yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Deklarasi Kebangkitan Merek

by yuswohady May 23, 2015
May 23, 2015

Yang istimewa dari gelaran Indonesia Brand Forum, Rabu (20/5) lalu adalah Deklarasi Kebangkitan Merek Indonesia. Dalam deklarasi tersebut seluruh peserta IBF ikutan menandatangani komitmen untuk mendorong merek Indonesia agar memiliki daya saing kokoh dan perkasa di pentas dunia. Maunya, dengan deklarasi ini bangsa ini diingatkan mengenai pentingnya kita semua membangun merek sebagai alat perjuangan bangsa untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia.

Dalam konferensi pers yang dihadiri puluhan wartawan, saya mengajak para “pendekar merek” Indonesia untuk berbagi perspektif mengenai bagaimana membangun merek nasional. Mereka adalah Pak Irwan Hidayat dari Sido Muncul, Pak Mohammad Nadjikh dari Kelola Mina Laut, Pak Bryan Tilaar dari Martha Tilaar, dan Pak Amat Pria Dharma dari Semen Indonesia. Dalam kesempatan kolom kali ini saya ingin berbagi dengan para pembaca mengenai isi deklarasi Kebangkitan Merek Indonesia yang saya sampaikan dalam press conference tersebut. Kenapa? Karena butir-butir deklarasi tersebut berisi keresahaan kami para insan merek Indonesia mengenai perkembangan merek di negeri ini. Berikut ini lima butir deklarasi tersebut.

Deklarasi IBF 2

#1. Negara Hadir
Negara harus hadir mengembangkan merek-merek nasional di tengah dominasi merek-merek asing yang menguasai urat nadi perekonomian bangsa Indonesia. Merek-merek global memiliki sumber daya (resources) berupa modal, teknologi, manajemen, dan SDM yang tak bakal tertandingi oleh merek lokal manapun di negeri ini. Persaingan antara merek global dengan merek lokal di arena pasar MEA (masyarakat ekonomi ASEAN) dan pasar global adalah pertandingan petinju kelas berat melawan petinju kelas bulu. Pertandingan yang tidak berimbang di tengah jargon MEA dan pasar global ini menuntut campur tangan dan peran aktif negara untuk membangun merek nasional seperti yang dilakukan Jepang, Korea, Singapura, dan Malaysia. Sekali lagi negara harus hadir.

#2. Nasionalisme Konsumen
Sudah saatnya kita bangsa Indonesia membangun dan mengembangkan nasionalisme konsumen dengan kepercayaan diri tinggi untuk membeli, menggunakan, dan mengonsumsi merek-merek Indonesia. Apabila 250 juta rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke menggunakan merek-merek lokal maka kita semua memberikan “kesempatan emas” kepada perusahaan-perusahaan dan merek-merek ciptaan anak negeri untuk mengembangkan diri menjadi merek yang kokoh tak hanya di pasar dalam negeri tapi juga di kancah global. Kita harus mencontoh rakyat Korea Selatan yang rakyatnya memberikan “kesempatan emas” bagi merek-merek hebat seperti Samsung atau Hyundai untuk mengembangkan diri menjadi merek global dengan cara membeli dan memakainya. Mental inlander harus kita enyahkan dari bumi Indonesia dengan menciptakan kebanggaan memakai merek Indonesia.

#3. Bukan “Bangsa Komoditas”
Bangsa Indonesia khususnya pelaku bisnis dan wirausahawan (entrepreneur) harus berjuang keras dalam menciptakan nilai tambah (value-added) kepada komoditas-komoditas yang menjadi andalan Indonesia sejak beratus tahun lalu seperti kopi, teh, kelapa sawit, coklat, karet, kekayaan laut, kekayaan kuliner Nusantara, buah-buahan, dan sayur-sayuran melaluia proses membangun merek (brand building) sehingga memiliki nilai tinggi di pasar internasional. Kita bangsa Indonesia tak boleh puas hanya menjadi “bangsa komoditas” yang cuma bisa menjual bahan mentah bernilai tambah rendah seperti karet, kelapa sawit, dan minyak mentah, tapi menjadi “bangsa merek” yang piawai menciptakan merek-merek berdaya saing global sekelas Apple atau Toyota.

#4. Indonesia Inc.
Indonesia harus mengembangkan pendekatan Indonesia Inc. dalam membangun merek-merek kokoh di pentas dunia dengan menyatukan dan mengkolaborasikan seluruh potensi kekuatan nasional baik pemerintah, swasta, dan masyarakat. Di tahun 1960-an Jepang memiliki Sogo Sosha yang membangun sinergi dan kolaborasi antar pemerintah dan swasta dalam menembus pasar internasional. Di Korea kita mengenal konsep Chaebol dengan konsep yang hampir sama. Kini dalam format yang lain Singapura dan Malaysia mengembangkan Temasek dan Khazanah yang memiliki otot perkasa di pasar internasional karena adanya sinergi dan penyatuan sumber daya pemerintah dan swasta. Kini saatnya bangsa Indonesia menghimpun kekuatan BUMN dan swasta nasional yang di dukung oleh pemerintah untuk masuk ke pasar-pasar di luar negeri. Kedutaan dan perwakilan dagang Indonesia di luar negeri harus menjadi marketer yang siap mendukung ekspansi merek-merek Indonesia di pentas dunia.

#5. Kemerdekaan Merek
Bangsa Indonesia harus berjuang mewujudkan kemerdakaan merek Indonesia dengan menempatkan merek-merek lokal sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Dominasi merek-merek global harus dilawan dengan membangun daya saing merek-merek lokal sehingga sejajar bahkan melebihi kekuatan merek global. Membangun daya saing merek lokal bukanlah berarti memusuhi perusahaan dan merek global, tapi secara cerdas bersinergi dan berkolaborasi dengan mereka karena merekalah yang memiliki modal, teknologi, manajemen, dan SDM berkelas dunia. Dengan memanfaatkan kekuatan pasar dalam negeri yang sangat besar, merek-merek lokal harus berkolaborasi dan bersinergi secara sejajar dengan perusahaan-perusahaan global yang beroperasi di Indonesia sehingga merek-merek lokal bisa mengambil manfaat terbaik demi kejayaan bangsa dan merah putih.

Melalui deklarasi tersebut, kami para insan merek ingin mengingatkan bangsa ini untuk berjuang mengambil peluang emas untuk menjadi negara besar di dunia dengan cara membangun merek yang kokoh di pentas dunia. Melalui deklarasi tersebut kami ingin mengngatkan bahwa Hari Kebangkitan Nasional adalah juga Hari Kebangkitan Merek Indonesia.

*Foto: Sidomuncul.com

Related posts:

  1. Merek, Alat Perjuangan Bangsa
  2. Vicious Circle Merek Lokal
  3. Kemerdekaan Merek Indonesia
  4. Empat Strategi Global Chaser
  5. Kebangkitan Nasional, Kebangkitan Kelas Menengah
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Empat Strategi Global Chaser
next post
Pendaftaran Kelas #UKMGoGlobal

Baca Juga

“Kawin & Caplok”

June 4, 2021

Gimana Agar Tech Giants Tidak Menjadi Predator?

May 26, 2021

The Fall of Clubhouse

May 23, 2021

#IBF2020: The Inside Story

July 9, 2020

#IBF2020 – ReBound, ReBoot, ReBorn

June 27, 2020

Merek Berbahasa Indonesia

October 11, 2019

The Coming of the Asian Age

March 26, 2019

Resto Indonesia Mendunia

November 24, 2018

Brand Merah Putih

August 12, 2017

Core Economy-nya Jokowi

September 10, 2016

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • GREAT BRAND LAUNCH

    May 23, 2022
  • WOM Adalah API FOMO Adalah BENSIN

    May 23, 2022
  • BRAND MEMECAT KONSUMEN

    May 20, 2022
  • INVESTASI STRATEGIS “TLKM X GoTo”

    May 17, 2022
  • THE DARK SIDE of WORD OF MOUTH MARKETING

    May 17, 2022
  • KENAPA FILM “KKN DESA PENARI” SUKSES?

    May 13, 2022
  • RIP iPod 3 Pelajaran Disrupsi

    May 12, 2022
  • SHAREABLE CONTENT

    May 11, 2022
  • DEMAND SHOCK MUDIK

    May 11, 2022
  • WORD OF MOUTH KHONG GUAN & MARJAN

    May 10, 2022
  • EMAK-EMAK PAHLAWAN RECOVERY

    May 10, 2022
  • KENAPA ELON, ZUCK, BEZOS BELI PERUSAHAAN MEDIA?

    April 28, 2022
  • KOPIKO & ELON MUSK

    April 26, 2022
  • BRAND ENDORSER PROFESI “DI UJUNG TANDUK”

    April 25, 2022
  • GARUDA MENJADI SARANG PENYAMUN?

    April 24, 2022
  • POLA BELANJA RAMADAN-LEBARAN

    April 22, 2022
  • BRAND CRISIS “WHAT SHOULD DO?”

    April 20, 2022
  • DILEMA PERSONAL BRAND & CORPORATE BRAND

    April 20, 2022
  • REVENGE MUDIK

    April 8, 2022
  • HALAL OF THINGS

    April 8, 2022

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • GREAT BRAND LAUNCH
  • WOM Adalah API FOMO Adalah BENSIN
  • BRAND MEMECAT KONSUMEN
  • INVESTASI STRATEGIS “TLKM X GoTo”
  • THE DARK SIDE of WORD OF MOUTH MARKETING
  • KENAPA FILM “KKN DESA PENARI” SUKSES?
  • RIP iPod 3 Pelajaran Disrupsi
  • SHAREABLE CONTENT
  • DEMAND SHOCK MUDIK
  • WORD OF MOUTH KHONG GUAN & MARJAN
  • EMAK-EMAK PAHLAWAN RECOVERY
  • KENAPA ELON, ZUCK, BEZOS BELI PERUSAHAAN MEDIA?
  • KOPIKO & ELON MUSK
  • BRAND ENDORSER PROFESI “DI UJUNG TANDUK”
  • GARUDA MENJADI SARANG PENYAMUN?
  • POLA BELANJA RAMADAN-LEBARAN
  • BRAND CRISIS “WHAT SHOULD DO?”
  • DILEMA PERSONAL BRAND & CORPORATE BRAND
  • REVENGE MUDIK
  • HALAL OF THINGS
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top