yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Bagaimana Emak Milenial Membunuh Mainan Anak?

by yuswohady March 23, 2019
March 23, 2019

Di tahun 1990an permainan anak-anak ini begitu populer:

  • Layang-layang
  • Petak umpet
  • Yoyo dan gasing
  • Gobak sodor
  • Congklak
  • Bola bekel
  • Kelereng
  • Ketepel
  • Balap karung
  • Monopoli

Itu adalah permainan yang jadul. Anda pasti juga masih ingat mainan-mainan di era 1990an yang lebih modern berikut ini:

  • Boneka Berbie
  • Tamagochi
  • Nintendo Game Boy
  • Lego

Cover Millennials Kill Everything

Berbagai jenis mainan itu kini seperti lenyap ditelan bumi. Berbagai permainan fisik tersebut lenyap karena anak-anak zaman now (putra dan putri kaum milenial) mulai menemukan medium baru yang lebih praktis, convenient, dan tak perlu bercapek-capek ria untuk memainkannya yaitu: medium digital.

Bermain Kelereng

Ketimbang gobak sodor, putra dan putri kaum milenial lebih menyukai Angry Birds di smartphone. Dari pada bermain boneka Berbie mereka lebih suka games Toca Hair Salon; daripada bermain layang-layang di lapangan yang panas oleh terik matahari mereka lebih suka bermain Tayo’s Garage Game. Mereka lebih menyukai digital games and toys.

Survei dunia oleh Common Sense Media (2017) menggambarkan dengan jelas pergeseran ini. Menurut survei tersebut anak-anak usia 8 tahun ke bawah menghabiskan waktu rata-rata 49 menit sehari di depan layar smartphone/tablet (untuk mobile gaming), naik siknifikan dari hanya 5 menit pada tahun 2011.

Millennials have killed physical games. They’ve killed physical toys.

Kenapa putra-putri para milenial tak lagi mau main layang-layang atau main kelereng? Karena memang emak-emak mereka alias emak-emak zaman now alias emak-emak milenial mengarahkan mereka ke mainan digital melalui apps di smartphone.

Alasannya ada beberapa:

Pertama karena digital games dan digital toys lebih keren, lebih techy, dan lebih kekinian. Main kelereng itu jadul. Main Angry Birds itu kekinian dan keren. Dan kemudian emak-emak milenial membanggakan anaknya yang piawai memainkan Cut the Rope, Peppa Pig, atau Endless Alphabet ke emak-emak milenial yang lain.

Kedua karena emak-emak milenial sibuknya minta ampun. Begitu anak balitanya menangis cara paling gampang, praktis, dan efisien adalah dengan memberinya tablet dengan beragam games apps di dalamnya. Bisa dijamin si balita berhenti menangis dan sibuk berjam-jam bercengkrama dengan layar tablet.

Coba bandingkan dengan kalau si anak dilepas ke halaman atau di lapangan bersama teman-temannya untuk bermain layang-layang atau petak umpet, pasti mengawasinya akan jauh lebih repot.

Memberikan anak-anak beragam games melalui tablet di rumah akan lebih aman dan lebih tak berisiko terkena berbagai musibah dan kejadian yang tak diinginkan. Digital games/toys adalah solusi bagi si emak karena dengan begitu ia bisa multi-tasking mengurus anak sekaligus melakukan pekerjaan yang lain.

Namun apakah itu juga solusi bagi si anak? Tak selalu.

Ketika sejak lahir putra-putri milenial sudah tercerabut dari lingkungan sosialnya karena tiap saat tersedot ke layar gadget, maka kemampuan social skill mereka akan kian defisit. Mereka menjadi gagap berkehidupan sosial.

Fenomena makin tak populernya permainan dan mainan fisik (hardware toys) di kalangan anak-anak milenial bukanlah monopoli Indonesia, tapi sudah menjadi tren dunia. Dua tahun lalu Toys “R” Us bangkrut dan menurut The Atlantic salah satu biang penyebabnya adalah milenial.

Tak hanya itu penjualan dari the big three produsen mainan anak dunia Mattel, Lego, dan Hasbro juga turun sistematis untuk brand-brand hebat seperti boneka Berbie, American Girl, atau merchandise Star Wars.

 

Foto: Karawanginfo.com

Related posts:

  1. Bagaimana Milenial Mendisrupsi Musik Rock?
  2. Bagaimana Milenial Mendisrupsi Tempat Kerja?
  3. Personal Branding Ala Milenial
  4. Memasarkan Jazz
  5. Bagaimana Twitter MENJUAL Java Jazz
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Book Launch: “Millennials Kill Everything”
next post
The Coming of the Asian Age

Baca Juga

Covid-19: The Birth of WFH

March 20, 2020

Marketing Outlook 2020 (4): The LEAP Strategies

January 11, 2020

Kenapa Nadiem, Risa Santoso, atau Putri Tanjung Harus...

November 25, 2019

Millennials KILL Menikah

November 9, 2019

Pepsi Korban Milenial?

October 5, 2019

Milenial = Generasi Anti-Sosial

August 3, 2019

Mabuk “Dibunuh” oleh Generasi Milenial

July 20, 2019

Bagaimana Milenial Membunuh Album Foto

July 12, 2019

Millennials KILL Everything @ CNN Indonesia

June 2, 2019

Selamat Tinggal Loyalitas di Tempat Kerja

April 13, 2019

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • Corona: A Serial Killer

    February 26, 2021
  • Sharing Economy in the Pandemic

    February 19, 2021
  • Syariah Universal

    February 12, 2021
  • Stay @ Home Lifestyle

    February 7, 2021
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks

    December 27, 2020
  • Best Business Books 2020: My Picks

    December 24, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (3)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (2)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (1)

    December 14, 2020
  • 6 Forces of Change 2021

    December 13, 2020
  • Konsumen Indonesia Optimis

    November 28, 2020
  • Prospective Businesses for UKM

    October 14, 2020
  • UKM Outlook 2021

    October 11, 2020
  • New Omni Marcomm

    October 1, 2020
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi

    September 4, 2020
  • Family Life in the Pandemic Era

    September 4, 2020
  • 5 Digital Consumer Megashifts

    August 26, 2020
  • 15 Banking Consumer Megashift

    August 10, 2020
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends

    July 26, 2020
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends

    July 24, 2020

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • Corona: A Serial Killer
  • Sharing Economy in the Pandemic
  • Syariah Universal
  • Stay @ Home Lifestyle
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks
  • Best Business Books 2020: My Picks
  • Industry Megashifts 2021 (3)
  • Industry Megashifts 2021 (2)
  • Industry Megashifts 2021 (1)
  • 6 Forces of Change 2021
  • Konsumen Indonesia Optimis
  • Prospective Businesses for UKM
  • UKM Outlook 2021
  • New Omni Marcomm
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi
  • Family Life in the Pandemic Era
  • 5 Digital Consumer Megashifts
  • 15 Banking Consumer Megashift
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top