yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

“Quick Fails”

by yuswohady May 20, 2017
May 20, 2017

Inilah bedanya perusahaan besar dan startup dalam meluncurkan inovasi produk di pasar. Kalau perusahaan besar, sebelum produk meluncur, mereka melakukan serangkaian proses yang panjang dan melelahkan, tentu dengan investasi yang super besar.

Mereka melakukan feasibility study berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk mengetahui kelayakan bisnis. Mereka melakukan survei pasar dengan ribuan responden untuk mengetahui selera pasar. Dari riset tersebut mereka merumuskan konsep produk, mengembangkan desain produk, membuat prototip, dan mengujinya berulang-ulang di laboratorium, melakukan product testing di pasar, hingga produk siap diluncurkan.

Seiring dengan itu mereka menyusun seabrek analisis: product value analysis, cost analysis, market size analysis, competitive analysis, cash flow analysis, financial forecasting, diikuti dengan penyusunan marketing plan, distribution plan, manufacturing plan, dan seterusnya, dan seterusnya. Pokonya ruwet dan njlimet.

Karena njlimet-nya proses analisis, persiapan, dan pengembangan produk, tak heran jika produk baru tak kunjung meluncur di pasar dan momentum berharga lewat begitu saja. Proses inkubasi produk yang panjang dan bertele-tele itu dilakukan dengan satu tujuan: agar produk betul-betul sempurna saat meluncur di pasar.

Fail Fast

Fail Fast
Di perusahaan startup prosesnya sama sekali berbeda. Alih-alih menunggu sampai produk sempurna, startup mengambil opsi meluncurkan produk “setengah jadi” ke pasar. Produk “setengah jadi” itu biasa disebut “minimum viable product” (MVP). Atau kalau di dunia digital sering disebut versi beta. Kalau dilabel “versi beta”, maka konsumen pun “memaklumi” bahwa produk belum sepenuhnya sempurna.

Tujuan meluncurkan MVP adalah agar kita bisa “gagal secepat mungkin”. Fail fast. Gagal di sini bukan dalam arti menyerah sama sekali, tapi dalam rangka continuous improvement. Intinya, kita harus menemukan kegagalan-kegagalan secepat mungkin agar bisa secepat mungkin pula memperbaikinya.

Pertanyaanya, kenapa mesti gagal dulu? Jawabnya, karena sangat langka sekali inovasi produk yang langsung menuai sukses. Satu di antara sejuta. Inovasi selalu melibatkan ketidakpastian dan ketidakmenentuan sehingga sulit dikelola. Karena sulit dikelola, maka cara yang paling ampuh adalah dengan melakukan eksperimen secara trial and error dan iteratif. Eksperimennya langsung di pasar, bukan di lab atau melalui riset pasar.

Nah, karena serentetan kegagalan sudah pasti dialami dalam setiap proyek inovasi, maka yang bisa kita lakukan adalah mempercepat terjadinya kegagalan-kegagalan. Dari kegagalan-kegagalan tersebut kita tahu titik-titik kesalahan dan kelemahannya. Dan dari kesalahan-kelemahan itu kita bisa belajar dan secepat mungkin memperbaikinya.

Jadi kuncinya adalah 3S: speed, speed, speed. Cepat membikin MVP, cepat gagal, cepat memperbaiki, dan akhirnya menuai sukses. Secepat mungkin gagal untuk bisa secepat mungkin mencapai kesuksesan. Jadi kalau selama ini kita mengenal istilah “quick win”, maka kini kita juga mengenal istilah “quick fail”.

Don’t Be a Perfectionist
Di dunia inovasi, perfection doesn’t matter. Untuk meluncurkan inovasi di pasar, yang terpenting bukanlah mencapai produk yang sempurna. Yang terpenting adalah secepat mungkin mendapat real feedbacks dari real customers.

Real feedback yang dimaksud di sini adalah masukan yang diperoleh betul-betul dari pasar sebagai hasil interaksi produk dengan konsumen, bukan dengan menanyakan ke konsumen melalui kuesioner. Sementara yang dimaksud real customers adalah konsumen yang betul-betul membeli dan menggunakan produk bukannya konsumen yang ada di ruang FGD (focus group discussion).

Ketika di atas saya katakan bahwa perfection doen’t matter, maka yang saya maksud di situ adalah kesempurnaan produk menurut si inovator, bukan menurut konsumen. Seperti saya uraikan di depan, di banyak perusahaan besar, si inovator umumnya menghabiskan resources yang sangat besar dan waktu yang sangat lama untuk menyempurnakan produk.

Setelah melalui proses yang lama dan bertele-tele, memang akhirnya produk mencapai kesempurnaan. Namun celakanya, kesempurnaan produk itu adalah menurut si inovator, bukan menurut konsumen. Kenapa? Karena produk belum meluncur di pasar. Kalau produk belum ada di pasar, maka produk tersebut belum mendapatkan real feedbacks dari real customers.

Kesempurnaan produk di mata konsumen hanya bisa didapatkan jika si inovator terus-menerus melakukan eksperimen di pasar dengan real customers. Eksperimen ini dilakukan dari produk yang awalnya medioker dan banyak kelemahan. Seiring berjalannya waktu, produk itu terus dipebaiki secara iteratif berdasarkan real feedbacks dari real customers.

Sekali lagi eksperimen dilakukan agar kita cepat gagal. Dan dengan cepat gagal, pada gilirannya kita akan cepat sukses. “Cepat gagal, agar cepat sukses”, itulah prinsip dasar yang dipegang oleh setiap inovator/entrepreneur yang menjadi pembelajar sejati.

 

Sumber foto: www.sd.keepcalm-o-matic.co.uk

Related posts:

  1. Why Startup Fails?
  2. Creator Confidence
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Why Startup Fails?
next post
Disrupted Brand

Baca Juga

Angry Customers

May 30, 2021

Megashift #5: Comeback of Homecooking

March 26, 2021

Megashift #4: Healthiness Is the New Caring

March 24, 2021

Megashifts #3: Deeper Family Bond

March 21, 2021

Megashift #2: Insurance Becomes Necessity

March 20, 2021

Megashift #1. Family Is Living in Anxiety

March 18, 2021

Consumer Megashifts 10X10

March 14, 2021

Konsumen Indonesia Optimis

November 28, 2020

New Omni Marcomm

October 1, 2020

Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi

September 4, 2020

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • AGILITY MATTERS

    July 8, 2022
  • IKEA & NATION BRANDING

    July 8, 2022
  • WELCOME ERA “CUCI PIRING” HABIS PANDEMI, TERBITLAH RESTRUKTURISASI

    June 21, 2022
  • “SESAT PIKIR” STARTUP DIGITAL

    June 21, 2022
  • KUTUKAN “BAKAR DUIT”

    June 21, 2022
  • REVENGE LEISURE

    June 13, 2022
  • NEW ERA OF STARTUP Post-Pandemic

    June 10, 2022
  • DON’T THINK JUST DO IT

    June 7, 2022
  • KENAPA INDOMARET & ALFAMART SELALU BERDEKATAN?

    June 7, 2022
  • NOSTALGIA MARKETING

    June 3, 2022
  • THE POWER OF 3R “REVIEW, RATING, RECOMMENDATION”

    May 31, 2022
  • PACEKLIK STARTUP DIGITAL

    May 25, 2022
  • GREAT BRAND LAUNCH

    May 23, 2022
  • WOM Adalah API FOMO Adalah BENSIN

    May 23, 2022
  • BRAND MEMECAT KONSUMEN

    May 20, 2022
  • INVESTASI STRATEGIS “TLKM X GoTo”

    May 17, 2022
  • THE DARK SIDE of WORD OF MOUTH MARKETING

    May 17, 2022
  • KENAPA FILM “KKN DESA PENARI” SUKSES?

    May 13, 2022
  • RIP iPod 3 Pelajaran Disrupsi

    May 12, 2022
  • SHAREABLE CONTENT

    May 11, 2022

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • AGILITY MATTERS
  • IKEA & NATION BRANDING
  • WELCOME ERA “CUCI PIRING” HABIS PANDEMI, TERBITLAH RESTRUKTURISASI
  • “SESAT PIKIR” STARTUP DIGITAL
  • KUTUKAN “BAKAR DUIT”
  • REVENGE LEISURE
  • NEW ERA OF STARTUP Post-Pandemic
  • DON’T THINK JUST DO IT
  • KENAPA INDOMARET & ALFAMART SELALU BERDEKATAN?
  • NOSTALGIA MARKETING
  • THE POWER OF 3R “REVIEW, RATING, RECOMMENDATION”
  • PACEKLIK STARTUP DIGITAL
  • GREAT BRAND LAUNCH
  • WOM Adalah API FOMO Adalah BENSIN
  • BRAND MEMECAT KONSUMEN
  • INVESTASI STRATEGIS “TLKM X GoTo”
  • THE DARK SIDE of WORD OF MOUTH MARKETING
  • KENAPA FILM “KKN DESA PENARI” SUKSES?
  • RIP iPod 3 Pelajaran Disrupsi
  • SHAREABLE CONTENT
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top