yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Spiritual Value

by yuswohady July 27, 2014
July 27, 2014

Menjelang lebaran ini banyak teman-teman di berbagai kota yang minta sharing mengenai buku anyar saya Marketing to the Middle Class Muslim (Gramedia Pustaka Utama, 2014). Praktis dalam seminggu ini sekalian mudik ke Yogya saya melakukan “safari Ramadhan” (hehe..) untuk sharing buku tersebut. Di awali di Jakarta, Bandung, Solo, dan terakhir kemarin malam di Yogya. Banyak berdialog dengan teman-teman di berbagai kota saya semakin yakin bahwa kelas menengah muslim (#MiddleClassMuslim) merupakan “the hottest market in Indonesia”. Ada dua alasannya. Pertama, karena market size-nya luar biasa besar. Kedua, karena perilaku mereka bergeser 180 derajat.

Konsumen kelas menengah muslim di Indonesia memang mengalami pergeseran nilai-nilai dan perilaku yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu yang menarik adalah semakin meningkatnya religiositas mereka. Semakin makmur mereka, semakin knowledgeable mereka, dan semakin technology-savvy, justru mereka semakin mencari manfaat spiritual (spiritual value) dari produk yang mereka beli dan konsumsi. Yaitu produk dan jasa yang menjalankan kepatuhan (compliance) pada nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam.

Coba lihat fenomena berikut. Kalau dulu konsumen muslim kurang begitu konsern dengan praktek riba dalam berbank, kini mereka menjadi peduli untuk menghindari riba. Buktinya bank syariah tumbuh demikian pesat selama 15 tahun terakhir mencapai 40 persen pertahunnya. Kalau dulu mereka tak begitu peduli dengan makanan halal, kini mereka menjadi sanga peduli. Survei yang saya lakukan tahun ini terhadap masyarakat kelas menengah muslim menunjukkan, untuk produk kosmetik setidaknya 95 persen dari responden mengecek label halal saat membeli produk. Begitu pula kaum wanita muslim kini semakin konsern untuk menutup auratnya, terbukti kini mereka berlomba-lomba mengenakan hijab.

Sharing di Petakumpet Yogya

Konsumsi Sebagai Ibadah
Mereka menempatkan konsumsi produk dan jasa sebagai bagian dari kegiatan ibadah dalam rangka mematuhi perintah-perintah Tuhan serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Artinya, konsumsi terhadap produk dan jasa bukanlah berada di ruang hampa, tapi secara inheren merupakan perwujudan dari keimanan kepada Tuhan. Mereka menginginkan seluruh aspek kehidupannnya terjamah oleh unsur-unsur religi dengan menempatkannya dalam koridor nilai-nilai Islam.

Tak mengherankan jika dalam mengonsumsi makanan dan minuman kini mereka mulai tunduk pada prinsip-prinsip halal. Dalam hal berbusana mereka tak lagi sembarangan membuka aurat, khususnya untuk kaum muslimah, karena itu jelas menentang prinsip-prinsip Islam. Dalam mengelola aset mereka juga semakin peka untuk membersihkan praktek-praktek riba yang dilarang agama. Bahkan dalam urusan menginap di hotel kini pun mereka peduli bahwa hotel tersebut harus menyediakan mushola, tidak menyajikan minuman beralkohol, atau tidak membolehkan orang yang bukan mukhrim menginap dalam satu kamar.

Dalam mengonsumsi produk dan jasa, mereka tak hanya sekedar mencari manfaat fungsional dan emosional seperti sebelum-sebelumnya, tapi juga mulai mencari manfaat spiritual. Manfaat spiritual ini terwujud jika produk dan jasa tersebut bisa menjadi “enabler” bagi mereka dalam memperkokoh keislaman dan keimanan mereka kepada Allah SWT.

Apa yang didapat jika si konsumen telah terpenuhi kebutuhan-kebutuhan spiritualnya? Ketika telah yakin menghindari riba atau memakan makanan yang halal, maka mereka mendapatkan ketenangan jiwa, merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta, menemukan kepasrahan dan keikhlasan hidup di dunia, atau keyakinan kelak masuk surga berkat investasi amal yang sudah mereka tanamkan di dunia. Dengan manfaat spiritual, mereka merasakan keselamatan tak hanya di dunia, tapi juga di akhirat kelak.

Formula Baru
Dalam dunia pemasaran, customer value didefinisikan sebagai manfaat-manfaat yang didapatkan oleh konsumen (benefits) dibandingkan dengan biaya-biaya yang ia keluarkan (cost). Customer value akan tinggi jika sebuah merek memberikan manfaat yang tinggi dan biaya-biaya yang rendah. Selama ini customer value umumnya hanya mengandung dua elemen yaitu manfaat fungsional (functional benefit) dan manfaat emosional (emotional benefit).

Nah, dengan adanya pergeseran konsumen yang semakin religius seperti saya uraikan di depan, kini muncul variabel manfaat baru yang kian penting dan mulai dituntut oleh konsumen kelas menengah muslim Indonesia, yaitu manfaat spiritual (spiritual value). Dengan adanya variabel baru ini, maka formula nilai (value formula) juga ikut-ikutan berubah seperti terlihat pada rumusan di bawah ini.

Apa jadinya jika formula nilai di atas berubah? Bagi para pemasar perubahan formula tersebut membawa implikasi yang luar biasa dan sangat fundamental. Dengan jumlah konsumen muslim demikian dominan mencapai 87 persen, para pemasar kini tak bisa lagi mengesampingkan mereka terhadap manfaat spiritual yang mereka butuhkan dan tuntut. Pemasaran di Indonesia harus mulai serius memasukkan manfaat spiritual tersebut dalam rumusan value proposition produk dan jasa yang ditawarkan, tentu dengan tetap mengedepankan manfaat fungsional dan emosionalnya.

Mengingat perubahan perilaku konsumen kelas menengah muslim ini masih sangat baru dan bakal berlangsung dalam waktu lama ke depan, maka Anda harus bergerak cepat. “Create a unique spiritual value!!! Get action now!!! And be the first in the market!!!“

Related posts:

  1. Spiritual Company
  2. PPM BookTalk “Marketing to the Middle Class Moslem”
  3. #KelasInspirasi Bandung: Hijab Revolution!!!
  4. Marketing to Moslem
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
#Kultwit Revolusi Hijab
next post
Unique Universal Value

Baca Juga

5S = Millennial Muslim Megashifts

April 30, 2021

Muslim 4.0: Hijrah+Digital+Leisure

May 11, 2019

Ketika Hijrah menjadi Lifestyle

November 17, 2018

15 Tren Muslim Zaman Now (3)

June 9, 2018

15 Tren Muslim Zaman Now (2)

June 3, 2018

15 Tren Muslim Zaman Now (1)

May 26, 2018

Milenial Jaman Now: Penggerak Leisure Economy

November 18, 2017

“Dua Dunia” Otak Kita

October 13, 2017

The Dark Side of the Gen Z

September 24, 2016

#KelasInspirasi & Bukber Memberi: “Gen M”

June 21, 2016

3 comments

Santi August 25, 2014 - 6:40 am

Perubahan memang cepat sekali, dan Pak Yuswo beradaptasinya juga cepat, mantab! Jadi tidak saja spiritual quotient tp jg spiritual value ya pak, dan jelasss ini relevan sekali bagi kelas menengah Indonesia yang warga muslimnya banyak serta masih sangat agamis.

Reply
mukena September 24, 2014 - 9:37 am

makasih pak artikelnya, bermanfaat utk saya

Reply
Buya Dicky Natamihardja May 1, 2020 - 9:02 pm

Keren pak Siwo terus membangun spiritual motivation dg membangun diri, membangun bisnis, membangun keluarga dan membangun umat. Caranya fokus membangun kesadaran umat dalam melanjutkan kehidupan Islam.

Allahu Akbar
Barakallahu fiikum waahlikum

Reply

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • WELCOME ERA “CUCI PIRING” HABIS PANDEMI, TERBITLAH RESTRUKTURISASI

    June 21, 2022
  • “SESAT PIKIR” STARTUP DIGITAL

    June 21, 2022
  • KUTUKAN “BAKAR DUIT”

    June 21, 2022
  • REVENGE LEISURE

    June 13, 2022
  • NEW ERA OF STARTUP Post-Pandemic

    June 10, 2022
  • DON’T THINK JUST DO IT

    June 7, 2022
  • KENAPA INDOMARET & ALFAMART SELALU BERDEKATAN?

    June 7, 2022
  • NOSTALGIA MARKETING

    June 3, 2022
  • THE POWER OF 3R “REVIEW, RATING, RECOMMENDATION”

    May 31, 2022
  • PACEKLIK STARTUP DIGITAL

    May 25, 2022
  • GREAT BRAND LAUNCH

    May 23, 2022
  • WOM Adalah API FOMO Adalah BENSIN

    May 23, 2022
  • BRAND MEMECAT KONSUMEN

    May 20, 2022
  • INVESTASI STRATEGIS “TLKM X GoTo”

    May 17, 2022
  • THE DARK SIDE of WORD OF MOUTH MARKETING

    May 17, 2022
  • KENAPA FILM “KKN DESA PENARI” SUKSES?

    May 13, 2022
  • RIP iPod 3 Pelajaran Disrupsi

    May 12, 2022
  • SHAREABLE CONTENT

    May 11, 2022
  • DEMAND SHOCK MUDIK

    May 11, 2022
  • WORD OF MOUTH KHONG GUAN & MARJAN

    May 10, 2022

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • WELCOME ERA “CUCI PIRING” HABIS PANDEMI, TERBITLAH RESTRUKTURISASI
  • “SESAT PIKIR” STARTUP DIGITAL
  • KUTUKAN “BAKAR DUIT”
  • REVENGE LEISURE
  • NEW ERA OF STARTUP Post-Pandemic
  • DON’T THINK JUST DO IT
  • KENAPA INDOMARET & ALFAMART SELALU BERDEKATAN?
  • NOSTALGIA MARKETING
  • THE POWER OF 3R “REVIEW, RATING, RECOMMENDATION”
  • PACEKLIK STARTUP DIGITAL
  • GREAT BRAND LAUNCH
  • WOM Adalah API FOMO Adalah BENSIN
  • BRAND MEMECAT KONSUMEN
  • INVESTASI STRATEGIS “TLKM X GoTo”
  • THE DARK SIDE of WORD OF MOUTH MARKETING
  • KENAPA FILM “KKN DESA PENARI” SUKSES?
  • RIP iPod 3 Pelajaran Disrupsi
  • SHAREABLE CONTENT
  • DEMAND SHOCK MUDIK
  • WORD OF MOUTH KHONG GUAN & MARJAN
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top