• Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Resto Indonesia Mendunia

by yuswohady November 24, 2018
November 24, 2018

Hari Kamis-Jumat (22-23 November) lalu adalah hari bersejarah bagi Indonesia karena hari itu untuk pertama kalinya kita mengumpulkan sekitar 100 pemilik resto Indonesia di luar negeri (“resto diaspora”) di ajang “Wonderful Indonesia Gastronomy Forum (WIGF): Diaspora Restaurant” yang dibesut Kementerian Pariwisata.

Mereka datang ke Jakarta untuk meneguhkan tekad melakukan diplomasi kuliner agar masakan-masakan hebat Indonesia bisa mendunia dan diterima oleh konsumen global. Seperti halnya pizza (Italia), Tom Yam (Thailand), atau Sushi (Jepang), kita ingin masakan-masakan hebat kita seperti soto, rendang, sate, nasi goreng, dan gado-gado bisa diterima masyarakat dunia.

Foto bareng resto diaspora owners 2

Emosional
Bertemu dengan para pemilik resto diaspora sungguh emosional. Bayangkan, selama ini mereka berjuang sendiri di negeri orang, negara lalai. Dan begitu negara hadir mengulurkan tangan, mereka begitu trenyuh, dan tak henti-hentinya berterima-kasih.

Jangan dikira mengelola resto di negeri orang itu gampang. Mereka betul-betul menjadi CEO alias “Chief of Everything Officer”. Karena semua urusan mulai dari manajemen resto, keuangan, jualan, masak, bahkan cuci piring, mereka lakukan sendiri. Semua dilakukan secara “one-man show”, karena memang biaya tenaga kerja di negera-negera Eropa atau di Amerika mahal minta ampun.

Tak sedikit resto-resto Indonesia di luar negeri yang tutup karena pemiliknya tak kuat lagi mengelolanya. Tak jarang pula resto-resto Indonesia itu berpindah pemilik dan beralih-fungsi menjadi resto Thailand atau resto Jepang karena mendirikan dan mengelola resto Thailand dan Jepang jauh lebih mudah.

Kenapa? Karena negara mereka hadir sebagai “dewa penolong” membantu pengadaan bumbu dan bahan baku, memberikan soft loan pendirian resto, dan aktif membantu promosi.

Lalu bagaimana membantu resto diaspora untuk mengembangkan diri sekaligus menyebarkan masakan Indonesia ke seluruh dunia? Caranya bisa melalui dua jalur yaitu “business to government” (B2G) dan “business to business” (B2B).

Foto bareng resto diaspora owners

B2G
Jalur B2G dilakukan melalui campur tangan pemerintah secara aktif dalam melancarkan bisnis resto diaspora. Domain peran pemerintah di sini mencakup: kebijakan dan regulasi, orkestrasi Indonesia Inc. (kolaborasi unsur pentahelix: government, business, academician, media, community), lobi ke negara/pemerintah lokal, hingga aktivasi promosi secara langsung.

Di salah satu sesi WIGF ada cerita menarik yang disampaikan pemilik resto di Shanghai. Awalnya ia menggunakan santan Kara asal Indonesia untuk masakannya, namun sejak setahun terakhir ia menggunakan produk santan Thailand. Pasalnya harga santan Kara di Shanghai dua kali lipat harga santan Thailand. Kenapa begitu? Karena produk santan Thailand menikmati bea masuk impor yang rendah berkat lobi-lobi dan kebijakan strategis pemerintah Thailand.

Terkait peran negara dalam membantu resto diaspora, kita wajib belajar dari Thailand. Melalui program “Kitchen of the World” sejak tahun 1990-an, Thailand aktif mendorong resto diaspora Thailand sehingga kini mampu “menjajah” dunia dengan jumlah puluhan ribu Thai resto di seluruh dunia.

Pemerintah Thailand agresif mendorong resto diasporanya dengan beragam strategi seperti: Memberikan soft loan hingga 100 ribu dolar untuk pendirian Thai resto di laur negeri; strategi sistematik untuk menyebarkan national food ke seluruh dunia; hingga mengembangkan infrastruktur global cold-chain food logistic untuk menopang operasi Thai resto di seluruh dunia.

Foto Bareng Menpar & Menlu

B2B
Sementara jalur B2B bisa dilakukan dengan mengerahkan partisipasi perusahaan-perusahaan Indonesia, khususnya yang memasarkan produk dan memiliki operasi di luar negeri, untuk membantu operasi resto diaspora.

Satu inisiatif yang sama sekali baru di WIGF ini adalah menyambungkan kepentingan perusahaan-perusahaan nasional kita dengan resto diaspora. Di sini Kemenpar melalui Cobranding Team-nya menjadi “mak comblang” mempertemukan kepentingan perusahaan-perusahaan nasional dengan para pemilik resto diaspora.

Sesi Business Matching

Sesi Business Matching (B2B)

Ambil contoh BRI memiliki nasabah prioritas (wealth management) yaitu orang-orang kaya yang berpotensi menjadi partner/investor bagi pemilik resto diaspora. Maka BRI bisa menggelar business matching, mempertemukan nasabahnya dengan para pemilik resto diaspora. Perlu diketahui, partner/investor merupakan kendala paling krusial bagi pemilik resto diaspora dalam mengembangkan jaringan restonya.

Contoh lain, Suwe Ora Jamu (kedai jamu dan produsen jamu kemasan) dan Javara (produsen pangan lokal khas Indonesia seperti beras, rempah-rempah, kacang hijau, minyak, hingga rumput laut) yang hadir di WIGF kemarin misalnya, bisa melakukan kerjasama B2B dengan resto diaspora untuk menyebarkan jamu ke seluruh dunia atau memasok kebutuhan bumbu dan rempah-rempah.

Ada banyak format kerjasama B2B yang bisa dilakukan. Kebetulan Cobranding Team Kemenpar sudah mengurasi sekitar 130 perusahaan/brand nasional yang siap untuk bekerjasama mendukung resto diaspora di seluruh dunia.

Bersama Chef Yono

Bareng Chef Yono, Chef kelas dunia kebanggaan Indonesia

Mari kita mainkan. Inilah indahnya kolaborasi, yaitu ketika seluruh elemen bangsa (Pentahelix) bergandengan tangan dan bersatu-padu untuk membantu resto diaspora.Visinya jelas, yaitu membawa soto, rendang, atau nasi goreng “menjajah” dunia dengan memanfaatkan resto diaspora sebagai channel pemasaran.

Viva resto diaspora… viva kuliner Indonesia.

Related posts:

  1. Resto Diaspora
0 FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Ketika Hijrah menjadi Lifestyle
next post
Welcome the New Normal

Baca Juga

Di Banyuwangi, Setiap Lokasi Adalah Destinasi

November 16, 2019

Anti-Mainstream Marketing: Downloadable Ebook

November 2, 2019

Pemasaran “Anti-Mainstream” Ala Azwar Anas

August 10, 2019

Di Banyuwangi, Semua Dinas Adalah “Dinas Pariwisata”

July 13, 2019

Tourism-Centered Economy 4.0

March 9, 2019

Asian Games & Nation Branding: eBook

September 9, 2018

YOLO

September 8, 2018

Nation Branding: Agenda Bangsa setelah Asian Games Usai

September 3, 2018

Sukses Asian Games & Visi 2032

September 1, 2018

Mem-branding Indonesia lewat Asian Games

August 25, 2018

Leave a Comment

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • KENAPA REPUBLIKA CETAK HARUS TUTUP?

    January 30, 2023
  • MAL SEPI BAK KUBURAN

    January 30, 2023
  • KENAPA TIKTOK LEBIH POWERFUL DARI INSTAGRAM?

    January 30, 2023
  • FOMO (Fear Of Missing Out) Memicu EFEK DOMINO Menyebarkan Foto BOM BUNUH DIRI

    January 30, 2023
  • FOMO MOBIL LISTRIK

    January 30, 2023
  • Otentisitas bisa Menjadi Alat Diferensiasi Bisnis

    January 30, 2023
  • SLOGAN BARU JAKARTA

    January 19, 2023
  • RELIABILITY SPBU PERTAMINA

    January 19, 2023
  • MENDADAK TENIS ” FOMO Marketing Matters “

    December 5, 2022
  • PAMALI MARKETING PLAN 2023 PESIMIS

    December 5, 2022
  • 2023 TAHUN TERANG The Power of Self-Fulfilling Prophecy

    December 5, 2022
  • AKANKAH STARTUP BUBBLE PECAH?

    December 5, 2022
  • HABIS TERANG TERBITLAH GELAP FOMO matters.

    December 5, 2022
  • PHK META “Pelajaran Berharga”

    December 5, 2022
  • BAGAIMANA KONSUMEN PINDAH KE LAIN HATI?

    November 29, 2022
  • BIROKRASI MELAYANI BUKAN MENYULITKAN

    November 29, 2022
  • BLUNDER BAIM WONG Brand Harus Punya “Netizen Sensitivity”

    November 29, 2022
  • BRAND REPOSITIONING POLRI

    November 29, 2022
  • MENYIKAPI BRAND TERRORIST “Pelajaran dari Esteh Indonesia”

    November 29, 2022
  • FOMO MARKETING HYUNDAI IONIQ 5

    November 29, 2022

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • KENAPA REPUBLIKA CETAK HARUS TUTUP?
  • MAL SEPI BAK KUBURAN
  • KENAPA TIKTOK LEBIH POWERFUL DARI INSTAGRAM?
  • FOMO (Fear Of Missing Out) Memicu EFEK DOMINO Menyebarkan Foto BOM BUNUH DIRI
  • FOMO MOBIL LISTRIK
  • Otentisitas bisa Menjadi Alat Diferensiasi Bisnis
  • SLOGAN BARU JAKARTA
  • RELIABILITY SPBU PERTAMINA
  • MENDADAK TENIS ” FOMO Marketing Matters “
  • PAMALI MARKETING PLAN 2023 PESIMIS
  • 2023 TAHUN TERANG The Power of Self-Fulfilling Prophecy
  • AKANKAH STARTUP BUBBLE PECAH?
  • HABIS TERANG TERBITLAH GELAP FOMO matters.
  • PHK META “Pelajaran Berharga”
  • BAGAIMANA KONSUMEN PINDAH KE LAIN HATI?
  • BIROKRASI MELAYANI BUKAN MENYULITKAN
  • BLUNDER BAIM WONG Brand Harus Punya “Netizen Sensitivity”
  • BRAND REPOSITIONING POLRI
  • MENYIKAPI BRAND TERRORIST “Pelajaran dari Esteh Indonesia”
  • FOMO MARKETING HYUNDAI IONIQ 5
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top
yuswohady.com
  • Home
  • Biography