Dua topik seksi masih menjadi favorit saya untuk Best Business Book tahun ini. Pertama adalah behavioral economics (Adaptive Markets). Kedua adalah internet/digital (Move Fast and Break Things, The Four, The Upstarts).
Dan pilihan buku terbaik tahun ini adalah gabungan keduanya, bias perilaku di era internet/digital yaitu: Everybody Lies.
Berikut adalah daftar 10 Best Business Book 2017 pilihan saya:
#1. Everybody Lies: Big Data, New Data, and What the Internet Can Tell Us About Who We Really Are, Seth Stephens-Davidowitz
Problem mendasar sebuah survei adalah responden yang mengatakan hal tak sebenarnya. Mereka mengatakan apa yang “seharusnya” dikatakan kepada peneliti atau apa yang mereka “pilih” untuk dikatakan kepada peneliti (dalam behavioral economics sering disebut: “social desirability bias”). Karena itu, persis seperti dibilang buku ini: “We are all lying”.
Namun di dalam lautan big data mesin pencari Google kita tak bisa lagi berbohong. Apa yang kita tuliskan di text box mesin pencarian Google adalah potret dari pikiran, hasrat, kecemasan, dan kelakuan kita yang sesungguhnya tanpa kita mampu berbohong.
Buku ini membuka cakrawala baru dimana sekitar 8 triliun gigabyte data di mesin pencari Google (dan akan terus bertambah secara eksponensial) akan memberikan jawaban presisi mengenai siapa sesungguhnya kita. Mesin pencari Google bakal menjadi “lab raksasa” dengan responden lebih dari 7 miliar umat manusia.
Apa yang telah kita tuliskan di Google akan menelanjangi seluruh aspek kehidupan kita mulai dari: perilaku investor dan konsumen, relasi sosial, orientasi politik, sentimen rasisme, etika, tendensi LGBT, hingga seluk-beluk kehidupan seks kita.
#2. Principles: Life and Work, Ray Dalio
Business wisdom dari salah satu investor/entrepreneur tersukses di dunia, Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associate, hedge fund terbesar di dunia. Melalui buku ini tokoh yang mendapat julukan “Steve Jobs of Investing” ini mengkristalkan butir-butir pemikiran bisnis selama 40 tahun selama ia memimpin Bridgewater.
Prinsip yang disebutnya, “an idea meritocracy that strives to achieve meaningful work and meaningful relationships through radical tranparency,” menjadi fondasi budaya kerja Bridgewater hingga menjadi perusahaan terhebat di dunia.
#3. Move Fast and Break Things: How Facebook, Google, and Amazon Cornered Culture and Undermined Democracy, Jonathan Taplin
Jonathan Taplin mengungkap dengan gamblang sepak terjang segelintir “radical libertarian entrepreneurs” di tahun 1990-an (al: Thiele, Bezos, Page, Zuckerberg) yang “membajak” jagat internet menjadi bagian dari bisnis global yang mereka dominasi.
Gerak agresif mereka telah merampas dan memonopoli bisnis musik, film, televisi, penerbitan, dan berita di seantero jagat. Kerakusan mereka telah membelokkan internet dari visi dan idealisme awalnya yang begitu mulia.
#4. Option B: Facing Adversity, Building Resilience, and Finding Joy, Sheryl Sandberg dan Adam Grant
Dua penulis rising star Sheryl Sandberg (Lean In) dan Adam Grant (Originals & Give and Take) berkolaborasi menghasilkan buku fenomenal ini. Buku ini istimewa terutama bagi Sandberg yang juga COO Facebook karena merupakan refleksi personalnya menyusul kematian secara tiba-tiba sang suami.
Kombinasi pengalaman personal-emosional Sanberg dan keakuratan riset psikologi Grant menghasilkan kajian yang insightful mengenai bagaimana kita tabah (resilient), menemukan kekuatan, dan bertumbuh kembali saat menghadapi cobaan hidup yang pelik.
#5. Adaptive Markets: Financial Evolution at the Speed of Thought, Andrew W. Lo
Selama hampir 200 tahun para ekonom meyakini bahwa investor adalah rasional dan pasar adalah efisien. Keyakinan itu dikoreksi oleh para behavioral economist yang secara meyakinkan membuktikan bahwa pasar jauh dari efisien dan para pelakunya tak rasional dalam mengambil keputusan.
Melalui karya terobosan ini Andrew Lo mengusulkan framewok baru “Adaptive Markets Hypothesis” yang mengatakan bahwa teori mengenai pasar yang efisien tidaklah salah, hanya belum komplit. Lo menunjukkan bahwa rasionalitas dan irrasionalitas pelaku pasar berjalan berdampingan.
#6. Hit Makers: The Science of Popularity in an Age of Distraction, Derek Thompson
Melalui telusuran investigatif selama seabad terakhir, Derek Thompson editor senior majalah Atlantic, mengungkap bagaimana artis, lagu, film, atau apps menjadi tipping point dan mencapai puncak kepopuleran.
Hit Makers menelusuri dinamika psikologis di balik fenomena blockbuster (dari lukisan Monalisa, Star Wars, iPhone, hingga Donald Trump) yang mendominasi budaya pop dan bisnis. Seperti bunyi subjudulnya, buku ini adalah: a science of popularity.
#7. The Four: The Hidden DNA of Amazon, Apple, Facebook, and Google, Scott Galloway
Dunia saat ini dikuasai dan dikendalikan oleh empat perusahaan (“The Four”): Google, Apple, Amazon, dan Facebook. Dengan cerdas The Four memanipulasi kebutuhan purbawi kita dan mensolusikannya dengan kecepatan dan skala yang tak bisa disamai oleh perusahaan lain manapun.
Dengan kritis Galloway mempertanyakan bagaimana mereka menginfiltrasi kehidupan kita hingga kita tak sanggup menolak atau memboikotnya. Ia juga mempertanyakan bagaimana pasar modal dan media bisa begitu “pemaaf” terhadap “dosa-dosa besar” yang mereka perbuat saat membumihanguskan pesaingnya di seluruh muka bumi.
Ketika The Four mengobrak-abrik tatanan ekonomi, industri, dan tatanan sosial dunia, kita hanya menjadi penonton di pinggir lapangan, takjub sekaligus cemas dan pesimis. Itulah kehebatan The Four.
#8. The Captain Class: The Hidden Force That Creates the World’s Greatest Teams, Sam Walker
Rahasia sukses sebuah tim olehraga bukan terletak pada pelatih, pemain bintang, atau strateginya, tapi ada di tangan kepemimpinan kapten tim yang hebat dan mumpuni.
Buku ini mencari tahu “the DNA of greatness” dari puluhan tim olahraga terhebat sejagat, beberapa di antaranya adalah: klub baseball New York Yankees (1949–1953), klub hoki Montreal Canadiens (1955–1960), hingga klub sepak bola Barcelona (2008–2013).
Hasilnya, Sam Walker penulisnya, menemukan tujuh kesamaan kualitas dan atribut kepemimpinan dari si kapten. Walaupun mengupas tim olahraga, buku ini memberikan insight tak ternilai bagi pengembangan a great team di berbagai bidang lain termasuk bisnis.
Baca juga:
#9. The Power of Moments: Why Certain Experiences Have Extraordinary Impact, Chip Heath dan Dan Heath
Kita semua memiliki apa yang oleh buku ini disebut “defining moment”, sebuah momen hidup yang amat menentukan dan secara mendasar mengubah arah hidup kita sehingga bisa berkontribusi mengubah dunia.
Defining moment itu bisa berupa petuah kecil guru saat kita SD, perjumpaan dengan teman (Steve Jobs ketemu Steve Wosniak), atau datangnya musibah (seperti Sheryl Sandberg yang di tinggal suami tercinta – lihat buku Option B di atas).
Umumnya defining moment muncul karena takdir dan faktor kebetulan. Namun buku ini berpendapat sebaliknya, defining moment bisa kita ciptakan. Chip bersaudara penulis buku ini mencoba merumuskan dan menciptakan momen-momen berharga kehidupan kita. Mereka menunjukkan bahwa kita bisa menjadi “author of our defining moment”.
#10. The Upstarts: How Uber, Airbnb, and the Killer Companies of the New Silicon Valley Are Changing the World, Brad Stone
Sepuluh tahun lalu sharing lifestyle sama sekali tak terbayangkan di benak kita. Namun kini budaya konsumsi baru itu menjadi sebuah tren global yang akan menentukan nasib peradaban umat manusia ke depan.
Pemicunya tak lain adalah sosok-sosok pendobrak seperti Travis Kalanick (Uber), Brian Chesky (AirBnB), dan entrepreneurs generasi baru yang menggunakan teknologi untuk memporakporandakan industri lama yang telah mapan puluhan bahkan ratusan tahun sebelumnya. Brad Stone penulis buku ini menyebut mereka: “The Upstarts”
***
Butuh perjuangan luar biasa untuk mengerucutkan buku-buku terbaik tahun ini menjadi hanya 10 buku. Saya menyadari ke-10 buku tersebut terpilih tak lepas dari faktor subyektivitas dan area yang menjadi minat baca saya. Karena itu ada baiknya saya tampilkan juga long list buku terbaik tahun ini.
Berikut ini daftarnya:
11. Hit Refresh, Satya Nadella
12. Black Edge, Sheelah Kolhatkar
13. Insight, Tara Eurich
14. Pause, Rachael O’Meara
15. Extreme Ownership, Jocko Willink
16. Blue Ocean Shift, Chan Kim, Renee Mauborgne
17. High Performance Habit, Brendon Buchard
18. Unshakeable, Tony Robbin
19. The Wisdom of Finance, Mihir Desai
20. Scale, Geoffrey West
21. Tribe of Mentors, Tim Ferriss
22. Finish, Jon Acuff
23. The Startup Way, Eric Ries
24. One Mission, Chris Fussell
25. The Road to Recognition, Seth Price & Barry Fieldman
1 comment
[…] Baca juga: Best Business Book 2017 […]