yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Begini Cara Milenial “Membunuh” Kebersamaan Keluarga

by yuswohady March 30, 2019
March 30, 2019

Milenial adalah generasi yang highly-connected.

Terutama terkoneksi secara online melalui smartphone di genggaman.

Namun jika koneksi online itu terlalu berlebihan, sehingga mengabaikan koneksi secara offline (face-to face interactions) dengan orang-orang di sekitarnya maka bahaya bakal muncul.

Salah satu bahaya itu adalah ancaman terhadap pilar-pilar kebersamaan keluaga.

Di era Baby Boomers dan Gen-X, salah satu kebersamaan keluarga itu tergambar saat seluruh anggota keluarga berkumpul bersama di meja makan. Sambil menikmati hidangan mereka ngobrol begitu akrab diselingi gurauan dan candaan. Mereka saling bertukar cerita mengenai berbagai kejadian hari itu. Sesekali si bapak memberikan petuah dan si ibu berbagi pengalaman bijak.

Millennials Kill Family Time

Gambaran seperti itu kini mulai berubah. Saat dinner time kita akan melihat setiap anggota keluarga membawa smartphone dan mereka asyik memainkan layar smartphone masing-masing.

Dinner time pun berubah menjadi screen time.

Hal ini tak hanya terjadi di meja makan, tapi juga di ruang tamu saat mereka nonton TV bareng; di restoran saat mereka makan bersama; di rumah kerabat saat mereka kumpul keluarga besar; di mobil saat perjalanan ke sekolah atau tempat kerja; di tempat wisata saat mereka liburan keluarga bareng.

Singkatnya: family time now becomes screen time.

Survei yang dilakukan Discover Ferries terhadap 2000 orangtua di Inggris menemukan bahwa rata-rata keluarga menghabiskan quality time selama 3 minggu setahunnya dan hanya 36 menit seharinya. Sementara waktu yang dihabiskan untuk screen time mencapai empat kali lipat (sekitar 1 jam 55 menit untuk orang dewasa; 2 jam 22 menit untuk anak-anak).

Seiring makin massifnya screen time “menjajah” family time, kini persoalan-persoalan di keluarga mulai muncul.

Survei di Inggris menunjukkan, lebih dari sepertiga anak usia SMP minta orangtua mereka berhenti mengecek smartphone saat makan bersama. Sekitar 82% dari mereka berkeyakinan bahwa saat makan bersama seharusnya “smartphone free”. Celakanya, sekitar 46% dari mereka merasa diabaikan orangtua saat mereka meminta menanggalkan smartphone.

Sedihnya, sekitar 62% dari mereka mengatakan bahwa orangtua mereka terdistraksi (distructed) saat mereka mencoba berbicara dengannya. Dan sumber distraksi itu adalah smartphone.

Tanpa disadari screen time yang berlebihan menjadikan orangtua makin sedikit bicara dengan anak; memiliki respons lebih lambat ke anak; dan over-reaktif saat diinterupsi oleh anak. Ujung-ujungnya anak merasakan kecemburuan, karena orangtua mereka lebih “sayang” kepada smartphonenya ketimbang si anak.

Screen time berlebihan juga bermasalah terkait hubungan antara suami dan istri. Ingat, ketika suami atau istri merasa terabaikan karena salah satu dari mereka sibuk dengan layar HP, maka hal ini bisa menjadi sumber ketidakpuasan hubungan keluarga. Apabila terus berakumulasi, maka hal ini bisa menjadi sumber percekcokan di dalam rumah tangga.

Mengabaikan lawan bicara dengan sibuk bermain HP tak hanya tidak santun, tapi juga bisa merusak kualitas hubungan antara suami-istri maupun ortu-anak. Survei yang dilakukan di AS menemukan bahwa setengah orangtua mengatakan mereka terabaikan oleh pasangan karena screen time; lebih dari sepertiga mengatakan terkena depresi akibat hal tersebut; dan hampir seperempat mengatakan hal tersebut menjadi sumber konflik di dalam keluarga.

Simpul riset tersebut: “Excessive screen time makes us feel bad and leads to unhappiness and depression.”

Sungguh ironis, smartphone membuat kita bisa terkoneksi dan bercengkerama dengan begitu banyak orang lain dari belahan bumi manapaun, tapi justru mengabaikan orang-orang terdekat kita di rumah.

Inilah barangkali paradoks terhebat abad ini… sebut saja itu “Paradoks Smartphone”.

Bunyinya: “Mendekatkan yang jauh; menjauhkan yang dekat”.

Related posts:

  1. Bagaimana Emak Milenial Membunuh Mainan Anak?
  2. Book Launch: “Millennials Kill Everything”
  3. Bagaimana Milenial Mendisrupsi Musik Rock?
  4. Manekin Keluarga
  5. Transformasi Perusahaan Keluarga
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
The Coming of the Asian Age
next post
Sepatu High Heels Pun Dibunuh Milenial

Baca Juga

Covid-19: The Birth of WFH

March 20, 2020

Marketing Outlook 2020 (4): The LEAP Strategies

January 11, 2020

Kenapa Nadiem, Risa Santoso, atau Putri Tanjung Harus...

November 25, 2019

Millennials KILL Menikah

November 9, 2019

Pepsi Korban Milenial?

October 5, 2019

Milenial = Generasi Anti-Sosial

August 3, 2019

Mabuk “Dibunuh” oleh Generasi Milenial

July 20, 2019

Bagaimana Milenial Membunuh Album Foto

July 12, 2019

Millennials KILL Everything @ CNN Indonesia

June 2, 2019

Selamat Tinggal Loyalitas di Tempat Kerja

April 13, 2019

1 comment

Yeni Yunita June 30, 2019 - 10:35 pm

Saya suka artikel bapak, dan saya sangat setuju kalimat terakhir. Gadget itu emang “mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat”. Its real fact

Reply

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • Megashift #5: Comeback of Homecooking

    March 26, 2021
  • Megashift #4: Healthiness Is the New Caring

    March 24, 2021
  • Megashifts #3: Deeper Family Bond

    March 21, 2021
  • Megashift #2: Insurance Becomes Necessity

    March 20, 2021
  • Megashift #1. Family Is Living in Anxiety

    March 18, 2021
  • The 4 Consumer Megashifts

    March 18, 2021
  • Consumer Megashifts 10X10

    March 14, 2021
  • City Will Be Killed by COVID-19

    March 12, 2021
  • Agility Is Your Most Valuable Asset

    March 7, 2021
  • Corona: A Serial Killer

    February 26, 2021
  • Sharing Economy in the Pandemic

    February 19, 2021
  • Syariah Universal

    February 12, 2021
  • Stay @ Home Lifestyle

    February 7, 2021
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks

    December 27, 2020
  • Best Business Books 2020: My Picks

    December 24, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (3)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (2)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (1)

    December 14, 2020
  • 6 Forces of Change 2021

    December 13, 2020
  • Konsumen Indonesia Optimis

    November 28, 2020

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • Megashift #5: Comeback of Homecooking
  • Megashift #4: Healthiness Is the New Caring
  • Megashifts #3: Deeper Family Bond
  • Megashift #2: Insurance Becomes Necessity
  • Megashift #1. Family Is Living in Anxiety
  • The 4 Consumer Megashifts
  • Consumer Megashifts 10X10
  • City Will Be Killed by COVID-19
  • Agility Is Your Most Valuable Asset
  • Corona: A Serial Killer
  • Sharing Economy in the Pandemic
  • Syariah Universal
  • Stay @ Home Lifestyle
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks
  • Best Business Books 2020: My Picks
  • Industry Megashifts 2021 (3)
  • Industry Megashifts 2021 (2)
  • Industry Megashifts 2021 (1)
  • 6 Forces of Change 2021
  • Konsumen Indonesia Optimis
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top