anti-Sosial

August 3, 2019

Mabuk “Dibunuh” oleh Generasi Milenial

July 20, 2019

Millennials KILL Everything @ CNN Indonesia

June 2, 2019

Selamat Tinggal Loyalitas di Tempat Kerja

April 13, 2019

Millennials KILL Everything: “Ini Dia yang Dibunuh”

April 12, 2019

Leave a Comment

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • KENAPA REPUBLIKA CETAK HARUS TUTUP?

    January 30, 2023
  • MAL SEPI BAK KUBURAN

    January 30, 2023
  • KENAPA TIKTOK LEBIH POWERFUL DARI INSTAGRAM?

    January 30, 2023
  • FOMO (Fear Of Missing Out) Memicu EFEK DOMINO Menyebarkan Foto BOM BUNUH DIRI

    January 30, 2023
  • FOMO MOBIL LISTRIK

    January 30, 2023
  • Otentisitas bisa Menjadi Alat Diferensiasi Bisnis

    January 30, 2023
  • SLOGAN BARU JAKARTA

    January 19, 2023
  • RELIABILITY SPBU PERTAMINA

    January 19, 2023
  • MENDADAK TENIS ” FOMO Marketing Matters “

    December 5, 2022
  • PAMALI MARKETING PLAN 2023 PESIMIS

    December 5, 2022
  • 2023 TAHUN TERANG The Power of Self-Fulfilling Prophecy

    December 5, 2022
  • AKANKAH STARTUP BUBBLE PECAH?

    December 5, 2022
  • HABIS TERANG TERBITLAH GELAP FOMO matters.

    December 5, 2022
  • PHK META “Pelajaran Berharga”

    December 5, 2022
  • BAGAIMANA KONSUMEN PINDAH KE LAIN HATI?

    November 29, 2022
  • BIROKRASI MELAYANI BUKAN MENYULITKAN

    November 29, 2022
  • BLUNDER BAIM WONG Brand Harus Punya “Netizen Sensitivity”

    November 29, 2022
  • BRAND REPOSITIONING POLRI

    November 29, 2022
  • MENYIKAPI BRAND TERRORIST “Pelajaran dari Esteh Indonesia”

    November 29, 2022
  • FOMO MARKETING HYUNDAI IONIQ 5

    November 29, 2022

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • KENAPA REPUBLIKA CETAK HARUS TUTUP?
  • MAL SEPI BAK KUBURAN
  • KENAPA TIKTOK LEBIH POWERFUL DARI INSTAGRAM?
  • FOMO (Fear Of Missing Out) Memicu EFEK DOMINO Menyebarkan Foto BOM BUNUH DIRI
  • FOMO MOBIL LISTRIK
  • Otentisitas bisa Menjadi Alat Diferensiasi Bisnis
  • SLOGAN BARU JAKARTA
  • RELIABILITY SPBU PERTAMINA
  • MENDADAK TENIS ” FOMO Marketing Matters “
  • PAMALI MARKETING PLAN 2023 PESIMIS
  • 2023 TAHUN TERANG The Power of Self-Fulfilling Prophecy
  • AKANKAH STARTUP BUBBLE PECAH?
  • HABIS TERANG TERBITLAH GELAP FOMO matters.
  • PHK META “Pelajaran Berharga”
  • BAGAIMANA KONSUMEN PINDAH KE LAIN HATI?
  • BIROKRASI MELAYANI BUKAN MENYULITKAN
  • BLUNDER BAIM WONG Brand Harus Punya “Netizen Sensitivity”
  • BRAND REPOSITIONING POLRI
  • MENYIKAPI BRAND TERRORIST “Pelajaran dari Esteh Indonesia”
  • FOMO MARKETING HYUNDAI IONIQ 5
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top
yuswohady.com
  • Home
  • Biography