By giving your knowledge you will become more knowledgeable.
By giving happiness you will be happier.
By giving money to others, you become more prosperous.
Awalnya saya apriori dengan ungkapan di atas. Di mata banyak orang barangkali klise dan melankolis. Namun semakin saya rasa-rasakan, dari hari ke hari, tahun ke tahun, saya semakin menemukan keindahan dari ungkapan tersebut.
Semakin Anda banyak memberi, maka (sudah menjadi hukum alam) semakin Anda akan banyak mendapatkan. Jika Anda banyak memberi ilmu kepada orang lain dan membuat orang lain tersebut makin pintar, maka pasti Anda akan semakin pintar. Jika Anda bahagia, dan kebahagian itu Anda bagikan kepada orang lain, maka pasti Anda akan lebih bahagia. Begitupun, jika Anda kaya dan banyak memberikan sebagian kekayaan tersebut kepada orang lain, maka pasti Anda bakal lebih kaya lagi.
Awalnya saya tak percaya pada ungkapan tersebut karena secara matematik, ungkapan tersebut non-sense alias tak masuk akal. Bagaimana bisa? Kalau kita memberi sebagian yang kita punya, logikanya ya, pasti kepunyaan kita itu berkurang. Ini kok malah jadi tambah!!!
Saya mempercayai bahwa giving is receiving, ketika dalam banyak lapangan kehidupan yang saya jalani rumus aneh bin ajaib itu terjadi. Coba kita telusuri berbagai aktivitas keseharian yang saya jalani berikut ini.
Teaching
Salah satu passion hidup saya adalah mengajar. Memang salah satu pekerjaan saya adalah mengajar di perusahaan, memberikan kuliah di kampus-kampus, atau bicara di seminar-seminar atau diskusi-diskusi. Oleh karena itu saya beruntung bisa mempersatukan passion dengan pekerjaan; nggak banyak orang bisa meraihnya.
Nah, setiap kali mengajar, selalu saja muncul nafsu saya untuk secara total memberikan apapun informasi, pengetahuan, pengalaman yang saya miliki kepada orang lain. Saya tak peduli apakah dengan begitu kemudian ilmu saya berkurang. Saya juga tak peduli apakah dengan begitu orang lain menjadi sepintar atau bahkan lebih pintar dari saya. Pokoknya total: giving, giving, giving.
Dan rupanya, rumus giving is receiving benar adanya. Semakin saya banyak memberi informasi, pengetahuan, dan pengalaman, semakin saya kaya informasi, pengetahuan, dan pengalaman. Dalam sesi tanya jawab atau saat ngobrol pada waktu break, saya mendapatkan wawasan-wawasan baru dari mereka yang kian memperkaya informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang saya miliki. Kenapa saya cinta mengajar? Karena dari waktu ke waktu saya makin pintar oleh mereka-mereka. Giving is receiving.
Blogging
Saya rajin menulis di blog saya: www.yuswohady.com dan di Blog Detik ini. Menulis apapun yang saya suka mengenai tips-tips marketing: strategi marketing, social media, perilaku konsumen, dll. Idenya saya dapat dari mana saja: dari jalan-jalan di mal; dari ngobrol dengan klien; dari baca buku; dari merenung di pesawat sambil menunggu sampai ke kota tujuan. Dan begitu tulisan jadi, spirit yang menggelora untuk giving itu muncul. Dari blog, buah pikiran tersebut saya salurkan melalui Twitter, update Facebook, Notes Facebook, Google+, Blog Detik.
Its the beauty of giving! Setiap kali saya memberi, maka saya akan mendapatkan belipat-lipat kali. Semakin saya men-share buah pikiran tersebut, semakin saya mendapatkan komentar dan feedback yang kaya luar biasa. Komentar dan feedback yang kaya itu kemudian menjadi ide-ide tulisan saya berikutnya. Itu manfaat langsung, manfaat tidak langsung lebih banyak lagi. Misalnya, ketika salah seorang tweep merekomendasikan saya kepada orang lain untuk mengajar atau memberikan seminar . Give, then you will receive more!
Selling
Salah satu pekerjaan saya yang lain adalah jualan. Ya, karena sejak beberapa tahun terakhir saya shifting quadrant, mandiri menjadi entrepreneur. Seorang entrepreneur haruslah bisa jualan baik produk maupun ide. Karena itu di manapun dan kapanpun saya harus jualan. Resep yang saya pakai untuk jualan mungkin agak beda dengan salesman lain. Karena salesman pada umumnya melakukan jualan untuk mengejar omset dan mencapai target. Kalau perlu membujuk si target konsumen dengan segala cara agar membeli produk yang mereka tawarkan.
Saya beda, justru memajukan giving-nya dulu ketimbang receiving. Saya cenderung lebih fokus untuk memberikan solusi masalah kepada si konsumen ketimbang sibuk menghitung omset yang bakal saya dapatkan dari konsumen tersebut. Bukannya saya tidak butuh omset; prinsip itu saya jalankan karena saya berkeyakinan 1000% bahwa kalau saya mampu memberikan solusi cespleng atas persoalan si konsumen (giving) pastilah saya akan mendapatkan omset tersebut (receiving). Sekali lagi: give, and then you will receive.
Leading
Saya punya anak buah karena itu saya juga harus bisa menjadi pemimpin (leader) bagi mereka. Prinsip dasar yang saya pakai dalam menjalankan leadership adalah giving. Bagaimana saya bisa melayani dan memberi kepada anak-anak buah saya agar mereka bisa bertumbuh dan mengembangkan diri, baik dalam hal pekerjaan maupun kehidupan keseharian. Itu sebabnya saya harus coach mereka, arahkan mereka, latih mereka dengan skill yang mereka butuhkan, termasuk mengingatkan dan memarahi mereka ketika mereka melenceng.
Esensi dari seorang leader adalah ketika ia di-trust oleh para followers-nya. Sebagai leaders, ketika Anda mendapatkan trust dari anak buah, maka apapun yang Anda minta dan perintahkan akan dengan suka ria mereka jalankan. Saya mempercayai bahwa trust itu akan kita peroleh jika kita (dengan keikhlasan dan kejujuran) mendedikasikan diri kita untuk kebaikan mereka. Deserving ourself for our followers. Dan hal itu bisa kita wujudkan jika spirit of giving selalu menguasai pikiran dan tindakan kita. Giving is amazing.
Kalau tulisan ini mengambil kasus apa yang saya alami, bukanlah berarti saya malaikat yang nir-cacat. Saya tetaplah bukan seorang teacher yang sempurna; saya bukanlah blogger yang hebat; saya bukan salesman yang superstar; saya juga bukan leader yang top. Saya tetap teacher, blogger, salesman, maupun leader yang biasa-biasa saja. Namun saya merasakan keluarbiasaan karena di balik berbabagi peran kehidupan itu, saya memiliki spirit yang luar biasa, yaitu spirit of giving.
Apapun pekerjaan dan peran Anda di masyarakat, jika dilandasi oleh spirit of giving, akan selalu menghasilkan karya dan sumbangsih yang amazing.
4 comments
[…] yuswohady The Giving Company adalah perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip memberi (spirit of giving) dalam menjalankan strategi dan operasinya sehari-hari. Perusahaan ini memegang prinsip “memberi […]
[…] jam lalu, mas Yuswohady masih sempat memberikan link dari artikel lamanya tentang Blogging Is About Giving. Berikut saya copas ungkapan dari artikel […]
[…] Giving Company adalah perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip memberi (spirit of giving) dalam menjalankan strategi dan operasinya sehari-hari. Perusahaan ini memegang prinsip “memberi […]
[…] Giving Company adalah perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip memberi (spirit of giving) dalam menjalankan strategi dan operasinya sehari-hari. Perusahaan ini memegang prinsip “memberi […]