Selama beberapa bulan terakhir saya dan tim di Inventure melakukan studi kuantitatif dan kualitatif mengenai perilaku konsumen kelas menengah muslim. Studi itu mencakup berbagai kategori pasar muslim mulai dari hijab, kosmetik, produk halal, bank dan asuransi syariah, umroh/haji, hingga hotel syariah. Tanggal 15 Juli mendatang, di tengah-tengah bulan puasa, hasil dari studi itu akan dikupas dalam seminar bertajuk “Membidik Konsumen Kelas Menengah Muslim Indonesia” di Jakarta.
Salah satu kategori pasar muslim paling hot di Indonesia adalah pasar hijabers. Saking hot-nya, saya lebih senang menyebutnya sebagai “revolusi hijabers”. Bagaimana fenomena dan tren-trennya? Berikut ini sedikit bocorannya.
Ramai-Ramai Berhijab
Apabila dahulu hijab dikesankan sebagai busana muslim kampungan dan identik sebagai busana ibu-ibu pengajian, kini hijab menjadi jenis fesyen yang modern dan stylish. Perubahan model ini menjadi salah satu alasan masyarakat Indonesia untuk mulai secara sadar mengenakan hijab, di samping alasan peningkatan keimanan. Dengan adanya tren fesyen baru ini, mereka mulai percaya diri dalam mengenakan hijab untuk berangkat ke kantor, ke mal, ataupun ke pesta. Inilah yang menjadi salah satu pemicu mengapa saat ini banyaknya orang mengenakan hijab.
Survei kualitatif yang saya lakukan menghasilkan temuan menarik bahwa pada umumnya responden mengenakan hijab karena perubahan model busana muslim ke arah modern atau stylish. Dengan begitu, mereka dapat mengekspresikan diri dari sisi religiusitas maupun gaya berbusana. Hijab yang mereka kenakan tidak sekadar melambangkan identitas diri sebagai muslim, melainkan juga menjadi cerminan sosok yang modern, cool, trendi, dan stylish.
Role Model
Rini (29), salah satu responden saya, adalah potret konsumen kelas menengah muslim yang mengenakan hijab terbilang baru karena alasan suka terhadap artis idolanya yakni Marshanda. Kisah di balik penggunaan hijab oleh Marshanda menjadi salah satu alasan kuat Rini untuk mengenakan hijab. Marshanda yang mengalami trauma saat orang tuanya bercerai dan ia pun bangkit dari keterpurukan permasalahan di tengah keluarganya sehingga berani memutuskan untuk mengenakan hijab. Meskipun terjatuh, Marshanda berusaha bangkit dan berpaling pada Tuhan. Kisah ini menyentuh hati Rini.
Kisah inspiratif dan kepercayaan diri para artis mengenakan hijab itu menjadi alasan penguat Rini untuk berhijab. Sebelumnya, ia kerap merasa ragu ketika ingin mengenakan hijab karena kurang percaya diri, baik di lingkungan kerja maupun sosial pertemanan, meskipun anggota keluarga kerap mengingatkannya untuk menggunakan hijab. Kini, melihat banyaknya para artis mengenakan hijab dan hijab pun menjadi tren di mata para artis, ia pun semakin percaya diri.
Busana Muslim Bermerek
Konsumen kelas menengah muslim pun senang mengikuti berbagai tren terbaru busana muslim atau hijab bermerek di majalah, katalog, media sosial, hijab fashion show, dan iklan. Sekarang kita menyaksikan berbagai busana muslimah bermerek bermunculan seperti Dian Pelangi, Aprilia, Normamoi, Irna La Perle, Zoya, Shafira, Rabbani, Ukhti, dan lain-lain. Nama-nama beken desainer busana muslim pun banyak bermunculan seperti Dian Pelangi, Irna Mutiara, Shafira, Norma Moi, Islamia Aprilia, Ria Miranda, Itang Yunasz, Ida Royani, dan lainnya. Hasil rancanangan mereka sangat diminati pasar sehingga harganya pun cukup mahal.
Tutorial Hijabers Digemari
Bagi para pengguna hijab, supaya bisa tampil modis dan trendi mereka kerap memanfaatkan majalah, Pinterest, Instagram, atau Youtube untuk mengetahui tips dan cara pemakaian hijab model terbaru. Situs tutorial cara pemakaian hijab seperti Jilbabmodis.com, Caraberjilbab.com, atau Hijabalila.net, adalah fenomena yang akhir-akhir ini sedang marak digunakan konsumen kelas menengah muslim. Mereka melakukan secara rutin untuk mengetahui cara mengenakan hijab yang sedang tren saat ini. Mengapa? Seiring dengan tumbuhnya kesadaran berhijab dan ingin tampil modis, maka mereka pun semakin membutuhkan tutorial cara berhijab.
Online Shop Marak
Salah satu perubahan paling penting pada nilai-nilai konsumen kelas menengah muslim adalah tingginya koneksi sosial (high socially-connected). Hal ini dikarenakan oleh pendidikan tinggi dan tingkat pergaulan yang luas. Mereka aktif di berbagai komunitas hijab dan banyak berinteraksi di dunia internet. Salah satu perilaku menarik mereka adalah perilaku membeli secara online.
Besarnya pasar muslimah terlihat dari banyaknya berbagai online shop hijab di negeri ini dan situs jual-beli ini akan tumbuh luar biasa seiring naiknya jumlah konsumen kelas menengah muslim. Beberapa online shop hijab ini antara lain Hijup.com, Zoya.com, Shafira.com, Irnalaperle.com, Elevania.com, dll. Maraknya online shop ini menandakan suatu kegairahan pembelian berbagai produk hijab secara maya. Online shop ini dapat berbentuk kegiatan penjualan melalui internet ataupun Blackberry Messenger.
Komunitas Hijabers Menjamur
Nurhayati (24), responden saya yang lain, adalah salah satu entrepreneur yang aktif di Hijabers Community Jakarta. Hampir setiap minggu ia mengikuti kegiatan keagamaan atau sosial yang diselenggarakan oleh para anggota di komunitas itu. Acara tersebut dilaksanakan secara teratur dan kerap mengundang seorang ustadz/ustadzah untuk berbagi pengetahuan agama. Di sela-sela acara pengajian tersebut, mereka pun melakukan aktivitas arisan, tutorial hijab, ataupun lainnya.
Adanya komunitas-komunitas hijaber merupakan salah satu pendorong menariknya menjadi hijaber. Berhijab itu keren tidak hanya dikarenakan oleh desain hijab itu sendiri yang modern, tapi juga karena kegiatan berkomunitas para hijabers itu sendiri memang terbilang cool. Mereka kerap melakukan berbagai kegiatan positif seperti pengajian, peningkatan pengetahuan umum, kewirausahaan, pameran busana muslim, arisan, talkshow, kegiatan amal, tutorial berdandan, dan sebagainya. Misalnya, para hijabers kerap membuat event seperti Hijab Day, Hijab Festival, Hijab Fashion Week, dan sebagainya.
Majalah Hijab Makin Ngetren
Untuk mendapatkan informasi mengenai tren fesyen, produk kosmetik, gaya hidup muslimah, tak jarang para hijaber mengikuti perkembangannya melalui majalah. Maraknya terbitan majalah dengan segmen para hijaber merupakan pertanda banyaknya jumlah pembaca majalah-majalah itu. Maraknya majalah berkonten hijab sekaligus menunjukan bertumbuhnya pasar ini.
Apabila kita rinci daftar majalah untuk segmen hijaber itu, maka kita akan terkejut melihat jumlahnya yang banyak. Ada sekitar 10 majalah atau tabloid yang secara rutin mengangkat berbagai isu fesyen muslim, antara lain Aquila, Hijabstar Magazine, Hijabella, Muslimah, Annisa, Paras, Khasanah, Aulia, Laiqa, Noor, Moshaict, dan lainnya. Bandingkan dengan Malaysia misalnya yang hanya memiliki dua majalah yakni Hijabista dan Dara.
Para marketer, mari sambut revolusi hijabers!!!
2 comments
Terima kasih ulasannya, Pak. Saya jadi sedikit paham dengan pasar kebutuhan muslim ini. Dan senang sekali melihat kehadiran mereka di sosial media 🙂
Assalamualaikum,
Saya sangat tertarik dengan acara seminar yang akan dilaksanakan 15 Juli 2014 tersebut. Saya sudah melihat iklannya di majalah SWA tentang seminar tsb, hanya saja biaya investasinya cukup mahal. Apakah bisa mendapatkan special reward dari panitia untuk menghadiri acara tersebut, mungkin saya juga bisa bertukar pikiran terkait hal tersebut dikarenakan saya juga sedang melakukan penelitian ekonomi syariah termasuk fashion syariah.
Terima kasih
Wassalamualaikum
Semianarnya diundur menjadi 25 Agustus mas, mengingat penyelenggaraannya di bulan puasa kurang kondisif karena banyak hasil riset yang harus didiskusikan