yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Multi-Tribes Netizen

by yuswohady February 21, 2016
February 21, 2016

Multi-tribes netizen adalah netizen yang hidup di begitu banyak “suku” sebagai habitat komunitasnya. Namun berbeda dengan suku yang kita kenal selama ini, suku-suku ini tak berada di hutan atau gunung, tapi di komunitas-komunitas online atau grup-grup media sosial seperti Facebook, Twitter, grup WhatsApp, atau grup Telegram.

Di berbagai komunitas dan grup tersebut mereka punya minat, konsern, tujuan, dan interest tertentu. Misalnya, ada komunitas yang memiliki minat di bidang hobi fotografi. Ada komunitas yang konsern mengembangkan dunia kewirausahaan. Ada grup yang bersatu karena anggotanya merupakan alumni satu sekolah. Atau, ada grup yang anggotanya adalah orang-orang dengan profesi yang sama. Common interest dan common goal itulah yang menyatukan mereka dalam satu suku yang sama.

Multiple Personality

Split Personality

Sebelumnya kita melihat orang masuk dan mengikuti komunitas tidak terlalu banyak. Dua, tiga, paling banyak lima. Tapi kini, seorang netizen bisa ikut belasan bahkan puluhan komunitas di media sosial atau grup WA. Mereka bisa sekaligus ikut grup alumni, grup teman-teman kantor, grup pengajian, grup hobi kuliner, grup nebengers, grup project team di kantor, dan lain-lain.

Ambil contoh saya. Terus terang saya kaget begitu tahu grup WA yang saya ikuti. Setelah saya hitung rupanya ada sekitar 20-an grup. Dan saya yakin, saya bukanlah kasus spesial. Coba Anda luangkan sedikit waktu untuk menghitung jumlah grup WA yang Anda ikuti. Pasti Anda kaget seperti saya, karena tanpa terasa ternyata telah mengikuti belasan bahkan puluhan grup WA. Hal ini dimungkinkan karena kalau kita mengkuti komunitas offline (fisik) maka kita harus “berbagi badan” dan “berbagi pikiran” di setiap komunitas yang diikuti. Sementara kalau mengikuti komunitas online, ia cukup “berbagi pikiran”.

Dengan menjadi anggota demikian banyak komunitas online, maka kita memiliki identitas dan kepribadian yang beranekaragam mengikuti common identity, common interest, dan common rules yang ada di komunitas online yang kita masuki. Itu sebabnya saya katakan netizen kini memiliki kepribadian yang terbelah (split personality). Terbelah tak hanya menjadi dua, tapi bisa belasan atau bahkan puluhan sesuai dengan komunitas online yang dimasukinya. Di ranah online, mereka harus “bersandiwara” memainkan peran dan karakter yang berbeda-beda sesuai dengan tuntutan komunitas yang dimasuki.

Dynamic Segmentation
Apa insight yang kita dapat sebagai marketers dari adanya fenomena multi-tribes netizen ini? Satu hal yang menarik adalah bahwa marketers harus melihat segmentasi konsumen di ranah online secara dinamis. Selama ini kita selalu melihat segmentasi konsumen secara statis dan tetap. Maksudnya, ketika saya misalnya, adalah jenis konsumen yang “price-oriented”, maka di manapun dan dalam kondisi apapun saya akan selalu mencari harga murah dari setiap produk yang saya beli.

Namun sesungguhnya perilaku pembelian konsumen tidak tetap dan tidak statis seperti itu. Pola perilaku pembelian seseorang bisa berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan konteks yang sedang dihadapinya. Dalam kasus multi-tribes netizen yang mengalami split personality, perilaku pembelian bisa berubah sesuai dengan “peran” dan “sandiwara” yang sedang dimainkan oleh si netizen di dalam komunitas yang diikutinya.

Ambil contoh saja saya. Ketika saya berada dalam grup WA para wirausaha barangkali saya akan menjadi sosok konsumen yang price-oriented, karena memang seorang wirausaha dituntut untuk bisa hemat dan ngirit dalam setiap pengeluaran konsumsi. Namun di dalam grup WA penyuka jazz saya menjadi “pemeran” yang sama sekali lain. Di komunitas itu saya justru menjadi konsumen yang sangat royal, boros, dan tak peduli harga dalam melakukan pembelian piringan hitam atau buku jazz yang sifatnya collectibles.

So, ketika konsumen kini bisa memainkan berbagai peran di ranah online, maka sebagai marketers Anda menghadapi dua hal. Pertama Anda akan mendapatkan profil konsumen yang komplit penuh warna-warni dengan menyimaknya di berbagai komunitas online. Kedua sebagai marketers tugas Anda menjadi semakin sulit melihat konsumen yang kompleks dan berubah-ubah semacam itu.

 

sumber foto: johnantonios.com

Related posts:

  1. Seth Godin’s New Book: “Tribes”
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
#KelasPengetahuan: “Marketing Research for UKM”
next post
Diplomasi Branding Indonesia

Baca Juga

Megashift #5: Comeback of Homecooking

March 26, 2021

Megashift #4: Healthiness Is the New Caring

March 24, 2021

Megashifts #3: Deeper Family Bond

March 21, 2021

Megashift #2: Insurance Becomes Necessity

March 20, 2021

Megashift #1. Family Is Living in Anxiety

March 18, 2021

Consumer Megashifts 10X10

March 14, 2021

Konsumen Indonesia Optimis

November 28, 2020

New Omni Marcomm

October 1, 2020

Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi

September 4, 2020

Family Life in the Pandemic Era

September 4, 2020

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • Megashift #5: Comeback of Homecooking

    March 26, 2021
  • Megashift #4: Healthiness Is the New Caring

    March 24, 2021
  • Megashifts #3: Deeper Family Bond

    March 21, 2021
  • Megashift #2: Insurance Becomes Necessity

    March 20, 2021
  • Megashift #1. Family Is Living in Anxiety

    March 18, 2021
  • The 4 Consumer Megashifts

    March 18, 2021
  • Consumer Megashifts 10X10

    March 14, 2021
  • City Will Be Killed by COVID-19

    March 12, 2021
  • Agility Is Your Most Valuable Asset

    March 7, 2021
  • Corona: A Serial Killer

    February 26, 2021
  • Sharing Economy in the Pandemic

    February 19, 2021
  • Syariah Universal

    February 12, 2021
  • Stay @ Home Lifestyle

    February 7, 2021
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks

    December 27, 2020
  • Best Business Books 2020: My Picks

    December 24, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (3)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (2)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (1)

    December 14, 2020
  • 6 Forces of Change 2021

    December 13, 2020
  • Konsumen Indonesia Optimis

    November 28, 2020

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • Megashift #5: Comeback of Homecooking
  • Megashift #4: Healthiness Is the New Caring
  • Megashifts #3: Deeper Family Bond
  • Megashift #2: Insurance Becomes Necessity
  • Megashift #1. Family Is Living in Anxiety
  • The 4 Consumer Megashifts
  • Consumer Megashifts 10X10
  • City Will Be Killed by COVID-19
  • Agility Is Your Most Valuable Asset
  • Corona: A Serial Killer
  • Sharing Economy in the Pandemic
  • Syariah Universal
  • Stay @ Home Lifestyle
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks
  • Best Business Books 2020: My Picks
  • Industry Megashifts 2021 (3)
  • Industry Megashifts 2021 (2)
  • Industry Megashifts 2021 (1)
  • 6 Forces of Change 2021
  • Konsumen Indonesia Optimis
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top