yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Apps Marketing

by yuswohady April 6, 2013
April 6, 2013

Membaca artikel di majalah Harvard Business Review (HBR) edisi bulan Maret 2013 bertema “Advertising that Works” saya jadi galau. Kenapa, karena membaca artikel itu saya jadi tersadar bahwa dunia marketing sudah berkembang sedemikian rupa sehingga seorang marketer saat ini haruslah seorang techy, tak boleh gaptek seperti dulu-dulu lagi. Ya, karena promosi dan channel untuk menjangkau konsumen kini sudah menggunakan medium yang tak bisa lepas dari teknologi. Salah satunya adalah platform mobile melalui medium smartphone.

Menurut survei Nielsen tahun lalu, pengguna smartpone kita saat ini sudah mencapai 20% dari total pengguna telepon, dengan pertumbuhan yang amat pesat dari tahun ke tahun. Indonesia merupakan pasar Blackberry terbesar di dunia di luar Kanada. Dan harus diingat, populasi pengguna Facebook dan Twitter di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Apa artinya ini? Artinya, pemasaran dengan platform mobile melalui smartphone sudah terhampar di depan mata. Kalau memakai istilah Krisdayanti, “tinggal menghitung hari”.

Seiring dengan kian merosotnya efektifitas iklan melalui media konvensional seperti TV, Radio, atau koran, pemasaran melalui “the fourth screen” (“first screen”: movies; “second screen”: TV; “third screen”: PC) ini akan kian populer sekaligus menjadi killer apps bagi media-media pendahulunya. Sehingga marketer juga harus mengikuti arus besar ini, kalau tidak maka bisa dipastikan si marketer tak akan relevan lagi: “relevant or die!!!”.

New Media, New Tools
Ketika media berubah, maka tools yang harus dimanfaatkan marketer harus berubah. Kalau dulu marketer menggunakan iklan untuk berkomunikasi dan meyakinkan konsumen untuk membeli produk, maka kini di platform mobile, mereka harus menggunakan mobile applications (apps) yang cool plus engaging. Ya, karena di medium personal seperti smartphone, privasi merupakan hal paling sensitif. Itu sebabnya promosi dengan mobile ads (iklan di smartphone) tak akan bisa survive karena konsumen emoh melahapnya.

“The best way for marketers to communicate through mobile will be with apps,” ujar Sunil Gupta, seorang pakar marketing, di artikel HBR di atas. Ketika Anda menggunakan smartphone sebagai saluran promosi, maka apps menjadi pilihan paling pas dan paling efektif. Tak heran jika dalam waktu yang tidak lama apps marketing akan menjadi “the next big thing” di dunia marketing, tak hanya di tingkat global, tapi juga di Tanah Air.

Yang dimaksud dengan apps di sini adalah berbagai bentuk aplikasi yang bermanfaat bagi kita saat kita mobile. Bentuknya bisa games dari Angry Birds hingga Solitaire; bisa social network seperti Facebook atau Twitter; bisa utilities seperti peta (Google Maps), layanan pengiriman pesan (WhatsApp), jam, kalendar, email, atau kamera yang ada di smartphone kita; bisa juga aplikasi-aplikasi yang khusus diciptakan pemilik merek untuk melakukan engagement dengan konsumennya.

Promosi dengan menggunakan apps ini memiliki keunggulan dibanding iklan konvensional, karena promosi dengan memanfaatkan apps cenderung tidak dilihat interuptif dan tidak mengganggu seperti halnya iklan konvensional. Seperti kita tahu, saat-saat paling menjengkelkan bagi kita adalah saat nonton Chelsea vs Liverpool, eeh tiba-tiba dipotong iklan rokok. Dampak interuptif seperti ini adalah kelemahan paling fatal dari iklan konvensional.

Di samping itu apps marketing juga memiliki keunggulan lain karena biayanya lebih murah. Sebuah apps yang kita bikin bisa dimanfaatkan secara terus-menerus untuk berpromosi tanpa ada biaya variabel yang siknifikan. Ini berbeda dengan iklan TV atau radio yang membutuhkan biaya variabel (media buying) yang besar ketika harus ditayangkan berulang-ulang. Tak hanya itu, apps yang unik dan disukai konsumen juga bisa menjadi medium untuk terciptanya komunitas konsumen. Di dalam komunitas ini merek dan konsumen bisa melakukan conversation secara berkelanjutan.

Don’t Interupt, Give Benefits
Mindset mendasar dari promosi dengan menggunakan apps adalah bahwa pendekatan ini tidak menginterupsi audiens dengan pesan-pesan menjengkelkan (selfish, brand-centric), tapi justru sebaliknya, memberikan exciting user experience dan manfaat bagi mereka (empathic, customer-centric). Karakteristik inilah yang membuat pemasaran dengan menggunakan apps lebih horizontal, lebih permission-based, dan lebih tidak menjengkelkan bagi konsumen.

Manfaat yang diberikan ini bisa bermacam-macam bentuknya. Maskapai penerbangan misalnya, bisa menciptakan mobile apps yang memudahkan penumpangnya melakukan city check-in atau mengetahui jadwal penerbangan. Sebuah bank bisa menciptakan mobile apps yang memudahkan nasabahnya mencek saldo atau memberikan kemudahan pembayaran. Atau perusahaan sepatu bola bisa menciptakan apps yang memberikan informasi update mengenai skor pertandingan tim-tim yang berlaga di liga Inggris misalnya.

Dalam apps marketing, pemilik merek tak melulu menebarkan pesan-pesan jualan yang membosankan, tapi juga memberikan user experience kepada target audiensnya, misalnya dengan memberikan games. Perusahan energy drink, Red Bull misanya, menciptakan beragam games (Red Bull Kart Fighter, Red Bull X-Fighter, atau Red Bull Air Force) untuk membangun emotional connection dengan konsumennya.

Menciptakan beragam games seperti ini memang tidak semudah membuat iklan dan kemudian menayangkannya berulang-ulang di TV-TV nasional. Butuh effort yang jauh lebih sulit dan merepotkan. Tapi apps marketing seperti ini membawa dampak yang jauh lebih powerful dan bersifat jangka panjang. Harap diketahui, mobile games apps Red Bull ini telah diunduh oleh lebih dari 2 juta konsumen. Dan setiap kali konsumen memainkan games tersebut, berarti mereka melakukan engagement dengan Red Bull. Inilah hebatnya apps!

So… kapan anda menerapkan apps marketing untuk memperampuh strategi pemasaran Anda? Mumpung yang lain belum kepikiran.

Related posts:

  1. Horizontal Mobile Marketing
  2. Marketing Al Amin vs. Marketing Pencitraan
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Long Weekend
next post
Twitter SBY

Baca Juga

Best Business Book 2016 – My Picks

December 24, 2016

Pahlawan Pajak

September 3, 2016

Sharing Economy dan Koperasi

March 26, 2016

Millennial Trends 2016

January 17, 2016

Brand in Crisis

January 9, 2016

Resolusi

January 2, 2016

Great M-S Team

December 26, 2015

Marketing vs Sales

November 21, 2015

Grup WA

November 2, 2015

Sukses Adalah Kesabaran

October 24, 2015

1 comment

Abiti Moslem Style April 27, 2013 - 12:11 am

Akan segera dipikirkan dan dicari caranya, pengen segera menerapkan cara ini.

Reply

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks

    December 27, 2020
  • Best Business Books 2020: My Picks

    December 24, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (3)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (2)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (1)

    December 14, 2020
  • 6 Forces of Change 2021

    December 13, 2020
  • Konsumen Indonesia Optimis

    November 28, 2020
  • Prospective Businesses for UKM

    October 14, 2020
  • UKM Outlook 2021

    October 11, 2020
  • New Omni Marcomm

    October 1, 2020
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi

    September 4, 2020
  • Family Life in the Pandemic Era

    September 4, 2020
  • 5 Digital Consumer Megashifts

    August 26, 2020
  • 15 Banking Consumer Megashift

    August 10, 2020
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends

    July 26, 2020
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends

    July 24, 2020
  • 25 Retail Megashifts

    July 18, 2020
  • New Marcomm Paradigm

    July 18, 2020
  • #IBF2020: The Inside Story

    July 9, 2020
  • #IBF2020 – ReBound, ReBoot, ReBorn

    June 27, 2020

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks
  • Best Business Books 2020: My Picks
  • Industry Megashifts 2021 (3)
  • Industry Megashifts 2021 (2)
  • Industry Megashifts 2021 (1)
  • 6 Forces of Change 2021
  • Konsumen Indonesia Optimis
  • Prospective Businesses for UKM
  • UKM Outlook 2021
  • New Omni Marcomm
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi
  • Family Life in the Pandemic Era
  • 5 Digital Consumer Megashifts
  • 15 Banking Consumer Megashift
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends
  • 25 Retail Megashifts
  • New Marcomm Paradigm
  • #IBF2020: The Inside Story
  • #IBF2020 – ReBound, ReBoot, ReBorn
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top