yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Core Economy-nya Jokowi

by yuswohady September 10, 2016
September 10, 2016

Ada yang menarik dari pernyataan Presiden Jokowi di Sidang Kabinet Paripurna Jumat (9/9) lalu setelah mengikuti KTT G-20 di Tionkok dan Asean Summit di Laos. “Betapa kompetisi antar negara sangat sengit. Betapa nanti pertarungan antar negara dalam hal perebutan kue ekonomi, baik berupa investasi, baik berupa arus uang masuk, arus modal masuk itu, sangat sengit, sangat sengit sekali,” ujar Presiden.

Ia lalu menekankan bahwa semua pihak harus menentukan dan fokus apa yang akan menjadi core economy dan core business negara. Dengan fokus itulah, Jokowi meyakini pemerintah akan bisa membangun positioning, differentiation, dan brand negara. “Sehingga mudah kita. Lebih mudah kita menyelesaikan persoalan-persoalan tanpa harus kita kejar-kejaran apalagi kalah bersaing dengan negara lain.”

borobudur-2

Competitive Strategy
Pernyataan Jokowi menarik, karena inilah untuk pertama kali presiden di republik ini secara gamblang menggunakan pendekatan strategi bersaing (competitive strategy) dalam mengembangkan ekonomi bangsa di kancah global. Dalam artikelnya di Harvard Business Review (1996) berjudul “What Is Strategy?” Prof. Porter, pencipta konsep tersebut, menyimpulkan bahwa esensinya strategi adalah positioning dan differentiaion: “Strategy is the creation of a unique and valuable position, involving a different set of activities,” ujarnya.

Seperti diungkapkan presiden, persaingan antar negara dalam memperebutkan investasi asing demikian ketat, karena itu Indonesia harus mengembangkan strategi bersaing yang solid dengan merumuskan positioning, differentiation, dan brand yang solid. Apa maksudnya ini? Kata kuncinya adalah positioning, differentiation, dan branding.

Pertama, Indonesia harus secara tepat memosisikan dirinya di pasar global dimana posisi ini harus berfokus pada sektor/industri yang menjadi keunggulannya. Positioning is about portfolio strategy. Artinya Indonesia harus fokus memilih sektor-sektor atau industri-industri unggulan mana yang harus dikembangkan dan memiliki daya saing tinggi di pasar global. Di sektor/industri itulah kita membangun daya saing negara (competitive advantage of nation). Amerika fokus mengembangkan teknologi informasi; Jepang fokus di otomotif; Singapura dan Hong Kong fokus di sektor jasa karena perannya sebagai hub of Asia. Lalu Indonesia apa?

Kedua, sektor dan industri unggulan itu harus memiliki uniqeness (diferensiasi) yang tidak dimiliki oleh negara lain. Persis seperti kata Porter, “strategy is about being different”. Hanya dengan diferensiasi tersebut kita bisa memenangkan persaingan di pasar global. Ekonomi kita saat ini rawan karena ditopang oleh sektor komoditi (migas dan non-migas) yang tak memiliki diferensiasi sehingga harganya terus merosot dan diombang-ambingkan di pasar. Ketika kita memiliki diferensiasi maka kita menjadi price maker. Starbucks yang memiliki diferensiasi kokoh misalnya, harganya tak pernah dipengaruhi oleh naik-turunnya harga komoditas kopi. Starbucks tetap menjadi price maker yang mengendalikan pasar.

Ketiga, setelah kita memilih sektor/industri unggulan (positioning) dan membangun uniqueness (differentiation) di masing-masing sektor/industri tersebut, maka kemudian kita harus mengomunikasikannya ke target market yang kita tuju. Itulah yang disebut branding. Beberapa negara sukses melakukan country branding. Contohnya Swiss. Begitu mendengar kata Swiss apa yang ada di benak kita? Jam. Ya, karena jam-jam hebat di bikin di Swiss. Perancis dikenal dengan produk wine-nya. Jerman dikenal dengan mobil kelas atas kerena memiliki Mercedes dan BMW. Atau Amerika dengan Sillicon Valley-nya dikenal dengan produk-produk berteknologi tinggi. Sekali lagi, Indonesia apa?

Pariwisata: The Rising Star
Berbicara positioning atau sektor/industri yang harus dikembangkan, apa kira-kira sektor/industri yang bisa menjadi competitive advantage of nation bagi Indonesia? Dari banyak sektor/industri yang ada, pariwisata adalah salah satu pilihan terbaik. Ya, karena negeri ini begitu indah dengan kekayaan destinasi wisata alam dan budaya yang begitu mengagumkan. Itulah diferensiasi Indonesia yang sulit dipatahkan oleh negara lain manapun.

Ada dua pertimbangan mengapa sektor pariwisata menjadi kandidat terbaik untuk menjadi sektor unggulan bangsa ini.

Pertama dari sisi pertumbuhan, sektor ini tumbuh luar biasa selama lima tahun terakhir. Coba kita tengok kinerja mengesankan sektor ini beberapa tahun terakhir. Tahun 2015 lalu sektor ini menyumbang devisa USD12,6 miliar dengan pertumbuhan yang robust dua digit (rata-rata 10,3% pertahun selama 5 tahun terakhir). Dengan acuan kinerja lima tahun terakhir, kalau kita proyeksikan ke depan, maka bisa jadi 3 tahun ke depan sektor migas akan tersalib oleh pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar. Dengan kekayaan alam dan budaya, potensi pariwisata kita bisa dibilang tak ada batasnya, tinggal bagaimana kita mampu mengolah dan mengembangkannya.

Kedua dari sisi pemerataan. Sektor ini bisa dibilang memiliki multiplier effect yang paling luas dibanding sektor-sektor lain. Datangnya wisatawan ke suatu obyek wisata akan menimbulkan kegiatan di sektor ekonomi lain seperti perhotelan, restoran, transportasi lokal, layanan paket wisata lokal, produk kerajinan lokal, hingga produk makanan-minuman lokal.

Ketika seorang wisatawan membelanjakan uangnya di suatu obyek wisata, maka uang tersebut akan beredar dalam kurun waktu cukup lama, bisa sampai setahun. Dengan adanya transaksi yang dilakukan oleh wisatawan, maka uang tersebut akan berpindah dari satu tangan ke tangan berikutnya, dari satu perusahaan ke perusahaan berikutnya. Uang yang beredar itulah yang membawa dampak positif karena mampu menggerakan perekonomian desa secara luas. Semua kalangan akan menerima “tetesan rezeki” yang dibawa oleh si wisatawan.

Tak heran kalau dikatakan bahwa industri pariwisata adalah penghasil multiplier effect yang pada gilirannya mewujudkan pemerataan kemakmuran. Berbeda dengan industri hitech yang umumnya hanya dinikmati kaum bermodal dan berpengetahuan, kucuran rezeki industri pariwisata bisa dinikmati semua kalangan dari lulusan doktor hingga lulusan SD Inpres.

Balik lagi ke judul tulisan ini. Jadi apa core economy yang dimaksudkan Jokowi? Jawaban saya adalah: pariwisata!

 

Sumber gambar: wallpapershome.com

 

Related posts:

  1. Sharing Economy dan Koperasi
  2. Menjadi Jokowi
  3. Jokowi atau Prabowo… Kemenangan Indonesia
  4. CROWD “Marketing Becomes Horizontal” – Manifesto #3: Your Core Competence Is CONNECTING the Customers
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Pahlawan Pajak
next post
Remote Influence

Baca Juga

Di Banyuwangi, Setiap Lokasi Adalah Destinasi

November 16, 2019

Merek Berbahasa Indonesia

October 11, 2019

Pemasaran “Anti-Mainstream” Ala Azwar Anas

August 10, 2019

Di Banyuwangi, Semua Dinas Adalah “Dinas Pariwisata”

July 13, 2019

The Coming of the Asian Age

March 26, 2019

Tourism-Centered Economy 4.0

March 9, 2019

Resto Indonesia Mendunia

November 24, 2018

Asian Games & Nation Branding: eBook

September 9, 2018

YOLO

September 8, 2018

Nation Branding: Agenda Bangsa setelah Asian Games Usai

September 3, 2018

2 comments

remi soelistyo September 11, 2016 - 10:52 am

Saya setuju, 12 tahun lalu sy pernah menulis opini utk kalangan internal bhw ‘Geliat Makhluk Pariwisata’….Indonesia kapan? Potensi alam yg luar biasa, SDM yg mumpuni utk sektor jasa merupakan modal dasar utk menggeliatkan sektor pariwisata ini. Cuma dari dulu msh setengah hati menggarapnya, maka tidak pernah fokus & integrated. WOI (Wonderful Of Indonesia) harus segera diwujudkan & diyakini menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia ke depan….

Kuncinya FOCUS!!!

Reply
Welcome Leisure Economy — yuswohady.com October 28, 2017 - 9:49 pm

[…] Baca juga: “Core Economy-nya Jokowi” […]

Reply

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • Corona: A Serial Killer

    February 26, 2021
  • Sharing Economy in the Pandemic

    February 19, 2021
  • Syariah Universal

    February 12, 2021
  • Stay @ Home Lifestyle

    February 7, 2021
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks

    December 27, 2020
  • Best Business Books 2020: My Picks

    December 24, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (3)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (2)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (1)

    December 14, 2020
  • 6 Forces of Change 2021

    December 13, 2020
  • Konsumen Indonesia Optimis

    November 28, 2020
  • Prospective Businesses for UKM

    October 14, 2020
  • UKM Outlook 2021

    October 11, 2020
  • New Omni Marcomm

    October 1, 2020
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi

    September 4, 2020
  • Family Life in the Pandemic Era

    September 4, 2020
  • 5 Digital Consumer Megashifts

    August 26, 2020
  • 15 Banking Consumer Megashift

    August 10, 2020
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends

    July 26, 2020
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends

    July 24, 2020

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • Corona: A Serial Killer
  • Sharing Economy in the Pandemic
  • Syariah Universal
  • Stay @ Home Lifestyle
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks
  • Best Business Books 2020: My Picks
  • Industry Megashifts 2021 (3)
  • Industry Megashifts 2021 (2)
  • Industry Megashifts 2021 (1)
  • 6 Forces of Change 2021
  • Konsumen Indonesia Optimis
  • Prospective Businesses for UKM
  • UKM Outlook 2021
  • New Omni Marcomm
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi
  • Family Life in the Pandemic Era
  • 5 Digital Consumer Megashifts
  • 15 Banking Consumer Megashift
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top