yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

First-Time User Sensations

by yuswohady April 19, 2014
April 19, 2014

Akhirnya hari yang ditunggu itu datang juga. Kamis 15 April lalu untuk pertama kalinya Google Glass dijual ke publik. Setelah penasaran menunggu selama dua tahun, kaca mata canggih berkemampuan smartphone tersebut minggu ini bisa didapatkan konsumen Amerika walaupun harganya masih selangit sekitar 17 juta perak. Celakanya, penjualan secara online itu hanya berlangsung sehari. So, rasa penasaran konsumen masih terus diulur-ulur layaknya layang-layang terbang jauh di awan.

Inilah hebatnya para marketers di Google. Sengaja extraordinary product ini “digoreng-goreng” sampai matang betul layaknya harga saham, agar word of mouth dan viralnya terus menjalar di kalangan konsumen di seluruh penjuru dunia. Sengaja konsumen “disiksa” (di dunia marketing sering disebut: “tormenting the customer”) dengan rasa penasaran yang panjang, sehingga pada saatnya nanti di hari H peluncuran, produk tersebut betul-betul meledak: Boom!!!”

Beginilah jurus jitu marketer untuk meledakkan sebuah produk luar biasa yang sebelumnya tak pernah ada di pasar. Caranya menggunakan word of mouth marketing dengan memanfaatkan viral dari satu konsumen ke konsumen lain secara massif. Kita tahu, ketika social/sharing tools seperti Twitter, Facebook, atau YouTube tersedia secara massif, maka viral yang dihasilkan pun menjadi sangat luar biasa. Cara yang persis sama dilakukan oleh Apple dengan dua blockbuster products-nya iPod dan iPad beberapa tahun lalu. Inilah cara pemasaran paling efektif sepanjang sejarah umat manusia hingga detik ini.

Bagaimana cara Google menyebarkan viral Google Glass ke seluruh penjuru bumi dalam hitungan detik? Elemen dasarnya adalah apa yang saya sebut first-time user sensations. Apa itu?

Sensational Experience
First-time user sensations adalah sensasi menggunakan produk untuk pertama kali. Untuk produk yang sudah ada sebelumnya, maka sensasi itu tentu biasa saja. Namun untuk produk yang lahir untuk pertama kali dan memang sebelumnya belum pernah ada seperti iPad atau Google Glass, maka sensasinya tentu akan luar biasa. Sensasi inilah yang memiliki nilai sangat tinggi di mata si pengguna.

Saya masih ingat dulu pada saat iPhone pertama kali muncul, pada waktu itu penggunaan layar sentuh dan virtual keyboard merupakan sesuatu yang cool dan menghasilkan sensasi yang luar biasa. Begitu pula pada saat Instagram pertama kali keluar, pengalaman menjadi pengguna pertama Instagram untuk mengolah foto hasil jepretan, lalu men-share foto tersebut di Twitter atau Facebook merupakan sesuatu yang memiliki gengsi sosial di kalangan teman-teman kita.

Lalu apa first-time user sensations untuk Google Glass? Tak kalah sensasional dibanding iPod, iPad, atau Instagram. Misalnya sensasi memotret dengan hanya menggunakan perintah suara. Cukup bilang “Ok Glass, take a picture,” maka sekejap kemudian si kaca mata pintar menjepret objek yang kita lihat. Atau sensasi mengakses email, mengambil informasi dari web, dan mencari jalan/alamat dengan bantuan navigasi Google Glass. Semua aktivitas itu dilakukan dengan perintah suara menggunakan interface berupa layar prisma kecil yang diletakkan sedikit di atas mata kanan kita. Very cool!

Menyebarkan Sensasi
Kembali ke pertanyaan semula, bagaimana Google menyebarkan viral Google Glass ke seluruh penjuru dunia? Inilah kekuatan sensasi. Yang dilakukan oleh Google adalah mendorong para evangelist untuk menyebarkan sensasi yang mereka alami saat menggunakan Google Glass untuk pertama kali. Mereka menyebarkan pengalaman tersebut melalui tweets di Twitter, status update di Facebook, posting di blog, atau video di YouTube. Melalui medium-medium social sharing itulah viral Google Glass menyebar layaknya wabah flu burung yang ganas merajalela.

Tahun lalu misalnya, Google mengirimkan Glass Explorer Edition versi awal ke 8.000 individu terpilih untuk mengikuti program Glass Xplorer. Mereka diberi kesempatan emas menjajal kehebatan Google Glass versi beta sekaligus menjadikan mereka sebagai para evangelists pertama untuk menyebarkan viral positif mengenai Google Glass. Tentu saja para evangelists ini tidak dilepaskan begitu saja dalam menyebarkan viral. Agar tercapai positive word of mouth, maka Google menskenariokannya.

Caranya gimana? Pertama tentu memastikan bahwa produk versi beta tersebut betul-betul menghasilkan sensasi positif di kalangan para evangelists pertama. Artinya, produk versi beta tersebut harus sudah dalam kondisi nyaris sempurna. Kedua, Google terlebih dulu mensosialisasikan sensasi positif yang diinginkannya melalui berbagai media yang ia rencanakan. Kepastian terwujudkan sensasi positif ini penting, karena kalau sampai yang terjadi adalah sebaliknya, maka yang diraup bukannya good mouth, tapi bad mouth. Kalau terakhir ini yang terjadi, maka bisa dipastikan produk gagal total.

Saya sering mengatakan bahwa pendekatan pemasaran paling cespleng hingga saat ini adalah word of mouth, alias menjadikan konsumen sebagai marketer utama (“Your best marketers are your customers”). Tapi harus diingat, Jangan kira pendekatan ini gampang. Seperti kita lihat pada kasus Google Glass di atas, rupanya word of marketing tak sesederhana menyebarkan pesan positif lewat jejaring sosial. Yang justru paling sulit adalah bagaimana menghasilkan extraordinary product yang mempu menghasilkan extraordinary sensations di kalangan para evangelist.

Hai para marketer di Tanah Air, silahkan mencoba resep Google Glass di atas bagi produk Anda. Rule of tumb-nya gampang: pertama, ciptakan extraordinary product; kedua, ciptakan first-time user sensations di kalangan evangelist pertama; dan ketiga, sebarkan sensasi tersebut layaknya virus yang menjalar ganas.

Related posts:

  1. 7 Google Tools to Boost Your Marketing Effectiveness
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Indonesia Pusat Fesyen Islam Dunia? Why Not!
next post
Taker, Giver, Matcher

Baca Juga

Customer Evangelist: “ARMY dan BTS

June 11, 2021

Angry Customers

May 30, 2021

Akankah Kita Hengkang dari Whatsapp?

May 16, 2021

Memberi eTalk: Surveillance Economy

April 20, 2018

Setiap Orang Berbohong di Facebook

March 10, 2018

Facebook: Guru Menulis Terbaik di Dunia

September 9, 2017

Best Business Book 2016 – My Picks

December 24, 2016

Pahlawan Pajak

September 3, 2016

“Mukidi Effect”

August 27, 2016

Sharing Economy dan Koperasi

March 26, 2016

2 comments

Agung April 19, 2014 - 7:33 am

Wah kereeen ulasannya

Salam

Reply
GudangMadu April 20, 2014 - 7:58 am

Bagus sekali. Inspiratif! Tks, Mas Siwo.

Reply

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • AGILITY MATTERS

    July 8, 2022
  • IKEA & NATION BRANDING

    July 8, 2022
  • WELCOME ERA “CUCI PIRING” HABIS PANDEMI, TERBITLAH RESTRUKTURISASI

    June 21, 2022
  • “SESAT PIKIR” STARTUP DIGITAL

    June 21, 2022
  • KUTUKAN “BAKAR DUIT”

    June 21, 2022
  • REVENGE LEISURE

    June 13, 2022
  • NEW ERA OF STARTUP Post-Pandemic

    June 10, 2022
  • DON’T THINK JUST DO IT

    June 7, 2022
  • KENAPA INDOMARET & ALFAMART SELALU BERDEKATAN?

    June 7, 2022
  • NOSTALGIA MARKETING

    June 3, 2022
  • THE POWER OF 3R “REVIEW, RATING, RECOMMENDATION”

    May 31, 2022
  • PACEKLIK STARTUP DIGITAL

    May 25, 2022
  • GREAT BRAND LAUNCH

    May 23, 2022
  • WOM Adalah API FOMO Adalah BENSIN

    May 23, 2022
  • BRAND MEMECAT KONSUMEN

    May 20, 2022
  • INVESTASI STRATEGIS “TLKM X GoTo”

    May 17, 2022
  • THE DARK SIDE of WORD OF MOUTH MARKETING

    May 17, 2022
  • KENAPA FILM “KKN DESA PENARI” SUKSES?

    May 13, 2022
  • RIP iPod 3 Pelajaran Disrupsi

    May 12, 2022
  • SHAREABLE CONTENT

    May 11, 2022

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • AGILITY MATTERS
  • IKEA & NATION BRANDING
  • WELCOME ERA “CUCI PIRING” HABIS PANDEMI, TERBITLAH RESTRUKTURISASI
  • “SESAT PIKIR” STARTUP DIGITAL
  • KUTUKAN “BAKAR DUIT”
  • REVENGE LEISURE
  • NEW ERA OF STARTUP Post-Pandemic
  • DON’T THINK JUST DO IT
  • KENAPA INDOMARET & ALFAMART SELALU BERDEKATAN?
  • NOSTALGIA MARKETING
  • THE POWER OF 3R “REVIEW, RATING, RECOMMENDATION”
  • PACEKLIK STARTUP DIGITAL
  • GREAT BRAND LAUNCH
  • WOM Adalah API FOMO Adalah BENSIN
  • BRAND MEMECAT KONSUMEN
  • INVESTASI STRATEGIS “TLKM X GoTo”
  • THE DARK SIDE of WORD OF MOUTH MARKETING
  • KENAPA FILM “KKN DESA PENARI” SUKSES?
  • RIP iPod 3 Pelajaran Disrupsi
  • SHAREABLE CONTENT
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top