yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Masjid Inklusif

by yuswohady June 20, 2015
June 20, 2015

Dalam buku Marketing to the Middle Class Muslim (kini terbit dalam edisi revisi 2015 dengan tambahan handbook) saya menuliskan bahwa menggeliatnya pasar kelas menengah muslim di Indonesia merupakan bagian dari sebuah perubahan besar dalam kehidupan keislaman di Indonesia. Bahkan saya menyebutnya sebagai kegairahan baru dalam peradaban Islam di Indonesia. Kenapa disebut demikian? Karena perkembangan positif kehidupan keislaman ini terjadi di berbagai bidang kehidupan mulai dari ekonomi dan bisnis, seni dan kebudayaan, pendidikan dan keilmuan, kegiatan dakwah, hingga gaya hidup.

Cover Econd Edition - Front

Salah satu fenomena menarik yang saya amati adalah kehidupan masjid yang kian modern, techy, dan inklusif. Artinya, masjid tak lagi hanya sekedar menjadi tempat untuk menjalankan kegiatan ibadah mahdhah tapi juga tempat untuk menjalankan berbagai kegiatan positif yang membawa kemanfaatan universal kepada masyarakat luas. Di samping untuk ibadah dan dakwah, kini masjid juga digunakan untuk mengkaji ilmu, berkesenian, menjalankan kegiatan sosial, pusat kegiatan ekonomi, bahkan gaya hidup muslim yang kian keren.

Coba saja lihat fenomena-fenomena masjid yang menarik berikut ini. Masjid Salman di jantung kampus ITB Bandung menjadi pusat kegiatan mahasiswa berbagai bidang mulai dari keilmuan, pendidikan, hingga kegiatan sosial. Masjid Al Azhar di Kebayoran Baru Jakarta memosisikan diri sebagai “mosque for educational and cultural movement” dengan segudang kegiatan sepanjang tahun tak hanya semasa Ramadhan. Masjid Sunda Kelapa menjadi tempat favorit untuk pernikahan dan perdagangan. Masjid Cut Mutia bahkan tiap tahun rutin menyelenggarakan Ramadhan Jazz Festival.

Memang fenomena makin modern dan inklusifnya masjid ini banyak terjadi di kota-kota besar, namun saya melihat kecenderungan ini akan meluas hingga ke berbagai kota di seluruh Tanah Air. Masjid kian dikelola dengan manajemen modern dan kegiatannya meluas mencakup berbagai bidang yang dibutuhkan masyarakat luas. Dengan begitu masjid menjadi kian open-minded, relevan, dan down-to-earth menjawab persoalan-persoalan aktual masyarakat. Masjid kian menawarkan kemanfaatan universal kepada “stakeholders”-nya.

Keilmuan
Di zaman Nabi, masjid bukan hanya digunakan untuk melakukan ibadah mahdhah, tapi juga untuk menyelesaikan masalah keumatan lainnya, terutama pendidikan. Terkait dengan tren revolusi kelas menengah muslim saat ini, peran kajian dan pendidikan ini tak hanya sebatas baca-tulis Al Qur’an, tapi juga kajian dan pendidikan ilmu terkini yang relevan dengan tuntutan kelas menengah muslim yang kian open-mind, modern, dan techy. Kini misalnya, sudah tak aneh lagi masjid dipakai untuk seminar mengenai entrepreneurship dan pemberdayaan ekonomi umat. Atau kursus mengenai pembuatan blog atau strategi online shop… wow!!!

Masjid Salman di Bandung misalnya mengelola pendidikan keislaman dengan pendekatan-pendekatan yang modern. Masjid di jantung kampus ITB ini menggunakan metode yang terstruktur dan fokus agar kegiatan pendidikan dan keilmuan yang dibesutnya tepat menyasar ke target audiens yang dituju. Di masjid ini misalnya, terdapat program PAS (Pembinaan Anak Salman) khusus untuk segmen balita. Untuk kelompok usia sekolah SMP-SMA, ada KARISMA (Keluarga Remaja Islam Masjid) Salman. Sedangkan untuk pemuda/pemudi mahasiswa ada program Asrama Salman yang selain memberikan beasiswa tempat tinggal juga secara rutin memberikan bimbingan kepada para pesertanya. Untuk pemuda/pemudi yang lebih dewasa, ada program SPN (Sekolah Pra-Nikah) sebagai media persiapan untuk mereka yang akan menikah.

Di kebanyakan masjid, kurikulum utamanya adalah pelajaran membaca Qur’an, bahasa Arab dan materi-materi lain seperti fikih agama Islam, sejarah Islam, dan lain-lain. Namun di Masjid Salman tak hanya cukup di situ. Seringkali masjid kebanggaan kampus ITB ini mengadakan kajian-kajian terkini yang relevan dengan kehidupan umat Islam, semisal kajian mengenai internet, parenting di era modern, hingga pengaruh media terhadap keluarga.

Kewirausahaan
Di samping pusat edukasi dan pembentukan karakter, masjid juga menjadi pusat kegiatan ekonomi umat. Pesantren dan Masjid Daarut Tauhid (DT) di Geger Kalong Bandung adalah salah satu contohnya. Sejak dirintis oleh KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) di tahun 1990, kawasan ini ramai dikunjungi para santri yang ingin menimba ilmu dan mendapatkan pencerahan dari si dai kondang. Komunitas masjid ini mengembangkan unit-unit usaha seperti koperasi, jasa travel umroh, makanan/minuman, bahkan media, untuk menangkap pasar para jamaah dan santri yang sangat lukratif. Walaupun DT tidak seramai dulu, namun geliat kewirausahaan dan aktivitas ekonominya masih tetap menggeliat hingga saat ini.

Beberapa waktu lalu saya diundang ustadz Valentino Dinsi untuk sharing mengenai Marketing to the Middle Class Muslim bertempat di Masjid Raya Al Azhar, Cakung di depan anggota Majelis Ta’lim Wirausaha (MTW). Ustadz Valentino adalah pendiri komunitas MTW yang bermisi mulia mendorong kewirausahaan dan pemberdayaan ekonomi umat. Ia menggelar beragam program keren seperti: Program Santri Preneur, Teacher Preneur, Student Preneur, Hijab Preneur, Konsultasi Bisnis, Kampanye Gerakan Satu Keluarga Satu Pengusaha, dan lain-lain. Menariknya, sebagian besar program tersebut dibesut di masjid, seperti masjid Al Azhar dan masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia

Dengan mengusung konsep kemandirian dan kewirausahaan, DT dan MTW menjadi model baru kegiatan masjid yang inklusif dan mengusung prinsip-prinsip kemanfaatan universal. Pola pengelolaan masjid yang inklusif ini kemudian menjadi model yang diikuti oleh masjid di seluruh Indonesia.

Keren di Mal
Masjid kian inklusif ketika ia kini makin banyak hadir di mal-mal mentereng. Kita tahu, kini mal sudah menjadi pusat kegiatan seluruh lapisan masyarakat. Praktis semua aktivitas kini dilakukan di mal, mulai dari belanja, jalan-jalan dan rekreasi keluarga, menonton bioskop, meeting dengan rekan kerja, arisan ibu-ibu, konser musik, reuni dengan teman lama, seminar, hingga pameran seni. Dan yang menarik, masjid-masjid di mal ini tak cuma hadir seadanya (misalnya nyempil di basement atau areal parkir nan panas dan pengap), tapi berdiri megah nan kinclong.

Coba saja Anda ke mal Pasaraya Grande di bilangan Melawai. Di lantai 5 mal tersebut terdapat Masjid ALatief yang keren abis. Interiornya impresif, karpetnya mewah, tempat wudlunya bersih-bersinar, dan yang istimewa adalah ornamen langit-langitnya yang artistik. Masjid ALatief tak cuma bermodal gedung mentereng, tapi juga segudang kegiatan pendidikan agama maupun umum yang terprogram rapi. Pasaraya tak sendiri, mal-mal kelas satu di Jakarta Pacific Place, Plaza Indonesia, Mal Kelapa Gading, atau Senayan City memiliki masjid yang keren abis.

Ketika mal menjadi keseharian kalangan kelas menengah muslim, wajar saja ketika mereka menghendaki masjid yang nyaman di mal. Jeda sejenak demi shalat lima waktu untuk kemudian melanjutkan aktivitas menghabiskan waktu di mal. Pengunjung mal yang dimanjakan dengan masjid yang nyaman berarti memperbesar kesempatan bagi mereka untuk betah berlama-lama di mal. Dengan adanya tuntutan ini, tak heran jika kini mulai banyak mal yang ramah Islam.

 

No related posts.

0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
#C3000 dan Value Innovation
next post
Masjidpreneurship

Baca Juga

Syariah Universal

February 12, 2021

Hijrah Movement

June 2, 2019

Muslim 4.0: Hijrah+Digital+Leisure

May 11, 2019

Lebaran Zaman Now (1)

June 18, 2018

15 Tren Muslim Zaman Now (2)

June 3, 2018

#KelasInspirasi & Bukber Memberi: “Gen M”

June 21, 2016

Bukber

June 18, 2016

Masjidpreneurship

June 27, 2015

Connecting Muslim Customers

August 9, 2014

Unique Universal Value

August 2, 2014

3 comments

Jefferly Helianthusonfri June 21, 2015 - 11:35 pm

Menarik sekali fenomena ini ya Mas. Usai membaca Marketing to Middle Class Moslem, wawasan saya pun kian tercerahkan. Menarik untuk menunggu ulasan-ulasan dari Mas Yuswohady selanjutnya.

Reply
bunda fanfi June 26, 2015 - 7:07 am

Benar sekali mas, mal-mal sekarang nyaman masjidnya, jadi betah berlama-lama. Alhamdulillah anak2 menjadi mudah diajak sholat karena tempat wudhunya bersih dan wangi. Area rest di jalan toll juga menjadi penuh jika ada mesjid yang nyaman untuk beribadah. Menunjukkan perekonomian kita ke arah islami.

Reply
edy January 6, 2016 - 11:13 am

Betul mas, tks atas ulasannya

Reply

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • Megashift #5: Comeback of Homecooking

    March 26, 2021
  • Megashift #4: Healthiness Is the New Caring

    March 24, 2021
  • Megashifts #3: Deeper Family Bond

    March 21, 2021
  • Megashift #2: Insurance Becomes Necessity

    March 20, 2021
  • Megashift #1. Family Is Living in Anxiety

    March 18, 2021
  • The 4 Consumer Megashifts

    March 18, 2021
  • Consumer Megashifts 10X10

    March 14, 2021
  • City Will Be Killed by COVID-19

    March 12, 2021
  • Agility Is Your Most Valuable Asset

    March 7, 2021
  • Corona: A Serial Killer

    February 26, 2021
  • Sharing Economy in the Pandemic

    February 19, 2021
  • Syariah Universal

    February 12, 2021
  • Stay @ Home Lifestyle

    February 7, 2021
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks

    December 27, 2020
  • Best Business Books 2020: My Picks

    December 24, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (3)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (2)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (1)

    December 14, 2020
  • 6 Forces of Change 2021

    December 13, 2020
  • Konsumen Indonesia Optimis

    November 28, 2020

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • Megashift #5: Comeback of Homecooking
  • Megashift #4: Healthiness Is the New Caring
  • Megashifts #3: Deeper Family Bond
  • Megashift #2: Insurance Becomes Necessity
  • Megashift #1. Family Is Living in Anxiety
  • The 4 Consumer Megashifts
  • Consumer Megashifts 10X10
  • City Will Be Killed by COVID-19
  • Agility Is Your Most Valuable Asset
  • Corona: A Serial Killer
  • Sharing Economy in the Pandemic
  • Syariah Universal
  • Stay @ Home Lifestyle
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks
  • Best Business Books 2020: My Picks
  • Industry Megashifts 2021 (3)
  • Industry Megashifts 2021 (2)
  • Industry Megashifts 2021 (1)
  • 6 Forces of Change 2021
  • Konsumen Indonesia Optimis
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top