• Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Brand Merah Putih

by yuswohady August 12, 2017
August 12, 2017

Hari Kamis (10/8) lalu bertempat di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata menggelar Wonderful Indonesia Co-branding Forum (WICF). Event ini bertujuan untuk mengajak brand-brand yang ada di Indonesia untuk berkolaborasi dengan brand Wonderful Indonesia (WI) dan Pesona Indonesia (PI) melalui co-branding partnership.

Saya kaget, karena rupanya sambutan brand-brand untuk hadir dan memanfaatkan kesempatan berkolaborasi dengan WI/PI begitu luar biasa. Penandatanganan MOU yang awalnya ditargetkan cuma 10 brand, membengkak menjadi 28. Brand yang awalnya ditargetkan hadir cuma 100 brand, membengkak menjadi 250.

Bisa jadi sambutan luar biasa ini terjadi karena WICF digelar persis seminggu sebelum perayaan Hari Kemerdekaan, sehingga spirit nasionalisme para brand owner sedang mencapai titik andrenalin.

WICF 2017

Nationalism Value
Saya kebetulan memandu sesi pertama talkshow yang menghadirkan brand-brand yang dengan caranya masing-masing ikut mempromosikan pariwisata Indonesia. Saya beruntung bertemu dengan para brand owner hebat yang memiliki karakter nasionalisme luar biasa. Setelah menelisik lebih dalam sepak terjang brand-brand yang mereka bangun, ini dua hal saya temukan.

Pertama, bagi brand-brand tersebut, mempromosikan pariwisata rupanya merupakan salah satu cara saja bagi mereka untuk berkontribusi dan bermanfaat bagi bangsanya. Tak seperti kebanyakan entitas bisnis, brand-brand tersebut tak melulu mengejar business value berupa revenue dan profit.

Lebih jauh lagi mereka memiliki idealisme untuk mendapatkan apa yang saya sebut “nationalism value” berupa kemanfaatan bagi masyarakat dan bangsanya. Dan brand-brand ini piawai dalam mengombinasikan business value dan nationalism value sehingga membentuk brand identity yang unik dan sulit ditiru pesaingnya.

Kedua, idealisme tersebut rupanya tak lepas dari karakter dan idealisme para pendirinya. Brand Sido Muncul misalnya, tak lepas dari kepekaan Irwan Hidayat terhadap persoalan-perosalam masyarakat. Krisna Oleh-Oleh di Bali tak lepas dari sosok peduli dan rendah hati Ajik Krisna (Gusti Ngurah Anom). Atau brand identity Sariayu yang kuat tak lepas dari karakter kebangsaan ibu Martha Tilaar.

Saya menyebut brand-brand yang dengan cantik mengombinasikan business value dan nationalism value tersebut dengan istilah seksi: “Brand Merah Putih”. Bagaimana mereka meramu business value dan nationalism value dengan pas sehingga terbentuk brand identity yang kuat? Berikut ini adalah beberapa contoh kasusnya.

Krisna
Ajik Krisna, pemilik Krisna Oleh-Oleh memulai bisnis dari nol di tengah kubangan kemiskinan. Pria yang hanya lulus SMP ini nekat pergi ke Denpasar meninggalkan kampung halamannya di Buleleng untuk merintis usaha. Berawal dari usaha konveksi, pelan tapi pasti usaha oleh-olehnya berkembang hingga akhirnya kini ia layak mendapatkan sebutan “Raja Oleh-Oleh Bali”.

Setelah sukses besar berbisnis di Bali selatan (Denpasar dan Kuta), Ajik sadar bahwa ekonomi Bali utara tertinggal jauh. Untuk itu sejak tiga tahun terakhir dia fokus mengembangkan bisnis di tempat kelahirannya di Bali utara.

Dengan kepedulian membangun ekonomi tanah kelahirannya, Ajik mengembangkan wisata air (water sport), wisata petualangan (adventure), wisata kuliner, dan oleh-oleh khas Bali untuk menggeliatkan perekonomian Bali utara. “Gara-gara Krisna, sekarang jalan-jalan di Bali utara mulai macet,” ujarnya berseloroh seraya ingin menunjukkan bahwa perekonomian Bali utara mulai hidup.

Malang Strudel
Kemunculan oleh-oleh Malang Strudel adalah bentuk lain “nasionalisme daerah” dalam bentuk mempromosikan wisata dan menggalakkan city branding di kota Malang. Adalah Donny Kris dan Teuku Wisnu yang punya ide cemerlang mengombinasikan business value (profit) dengan nationalism value (membangun pariwisata kota Malang) sebagai faktor diferensiasi dari brand Malang Strudel.

Untuk mewujudkannya, mereka membentuk komunitas Amazing Malang dengan tujuan utama membakar semangat kaum muda Malang agar bangga menjadi Arek Malang. Mereka bersama-sama menggali kekayaan potensi kota Malang khususnya di bidang pariwisata dan kemudian mempromosikannya.

Setiap minggu mereka membuat video mengenai potensi pariwisata Malang yang dikemas secara artistik dan kekinian untuk disebar ke media sosial dan ranah online. Tujuannya, untuk membangun branding kota Malang sehingga dikenal, dicintai, dan dikunjungi wisatawan.

Sido Muncul
Iklan terbaru Kuku Bima yang kini sedang tayang di berbagai media mengambil tema Danau Rawa Pening. Seperti diungkapkan bos Sido Muncul, alasan utama membuat iklan ini bukan semata-mata alasan bisnis untuk memasarkan produknya. Namun juga mengampanyekan perlunya menyelamatkan lingkungan.

“Saya berharap iklan Kuku Bima Energi ini bisa memberi inspirasi bagi pemangku kepentingan untuk bergerak bersama, membebaskan Rawa Pening dari eceng gondok,” kata Irwan.

Tujuannya mulia, jika pembersihan Rawa Pening ini sukses, maka danau alam ini diharapkan bisa menjadi destinasi wisata baru yang menasional bahkan mengglobal. “Turisme itu kan berkelanjutan dan berpengaruh ke semua sendi kehidupan masyarakat,” tambahnya.

Sosok seperti Ajik Krisna, Donny Kris/Teuku Wisnu, atau Irwan Hidayat adalah sosok brand builder yang istimewa. Dengan cantik mereka mengombinasikan tujuan bisnis dan nasionalisme. Mereka ingin agar brand yang mereka ciptakan menjadi kendaraan untuk menebar kebaikan dan kemanfaatan bagi bangsanya. Hasilnya, brand mereka istimewa. Kenapa istimewa? Karena ada merah putih di dalamnya.

Related posts:

  1. Pesona Lebaran
  2. Raja Salman dan Pariwisata
  3. Wonderful Indonesia Co-branding Forum
  4. Homestay
  5. Core Economy-nya Jokowi
0 FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Wonderful Indonesia Co-branding Forum
next post
Scaling-Up

Baca Juga

“Kawin & Caplok”

June 4, 2021

Gimana Agar Tech Giants Tidak Menjadi Predator?

May 26, 2021

The Fall of Clubhouse

May 23, 2021

#IBF2020: The Inside Story

July 9, 2020

#IBF2020 – ReBound, ReBoot, ReBorn

June 27, 2020

Di Banyuwangi, Setiap Lokasi Adalah Destinasi

November 16, 2019

Merek Berbahasa Indonesia

October 11, 2019

Pemasaran “Anti-Mainstream” Ala Azwar Anas

August 10, 2019

Di Banyuwangi, Semua Dinas Adalah “Dinas Pariwisata”

July 13, 2019

The Coming of the Asian Age

March 26, 2019

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • KENAPA REPUBLIKA CETAK HARUS TUTUP?

    January 30, 2023
  • MAL SEPI BAK KUBURAN

    January 30, 2023
  • KENAPA TIKTOK LEBIH POWERFUL DARI INSTAGRAM?

    January 30, 2023
  • FOMO (Fear Of Missing Out) Memicu EFEK DOMINO Menyebarkan Foto BOM BUNUH DIRI

    January 30, 2023
  • FOMO MOBIL LISTRIK

    January 30, 2023
  • Otentisitas bisa Menjadi Alat Diferensiasi Bisnis

    January 30, 2023
  • SLOGAN BARU JAKARTA

    January 19, 2023
  • RELIABILITY SPBU PERTAMINA

    January 19, 2023
  • MENDADAK TENIS ” FOMO Marketing Matters “

    December 5, 2022
  • PAMALI MARKETING PLAN 2023 PESIMIS

    December 5, 2022
  • 2023 TAHUN TERANG The Power of Self-Fulfilling Prophecy

    December 5, 2022
  • AKANKAH STARTUP BUBBLE PECAH?

    December 5, 2022
  • HABIS TERANG TERBITLAH GELAP FOMO matters.

    December 5, 2022
  • PHK META “Pelajaran Berharga”

    December 5, 2022
  • BAGAIMANA KONSUMEN PINDAH KE LAIN HATI?

    November 29, 2022
  • BIROKRASI MELAYANI BUKAN MENYULITKAN

    November 29, 2022
  • BLUNDER BAIM WONG Brand Harus Punya “Netizen Sensitivity”

    November 29, 2022
  • BRAND REPOSITIONING POLRI

    November 29, 2022
  • MENYIKAPI BRAND TERRORIST “Pelajaran dari Esteh Indonesia”

    November 29, 2022
  • FOMO MARKETING HYUNDAI IONIQ 5

    November 29, 2022

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • KENAPA REPUBLIKA CETAK HARUS TUTUP?
  • MAL SEPI BAK KUBURAN
  • KENAPA TIKTOK LEBIH POWERFUL DARI INSTAGRAM?
  • FOMO (Fear Of Missing Out) Memicu EFEK DOMINO Menyebarkan Foto BOM BUNUH DIRI
  • FOMO MOBIL LISTRIK
  • Otentisitas bisa Menjadi Alat Diferensiasi Bisnis
  • SLOGAN BARU JAKARTA
  • RELIABILITY SPBU PERTAMINA
  • MENDADAK TENIS ” FOMO Marketing Matters “
  • PAMALI MARKETING PLAN 2023 PESIMIS
  • 2023 TAHUN TERANG The Power of Self-Fulfilling Prophecy
  • AKANKAH STARTUP BUBBLE PECAH?
  • HABIS TERANG TERBITLAH GELAP FOMO matters.
  • PHK META “Pelajaran Berharga”
  • BAGAIMANA KONSUMEN PINDAH KE LAIN HATI?
  • BIROKRASI MELAYANI BUKAN MENYULITKAN
  • BLUNDER BAIM WONG Brand Harus Punya “Netizen Sensitivity”
  • BRAND REPOSITIONING POLRI
  • MENYIKAPI BRAND TERRORIST “Pelajaran dari Esteh Indonesia”
  • FOMO MARKETING HYUNDAI IONIQ 5
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top
yuswohady.com
  • Home
  • Biography