Siapa bilang masyarakat kelas menengah tidak terpengaruh kenaikan harga BBM? Harus diingat, kelompok masyarakat kelas menengah kita saat ini didominasi oleh kelas menengah bawah (terbawah). Mereka adalah kelompok masyarakat yang masih rawan terpuruk kembali menjadi miskin begitu goncangan ekonomi akibat krisis atau kenaikan harga BBM seperti yang terjadi sekarang ini mengusik stabilitas keuangan keluarga mereka.
Jumlah penduduk kelas menengah (berdasarkan pengeluaran)
Kelas Menengah Terbawah
Bank Dunia mendefinisikan kelompok masyarakat kelas menengah sebagai kelompok masyarakat yang memiliki pengeluaran perkapita perhari sebesar $2-20. Perlu diketahui, pengeluaran perhari $2 adalah angka batas garis kemiskinan. Dari rentang tesebut, masyarakat yang memiliki pengeluaran $2-4 berjumlah 91 juta jiwa atau sekitar 70% (lihat tabel). Itulah sebabnya dalam banyak kesempatan saya mengatakan bahwa kelompok kelas menengah Indonesia saat ini masih berada di tahapan embrio, karena masih didominasi kelas menengah terbawah.
Jangan dikira pengeluaran $2-4 itu besar. Katakan kita ambil tengah-tengahnya $3, maka kalau dikonversi ke rupiah ($1 = Rp.10.000), maka pengeluaran hidup mereka perhari hanya sekitar Rp.30.000. Sebagai gambaran kasar, beberapa waktu lalu saya makan di warteg pinggir jalan di Jakarta. Dengan menu sederhana nasi dengan ayam plus es teh manis saya menghabiskan sekitar Rp.15.000 (itu di Jakarta, di daerah lain seperti Yogya pasti lebih murah). Jadi di Jakarta uang Rp.30.000 habis hanya untuk makan dua kali, itu belum kebutuhan hidup yang lain-lain.
Dengan contoh gampang tersebut intinya saya ingin menunjukkan bahwa kelompok kelas menengah di bagian paling bawah tersebut sesungguhnya belum cukup-cukup amat. Mereka masih jauh dari gambaran kelas menengah yang selama ini kita bayangkan: memiliki mobil, rumah bagus, ke mal tiap akhir pekan, liburan secara periodik, dan sebagainya.
Nah, kelas menengah kita saat ini didominasi oleh kelompok kelas menengah terbawah ini. Seperti saya uraikan di depan, komposisi jumlah mereka masih sangat besar mencapai 70% dari total kelas menengah kita. Karena belum begitu jauh melewati garis kemiskinan, mereka masih rentan untuk kembali miskin. Dengan adanya gejolak ekonomi tertentu seperti kenaikan BBM saat ini, alih-alih naik kelas ekonomi, mereka justru bisa jatuh terperosok kembali menjadi miskin.
Konsumtif
Dengan kemampuan ekonomi seperti di atas, saya menyebut kelas menengah terbawah adalah kelompok masyarakat yang berada pada posisi “transisi” setelah melewati garis kemiskinan. Dalam konteks psikologi konsumsi, saya melihat mereka memiliki tiga karakteristik. Pertama, mereka sudah mulai membelanjakan uangnya untuk kebutuhan-kebutuhan di luar kebutuhan dasar (basic needs). Hal ini wajar mengingat mereka sudah mulai memiliki disposable income (pendapatan menganggur) walaupun masih sangat kecil.
Kedua, seiring naiknya pendapatan dan adanya disposable income mereka mulai terjangkit gaya hidup konsumtif. Mereka mulai peka terhadap godaan-godaan iklan di TV atau koran. Mereka mulai gampang terpengaruh oleh rayuan sale di pusat-pusat perbelanjaan. Dulu saat belum memiliki cukup duit menganggur (karena telah habis untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan dasar) serangan bertubi-tubi sale ini tak pernah mereka hiraukan. Kini, ketika duit sudah mulai ada, mereka mulai gampang terpancing. Akibatnya, mereka mulai tak berdaya menahan nafsu belanja.
Ketiga, seiring meningkatnya daya beli dan tingkat konsumsi, mereka pun mulai terjangkiti oleh budaya berhutang atau membeli dengan menggunakan fasilitas kredit. Istilah keren-nya, budaya “buy now pay later”. Jadi budaya konsumtif di atas tumbuh dengan subur karena “difasilitasi” oleh beragam kredit konsumsi dari bank atau lembaga pembiayaan. Beli motor menggunakan fasilitas kredit dengan cukup membayar down payment (DP) Rp.500 ribu. Beli TV, DVD player, atau furnitur dicicil 12 kali selama setahun. Tentu saja mereka terkena beban bunga untuk seluruh fasilitas dan kemudahan tersebut.
Jatuh Miskin
Naiknya harga BBM tanpa pandang bulu akan memangkas kemampuan daya beli masyarakat, tak terkecuali kelompok kelas menengah terbawah. Harga barang dan jasa yang bakal melambung menyusul (bahkan sebelum) kenaikan harga BBM ini bisa dipastikan akan menurunkan daya beli mereka di tengah pendapatan yang tidak ikutan naik. Terpangkasnya daya beli akibat kenaikan BBM ini akan direspons oleh kelompok kelas menengah terbawah dengan dua skenario.
Pertama, mereka akan hidup lebih prihatin dengan mengurangi konsumsi mengikuti kemampuan daya beli yang telah tergerus. Mereka berhemat dan secara bijak mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan-kebutuhan primer yang memang perlu dan harus dipenuhi; dan di sisi lain mengesampingkan kebutuhan-kebutuhan yang tak penting.
Kedua, mereka tetap maju tak gentar dengan terus mengumbar gaya hidup konsumtif tanpa pernah sadar bahwa sesungguhnya kemampuan daya beli telah merosot. Kombinasi dari hasrat konsumsi yang membara; beragam rayuan iklan dan tawaran sale bertubi-tubi; dan godaan fasilitas kredit yang membabi-buta; menyebabkan mereka tak bisa lepas dari lingkaran perangkap gaya hidup konsumtif yang memabukkan.
Kalau sudah begitu, kekawathiran saya, ekonomi mereka menjadi lebih besar pasak dari tiangnya alias konsumsi jauh melebihi pendapatan. Memang kekurangan itu ditutup dengan hutang. Namun tingkat konsumsi yang terus meroket di satu sisi; dan daya beli yang terus terpangkas di sisi lain, pada suatu titik tertentu akan menjadikan mereka tak berdaya lagi, gagal bayar (default), bahkan akhirnya bangkrut. Di Brasil, fenomena ini telah terjadi secara luas sehingga banyak kelompok kelas menengah terbawah terlilit hutang dan kembali jatuh miskin.
Saya hanya bisa berdoa, semoga skenario pertama yang bakal terjadi di Tanah Air, bukan skenario kedua.
2 comments
pusing dengan pemikiran pemerintah yang aneh dengan kebijakan-kebijakannya yang mengada-ada…blog nya informatif banget, fresh banget…mending cangkrukan mesen teh legi 🙂 suwun mas
Kami menawarkan pinjaman pribadi
Suku bunga tahunan pribadi dan komersial sangat rendah dengan
hanya 3% selama 1 tahun dengan masa pembayaran 30 tahun
bagian dari dunia.Kami memberikan pinjaman di daerah minimum
€ 2.000 sampai maksimal saya membutuhkan proposal usulan € 50,000,00 dari.Email:godfreyleeman1234@gmail.com