• Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

The Giving Leader

by yuswohady September 7, 2013
September 7, 2013
277

Ada tiga momen menyentuh yang membuat hati saya bergetar kemarin siang (7/9). Ceritanya, kemarin saya bersama teman-teman Komunitas Memberi (@memberiID) menggelar sesi sharing di kantor pusat JNE, Tomang. Sesi sharing yang mengambil topik Building a Giving Company ini menampilkan dua entrepreneur hebat. Yang pertama adalah pak Johari Zein, CEO dan pendiri JNE. Kedua mas Karman, pendiri sidjibatik asal Bantul Yogyakarta.

Indonesia Raya
Momen menyentuh yang pertama adalah saat lagu Indonesia Raya dinyanyikan secara khidmat oleh seluruh peserta di pembuka acara. Tak tahu kenapa, tatkala bangsa ini mulai luntur identitas nasionalnya akibat terjangan bertubi-tubi tsunami globalisasi, bait demi bait Indonesia Raya justru kian menjadi oasis yang menyejukkan nurani di tengah kegersangan ke-Indonesiaan kita.

Tak tahu kenapa, tatkala raksasa-raksasa multinasional begitu membabi-buta mengeksploitasi tiap jengkal potensi bangsa ini (pasar yang luar biasa besar, kekayaan alam yang luar biasa melimpah, kearifan budaya lokal yang adiluhung) syair demi syair Indonesia Raya justru kian ampuh menggetarkan rasa nasonalisme dan kecintaan kita pada Indonesia.

Dan tak tahu kenapa, tatkala para pemimpin politik, anggota DPR, pejabat pemerintah, pebisnis kian ganas mengkorupsi uang negara, senandung Indonesia Raya justru punya makna yang kian dalam. Berbeda dengan saat SD dan SMP dulu, tiap Senin pagi saya rutin harus menyanyikan lagu ini saat upacara bendera.

Saluran Berkah
Momen menyentuh kedua adalah saat pak HM. Johari Zein, berbagi kiat dan filosofi bisnis yang ia jalankan selama merintis dan membesarkan JNE. Kenapa menyentuh? Karena pendekatan  bisnis yang ia jalankan sarat dengan kearifan untuk selalu memberi kepada sesama.

Pak Johari percaya bahwa salah satu misi dasar dari perusahaan adalah untuk menjadi saluran berkah dan kemanfaatan bagi banyak orang. Karena itu keyakinan dasar yang ia pegang dalam mengelola JNE adalah keikhlasan untuk selalu memberi: memberi kepada konsumen, memberi kepada karyawan, memberi kepada negara, bahkan memberi kepada umat manusia. Tak hanya itu, pak Johari juga percaya 1000% bahwa “memberi itu menerima” (giving is receiving). Semakin banyak kita memberi, semakin banyak pula kita mendapatkan limpahan rahmat dari Tuhan. Kuncinya adalah keikhlasan dan hati yang bening.

Pak Johari memberikan contoh pada saat Indonesa diterjang krisis ekonomi tahun 1998. Pada saat itu pak Johari prihatin dengan begitu banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan karena terkena PHK. Karena itu, dengan semangat keikhlasan memberi ia menciptakan sebuah program membantu mereka dengan memberikan modal, perlengkapan, dan bimbingan agar mereka bisa menjadi mitra JNE. Tujuannya mulia agar mereka terlepas dari himpitan krisis dan bisa mandiri secara ekonomi.

Program ini rupanya sukses luar biasa, banyak orang yang terbantu oleh program ini. Tak hanya itu, inisiatif ini kemudian dikembangkan lebih lanjut menjadi program partnership antar JNE dengan para korban krisis tersebut. Dan tanpa disangka, program ini kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya sistem franchise dalam industri pengiriman di Indonesia. Harap diketahui, sistem franchise dalam pengembangan channel di industri pengiriman ini merupakan breakthrough innovation yang menghasilkan pertumbuhan bisnis yang luar biasa bagi JNE selama sepuluh tahun terakhir.

Hikmah dari peristiwa ini sangat jelas, yaitu bahwa keikhlasan memberi akan menghasilkan berkah berkelimpahan dari Tuhan. The more you give, the more you get.

Sedekah
Momen menyentuh ketiga adalah saat mas Karman menjelaskan keyakinan-keyakinan bisnis yang ia pegang teguh dalam menjalankan sidjibatik. Konsep batik bikinan mas Karman luar biasa unik, disebut dengan “unlimited edition concept” yaitu satu motif untuk satu kain. Jadi tidak dicetak massal dan proses pembuatannya mengacu pada proses asli pembuatan batik yang adiluhung. Motif-motif yang ia kembangkan selalu cerah dan unconventional. Dengan konsep semacam ini produk batik mas Karman telah melanglang buana ke berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Qatar, hingga Amerika Serikat.

Konsep batik mas Karman memang breakthrough, namun yang membuat saya tersentuh justru bukan itu, tapi spirit of giving yang melandasi setiap langkah bisnisnya. Di samping mengembangkan sidjibatik, mas Karman juga mengembangkan gerakan yang disebut #sedekahrombongan bersama mas Saptuari Sugiharto di Yogyakarta. Melalui medium blog #sedekahrombongan menghimpun sedekah dari siapapun untuk disalurkan kepada kaum duafa. Mereka lebih senang menyebutnya sebagai “sedekah jalanan”. Bunyi tagline-nya keren: “Menyampaikan titipan dari langit tanpa rumit, sulit, dan berbelit-belit.”

Seperti halnya pak Johari, mas Karman membangun bisnis sebagai saluran untuk memberikan manfaat ke banyak orang, terutama kaum duafa. Bagi mas Karman, berbisnis dan bersedekah  itu sama pentingnya. Karena itu cukup besar ia menyisihkan hasil penjualan batiknya untuk disalurkan ke kaum duafa melalui #sedekahrombongan. Sedekah itu dikumpulkan untuk membantu yatim-piatu, anak cacat, bayi terlantar, petani duafa, hingga janda-janda tua duafa.

Menarik sekali riwayat kenapa mas Karman begitu getol bersedekah. Ceritanya pada tahun 2011 ia diminta mas Saptuari untuk memberikan sedekah kepada para petani duafa di Imogiri. Ia pun menyanggupi. Dan sebuah keajaiban datang, setelah sedekah itu ia kemudian mendapat order batik hingga 700 helai. Sejak saat itu ia percaya pada ”the power of giving”. Seperti pak Johari, ia pun kemudian meyakini bahwa “giving is receiving”. Semakin banyak memberi, semakin banyak mendapatkan berkah berkelimpahan.

Dua sosok entrepreneur hebat di atas memiliki kesamaan pola dalam berbisnis. Mereka meyakini bahwa bisnis bisa menjadi medium ampuh untuk membawa kebaikan bagi banyak orang. Mereka juga meyakini bahwa tugas manusia sesungguhnya adalah memberi; mengenai kita akan mendapat apa, itu urusan Yang Di Atas. Kalau digambarkan dengan lemparan pendulum, maka tugas manusia hanyalah melempar pendulum. Mengenai kapan pendulum tersebut akan berayun balik, itu urusan Yang Di Atas. Terakhir, mereka juga percaya pada “keajaiban memberi”, bahwa semakin banyak kita memberi, maka semakin banyak pula kita akan mendapatkan.

Saya menyebut dua sosok hebat di atas sebagai, “the giving leaders”.

0 FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Giving
next post
“Vickynisasi Branding”

Baca Juga

Transformasi Mindset UKM

October 28, 2018

Memberi eTalk: Surveillance Economy

April 20, 2018

Menangkap Peluang Bisnis Keto

November 14, 2017

Scaling-Up Warunk Upnormal

October 22, 2017

UKM Subsisten

February 25, 2017

Memulai Bisnis: “Tak Perlu Tahu Apa-Apa”

February 12, 2017

UKM Outlook 2017

February 1, 2017

Best Business Book 2016 – My Picks

December 24, 2016

Nobar & Diskusi Film | Movie Marketing: The...

October 15, 2016

Pahlawan Pajak

September 3, 2016

2 comments

Belajar Memahami Rumitnya Problem UMKM | Blognyakrisniy September 8, 2013 - 1:19 am

[…] menyimak materi ‘kuliah inspiratif’ yang disampaikan dua Giving Leaders yakni Pak Johari Zein (CEO sekaligus pendiri JNE), serta Mas Karman (owner Sidji Batik), saya […]

Reply
Diskon September 8, 2013 - 10:09 pm

Artikelnya sangat menginspirasi mas , sukses terus

Reply

Leave a Comment

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Recent Posts

  • KENAPA SHOPEE LIVE NENDANG!!! ” Jualan dr. Richard Lee Cuan Rp 8 M “
  • HEBOH SHOPEE LIVE : Fake FOMO Marketing
  • GEN Z “Generasi Gali Lubang Tutup Lubang”
  • KENAPA PRODUK KOLAB KERAP MEMICU FOMO “Starbucks X Blackpink”
  • REBRANDING TWITTER “Mengubur LEGACY Masa Lalu”
  • At the End of the Day, EVERY HOMO SAPIEN IS FOMO SAPIEN
  • PELAJARAN MARKETING dari FILM BARBIE “FOMO Marketing in Action”
  • KENAPA SHOPEE LIVE NENDANG!!! “Jualan dr. Richard Lee Cuan Rp 8 M”
  • PUTRI ARIANI & NATION BRANDING INDONESIA
  • NETIZEN IS THE BEST CHIEF SERVICE OFFICER
  • Dari AUTHENTICITY ke BRAND ADVOCACY “Belajar dari Bos Bluebird”
  • TB GUNUNG AGUNG TUTUP Bagaimana Format Toko Buku ke Depan?
  • UNTUNG-RUGI CALEG PESOHOR
  • CUSTOMER-CENTRIC GOVERNMENT
  • DIPLOMASI BOLA ARAB SAUDI
  • TOKOPEDIA NAIK TARIF & ERA BARU E-COMMERCE
  • TUPPERWARE Brand yang DISAYANG Emak-Emak, Brand yang “DIBUNUH” milenial
  • CARA TIONGKOK MENGGRUDUK PASAR INDONESIA
  • MERENUNGKAN CURHATAN SOIMAH Soal Pajak
  • IDA DAYAK & FOMO Marketing
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top
yuswohady.com
  • Home
  • Biography