• Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Raja Salman dan Pariwisata

by yuswohady March 6, 2017
March 6, 2017

Hampir semua media: koran, TV, radio, dan tentu media sosial seminggu ini heboh membicarakan Raja Salman dari Arab Saudi yang kini sedang berkunjung ke Jakarta dan Bali. Semua sisi kehidupan sang raja begitu renyah diperbincangkan mulai dari: pribadinya, kekayaan yang melimpah, pangeran yang pintar dan ganteng-ganteng, putri yang cantik-cantik, pengawal gundul yang jendral bermultitalenta, ratusan mobil mewah yang disewa, hingga tangga turun pesawat yang dibawa langsung dari Arab Saudi. Ini adalah peluang bagi Bali dan Pariwisata kita.

Sekitar 8 tahun lalu, berkat film Eat, Pray, Love Bali mendapatkan global exposure yang luar biasa karena film tersebut memang menggunakan Bali sebagai background cerita. Center of attention-nya terletak pada sang selebriti Julia Roberts yang menjadi pemain utama film tersebut. Kala itu segala sisi cerita mengenai Julia Roberts saat pengambilan gambar film tersebut menjadi pusat perhatian para penggemarnya di seluruh dunia.

Akibatnya Bali pun nunut beken dan tanpa disadari Julia Roberts pun menjadi accidental endorser bagi Bali. Saya sebut “accidental” karena Julia Roberts menjadi endorser secara “kebetulan” karena ia sedang shooting film di Bali tanpa dikontrak, tanpa dibayar, dan tanpa diarahkan. Tapi karena tidak dibayar dan tidak diarahkan, media exposure yang dihasilkan justru otentik dan memiliki kekuatan PR yang luar biasa.

Nah, PR luar biasa ini harus kita ciptakan sekarang dengan adanya kunjungan Raja Salman.

Raja Salman dan Bali 2

Accidental Endorser
Kedatangan Raja Salman saat ini pun mengandung momentum yang sama dengan shooting film Eat, Pray, Love delapan tahun lalu. Tanpa kita sadari, selama seminggu ini Raja Salman telah menjadi accidental endorser bagi Bali dan pariwisata Indonesia. Harus diingat, Raja Salman adalah sosok berpengaruh di negara-negara Arab (Timur Tengah) dan Afrika karena merupakan raja dari negara tempat lahirnya agama Islam. Tak hanya itu, Raja Salman juga disegani dan dihormati oleh negara-negara Barat.

Karena merupakan tokoh berpengaruh, maka seperti halnya Julia Robert, berbagai sisi kehidupannya, baik personal maupun profesional, selalu menarik dikonsumsi oleh media. Terkait dengan hal ini, menurut saya, “momen of truth” yang penting seharusnya bukanlah saat-saat kunjungan resmi kenegaraan di Jakarta-Bogor, tapi justru momen-momen “slice of life” saat sang raja dan anggota keluarganya berada di Bali. Kenapa begitu? Karena momen-momen human interest justru lebih menarik minat orang ketimbang acara-acara resmi kenegaraan.

Media exposure kunjungan Raja Salman di Bali begitu penting mengingat Timur Tengah merupakan salah satu target pasar potensial bagi pariwisata Indonesia. Seperti diungkapkan Menpar Arief Yahya minggu lalu, kunjungan wisman dari Timur Tengah tahun lalu sebesar 240 ribu atau hanya 2% dari total wisman yang masuk. Harus diakui angka ini masih kecil. Karena itu, dengan memanfaatkan momentum kunjugan raja, Menpar berambisi untuk mendongkraknya hingga 50% menjadi 360 ribu kunjungan wisman.

Saya sendiri melihat, kedatangan Raja Salman dengan segala dampak PR-nya yang luar biasa seharusnya dijadikan momentum untuk membangkitkan pariwisata Indonesia ke pasar Timur Tengah. Momen penting ini harusnya bisa menjadi trigger meluncurnya bola salju kunjungan wisman asal Timur Tengah ke Indonesia.

Kebangkitan Wisata Halal
Peran endorser dalam pemasaran wisata akan efektif jika terdapat kesesuaian citra antara 3 aspek yaitu: citra si endorser (endorser image); citra diri si wisatawan (tourist’s self image) yang menjadi target pasar; dan citra destinasi wisata (destination image) nya sendiri.

Coba prinsip ini kita terapkan dalam kasus tourism endorsement yang dimainkan Raja Salman kali ini. Pertama, citra si endorser, jelas sosok Raja Salman yang ditokohkan dan dihormati di negara-negara Islam khususnya Timur Tengah. Kedua, citra diri wisatawan, mewakili konsumen pasar muslim baik pasar Timur Tengah maupun negara-negara berpenduduk muslim besar di dunia. Ketiga, dari sisi citra destinasi wisata, seharusnya fokus menawarkan destinasi halal yang memang cocok dengan pasar Timur Tengah.

Dengan melihat kesesuaian 3 citra ini saya jadi berpikir, seharusnya kedatangan Raja Salman juga bisa menjadi trigger bagi bangkitnya wisata halal di Indonesia. Momentumnya pas, karena tahun lalu kita mampu memboyong 12 penghargaan di ajang World Halal Tourism Award. Artinya eksistensi wisata halal Indonesia memang sudah diakui di dunia. Kalau sudah demikian, maka pekerjaan besar kita tentu saja tak hanya memperkenalkan Bali kepada pasar Timur Tengah, tapi juga destinasi-destinasi halal unggulan seperti Lombok, Sumatera Barat, Aceh, atau Makassar.

Karena itulah kedatangan Raja Salman juga harus menjadi momentum kebangkitan wisata halal Indonesia. Kedatangan Raja Salman juga harus menjadi motivasi luar biasa bagi destinasi-destinasi halal di seluruh Tanah Air untuk berbenah diri dan bertransformasi menjadi destinasi halal unggulan dunia.

 

Sumber foto: www.news.detik.com

Related posts:

  1. Pariwisata Kerakyatan
  2. Pariwisata: Mesin Pertumbuhan Baru
  3. 4 Pilar Pariwisata Indonesia
0 FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
UKM Subsisten
next post
Robot-Driven Economy

Baca Juga

Di Banyuwangi, Setiap Lokasi Adalah Destinasi

November 16, 2019

Pemasaran “Anti-Mainstream” Ala Azwar Anas

August 10, 2019

Di Banyuwangi, Semua Dinas Adalah “Dinas Pariwisata”

July 13, 2019

Tourism-Centered Economy 4.0

March 9, 2019

Resto Indonesia Mendunia

November 24, 2018

Asian Games & Nation Branding: eBook

September 9, 2018

YOLO

September 8, 2018

Nation Branding: Agenda Bangsa setelah Asian Games Usai

September 3, 2018

Sukses Asian Games & Visi 2032

September 1, 2018

Mem-branding Indonesia lewat Asian Games

August 25, 2018

Leave a Comment

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • KENAPA REPUBLIKA CETAK HARUS TUTUP?

    January 30, 2023
  • MAL SEPI BAK KUBURAN

    January 30, 2023
  • KENAPA TIKTOK LEBIH POWERFUL DARI INSTAGRAM?

    January 30, 2023
  • FOMO (Fear Of Missing Out) Memicu EFEK DOMINO Menyebarkan Foto BOM BUNUH DIRI

    January 30, 2023
  • FOMO MOBIL LISTRIK

    January 30, 2023
  • Otentisitas bisa Menjadi Alat Diferensiasi Bisnis

    January 30, 2023
  • SLOGAN BARU JAKARTA

    January 19, 2023
  • RELIABILITY SPBU PERTAMINA

    January 19, 2023
  • MENDADAK TENIS ” FOMO Marketing Matters “

    December 5, 2022
  • PAMALI MARKETING PLAN 2023 PESIMIS

    December 5, 2022
  • 2023 TAHUN TERANG The Power of Self-Fulfilling Prophecy

    December 5, 2022
  • AKANKAH STARTUP BUBBLE PECAH?

    December 5, 2022
  • HABIS TERANG TERBITLAH GELAP FOMO matters.

    December 5, 2022
  • PHK META “Pelajaran Berharga”

    December 5, 2022
  • BAGAIMANA KONSUMEN PINDAH KE LAIN HATI?

    November 29, 2022
  • BIROKRASI MELAYANI BUKAN MENYULITKAN

    November 29, 2022
  • BLUNDER BAIM WONG Brand Harus Punya “Netizen Sensitivity”

    November 29, 2022
  • BRAND REPOSITIONING POLRI

    November 29, 2022
  • MENYIKAPI BRAND TERRORIST “Pelajaran dari Esteh Indonesia”

    November 29, 2022
  • FOMO MARKETING HYUNDAI IONIQ 5

    November 29, 2022

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • KENAPA REPUBLIKA CETAK HARUS TUTUP?
  • MAL SEPI BAK KUBURAN
  • KENAPA TIKTOK LEBIH POWERFUL DARI INSTAGRAM?
  • FOMO (Fear Of Missing Out) Memicu EFEK DOMINO Menyebarkan Foto BOM BUNUH DIRI
  • FOMO MOBIL LISTRIK
  • Otentisitas bisa Menjadi Alat Diferensiasi Bisnis
  • SLOGAN BARU JAKARTA
  • RELIABILITY SPBU PERTAMINA
  • MENDADAK TENIS ” FOMO Marketing Matters “
  • PAMALI MARKETING PLAN 2023 PESIMIS
  • 2023 TAHUN TERANG The Power of Self-Fulfilling Prophecy
  • AKANKAH STARTUP BUBBLE PECAH?
  • HABIS TERANG TERBITLAH GELAP FOMO matters.
  • PHK META “Pelajaran Berharga”
  • BAGAIMANA KONSUMEN PINDAH KE LAIN HATI?
  • BIROKRASI MELAYANI BUKAN MENYULITKAN
  • BLUNDER BAIM WONG Brand Harus Punya “Netizen Sensitivity”
  • BRAND REPOSITIONING POLRI
  • MENYIKAPI BRAND TERRORIST “Pelajaran dari Esteh Indonesia”
  • FOMO MARKETING HYUNDAI IONIQ 5
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top
yuswohady.com
  • Home
  • Biography