yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Bonus Demografi, Neo-Milenial, dan #GenerasiPencipta

by yuswohady November 4, 2017
November 4, 2017

Indonesia akan mendapat anugerah Bonus Demografi selama rentang waktu 2020-2035, yang mencapai puncaknya tahun 2030. Pada saat itu jumlah kelompok usia produktif (usia 15-64 tahun) jauh melebihi kelompok usia tidak produktif (anak-anak usia di bawah 15 tahun dan orang tua berusia 65 ke atas). Jadi kelompok usia muda kian sedikit, begitu pula dengan kelompok usia tua.

Bonus Demografi ini tercermin dari angka rasio ketergantungan (dependency ratio), yaitu rasio antara kelompok usia yang tidak produktif dengan yang produktif. Pada tahun 2030 nanti, angka rasio ketergantungan Indonesia akan mencapai angka terendah yaitu 44%, artinya di tahun tersebut rasio kelompok usia produktif dengan yang tidak produktif mencapai lebih dari 2 kali (100 orang usia produktif menanggung 44 orang usia tak produktif).

Baca Juga: “Bonus Demografi”

Singkatnya, selama terjadi Bonus Demografi tersebut komposisi penduduk Indonesia akan didominasi oleh kelompok usia produktif yang bakal menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi kita. Negara-negara maju seperti Jepang, Kanada, atau negara-negara Skandinavia tak lagi produktif karena kelompok usia produktifnya terus menyusut.

Bonus Demografi

Tidak Siap!

Pertanyaannya, siapa kelompok usia produktif yang bakal paling berperan mengendalikan negeri ini pada saat puncak bonus demografi terjadi di tahun 2030-2035?

Jawabnya adalah anak-anak kita yang saat ini berusia belasan tahun (teens), generasi milenial muda (neo-milenial). Kalau saat ini berusia 15 tahun, maka pada saat puncak Bonus Demografi terjadi usia mereka sekitar 30 tahun, sedang hot-hotnya untuk bekerja dan berkarya untuk bangsa.

Anak-anak neo-milenial itu harus kita persiapkan sebaik mungkin agar saat waktunya tiba harus mengendalikan negeri ini di tahun 2030-2035, mereka telah menjadi manusia-manusia hebat yang betul-betul mampu membawa Indonesia mencapai masa kejayaan. Manusia-manusia hebat semacam: Zuckerberg, Jobs, atau Musk.

Jadi, kemampuan kita SEKARANG mempersiapkan neo-milenial selama 15 tahun ke depan akan menentukan keberhasilan kita dalam memanfaatkan “celah kesempatan” (window of opportunity) dari Bonus Demografi.

Kalau tahun-tahun puncak Bonus Demografi kita isi dengan manusia-manusia bodoh, lemah, lebay, pengeluh, pembebek, benalu, dan kecanduan narkoba, maka sudah pasti kita menyia-nyiakan kesempatan yang hadir sekali dalam sejarah setiap bangsa ini.

Pertanyaannya lagi, apakah kita sudah mempersiapkan mereka? Belum! Hingga detik ini tak ada sedikitpun urgensi nasional untuk mempersiapkan manusia-manusia hebat guna menghadapi tantangan “tahun-tahun emas” Bonus Demografi.

Skills of the 21 Century
Misalnya dalam hal skill dan kompetensi. Tony Wagner (2008) mengidentifikasi ada 7 skills yang menjadi penentu kesuksesan anak di abad 21. Ketujuh skills tersebut adalah:

1. Critical thinking & problem solving
2. Collaboration across networks & leading by influence
3. Agility & adaptability
4. Initiative & entrepreneuralism
5. Effective oral & written communication
6. Accessing & analyzing information
7. Curiosity & imagination

Pertanyaannya, apakah 7 skills itu sudah diajarkan di sekolah-sekolah kita? Barangkali beberapa sekolah khusus sudah mengajarkannya. Namun 99,9% lebih sekolah-sekolah kita tidak mengenalnya.

Umumnya sekolah-sekolah kita sibuk mengajarkan anak didik untuk menghapal dan menyelesaikan soal-soal ujian. Dengan sistem pendidikan berbasis industrial, sekolah-sekolah kita justru secara sistematis membonsai kekritisan berpikir, kreativitas, dan daya cipta.

Akhirnya sistem ini menciptakan sosok-sosok neo-milenial pembebek yang defisit daya imaginasi, daya kreasi, dan passion untuk mengubah dunia. Sebut saja mereka: Generasi Penghapal.

#GenerasiPencipta
Untuk bisa memanfaatkan peluang Bonus Demografi anak-anak kita neo-milenial harus menempa dirinya menjadi sosok generasi masa depan yang saya sebut: #GenerasiPencipta. Merekalah yang nantinya menjadi penentu nasib bangsa, apakah akan menjadi bangsa besar atau sebaliknya, tetap menjadi negara miskin dan terbelakang.

Generasi Pencipta memiliki 4 kualitas personal yang saya sebut 4C: Curiousity, Critical Thinking, Collaboration, Creating. Beginilah anak Indonesia masa depan yang bisa mengeksplorasi dan memanfaatkan Bonus Demografi menjadi sumber keunggulan bersaing bangsa.

Pertama, curiousity, Anak Indonesia harus memiliki daya imajinasi tanpa batas, rasa keingintahuan tak terhingga, dan kemauan luar biasa untuk mengeksplorasi ide-ide perubahan karena ini adalah awal dari sebuah penciptaan.

Kedua, critical thinking, anak Indonesia harus berfikir kritis dalam merespon setiap masalah yang ada di sekitarnya dan selalu berupaya untuk menemukan solusi-solusi untuk menyelesaikannya.

Ketiga, collaboration, anak Indonesia harus menghargai keberagaman, melihat setiap masalah dengan pendekatan multidisplin, dan menyelesaikan masalah dengan kolaborasi dan kerja tim sehingga terwujud solusi komprehensif.

Keempat, creating, anak Indonesia harus memiliki daya cipta, semangat membara untuk berinovasi, dan bernyali besar untuk mengubah dunia.

Bonus Demografi adalah kesempatan yang terjadi HANYA SEKALI dalan sejarah sebuah bangsa. Untuk menyongsongnya Indonesia harus membangun sebuah model pendidikan yang mampu mengubah generasi neo-milenial menjadi #GenerasiPencipta.

Anak-anak kita, orangtua, guru, pengambil kebijakan, dan seluruh stakeholder pendidikan harus sadar hal ini SEKARANG. Kalau tidak, Bonus Demografi hanya sekedar lewat tanpa menghasilkan perubahan apapun.

Related posts:

  1. Bonus Demografi
  2. Personal Branding Ala Milenial
  3. “Golden Year” Berwirausaha
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Welcome Leisure Economy
next post
Menangkap Peluang Bisnis Keto

Baca Juga

McD x BTS

June 11, 2021

Angry Customers

May 30, 2021

Megashift #5: Comeback of Homecooking

March 26, 2021

Megashift #4: Healthiness Is the New Caring

March 24, 2021

Megashifts #3: Deeper Family Bond

March 21, 2021

Megashift #2: Insurance Becomes Necessity

March 20, 2021

Megashift #1. Family Is Living in Anxiety

March 18, 2021

Consumer Megashifts 10X10

March 14, 2021

Konsumen Indonesia Optimis

November 28, 2020

New Omni Marcomm

October 1, 2020

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • WELCOME ERA “CUCI PIRING” HABIS PANDEMI, TERBITLAH RESTRUKTURISASI

    June 21, 2022
  • “SESAT PIKIR” STARTUP DIGITAL

    June 21, 2022
  • KUTUKAN “BAKAR DUIT”

    June 21, 2022
  • REVENGE LEISURE

    June 13, 2022
  • NEW ERA OF STARTUP Post-Pandemic

    June 10, 2022
  • DON’T THINK JUST DO IT

    June 7, 2022
  • KENAPA INDOMARET & ALFAMART SELALU BERDEKATAN?

    June 7, 2022
  • NOSTALGIA MARKETING

    June 3, 2022
  • THE POWER OF 3R “REVIEW, RATING, RECOMMENDATION”

    May 31, 2022
  • PACEKLIK STARTUP DIGITAL

    May 25, 2022
  • GREAT BRAND LAUNCH

    May 23, 2022
  • WOM Adalah API FOMO Adalah BENSIN

    May 23, 2022
  • BRAND MEMECAT KONSUMEN

    May 20, 2022
  • INVESTASI STRATEGIS “TLKM X GoTo”

    May 17, 2022
  • THE DARK SIDE of WORD OF MOUTH MARKETING

    May 17, 2022
  • KENAPA FILM “KKN DESA PENARI” SUKSES?

    May 13, 2022
  • RIP iPod 3 Pelajaran Disrupsi

    May 12, 2022
  • SHAREABLE CONTENT

    May 11, 2022
  • DEMAND SHOCK MUDIK

    May 11, 2022
  • WORD OF MOUTH KHONG GUAN & MARJAN

    May 10, 2022

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • WELCOME ERA “CUCI PIRING” HABIS PANDEMI, TERBITLAH RESTRUKTURISASI
  • “SESAT PIKIR” STARTUP DIGITAL
  • KUTUKAN “BAKAR DUIT”
  • REVENGE LEISURE
  • NEW ERA OF STARTUP Post-Pandemic
  • DON’T THINK JUST DO IT
  • KENAPA INDOMARET & ALFAMART SELALU BERDEKATAN?
  • NOSTALGIA MARKETING
  • THE POWER OF 3R “REVIEW, RATING, RECOMMENDATION”
  • PACEKLIK STARTUP DIGITAL
  • GREAT BRAND LAUNCH
  • WOM Adalah API FOMO Adalah BENSIN
  • BRAND MEMECAT KONSUMEN
  • INVESTASI STRATEGIS “TLKM X GoTo”
  • THE DARK SIDE of WORD OF MOUTH MARKETING
  • KENAPA FILM “KKN DESA PENARI” SUKSES?
  • RIP iPod 3 Pelajaran Disrupsi
  • SHAREABLE CONTENT
  • DEMAND SHOCK MUDIK
  • WORD OF MOUTH KHONG GUAN & MARJAN
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top