Dua hal menjadi passion saya: membaca buku dan mendengarkan jazz. Hampir tiap minggu saya mencek buku-buku terbaru di Periplus atau Kinokuniya dan berburu CD di Musik Plus, Duta Suara Sabang atau Aquarius Kebayoran. Buku dan musik membuat hidup saya begitu indah. Untuk menutup tahun 2012 akan awasome jika saya berbagi cerita mengenai buku-buku dan album-album hebat yang saya baca dan dengar di tahun 2012. Berikut ini list-nya: lima untuk buku dan lima untuk album jazz.
Yuswohady’s 2012 Biz Book Picks
1. Thinking, Fast and Slow, by Daniel Kahneman
Mengarungi pemikiran Daniel Kahneman, penerima Nobel bidang ekonomi tahun 2002, dalam buku ini kita diajak menelanjangi kegagalan manusia sebagai pelaku ekonomi dalam berpikir rasional dan obyektif. Begitu banyak bias dan kekeliruan yang kita buat sehingga penilaian (judgement), pilihan (choice) atau keputusan (decision) yang kita ambil menjadi melenceng dari koridor rasionalitas dan obyektivitas. Buku ini adalah sebuah karya masterpiece yang merangkum (dengan sangat padat-presisi, kaya detil, komprehensif, tapi tetap entertaining) keseluruhan pemikiran Kahneman yang membentang selama 40 tahun terakhir.
2. How Will You Measure Your Life? by Clayton Christensen, by James Allworth, Karen Dillon
Kita mengenal Prof. Clayton Christensen sebagai guru inovasi dengan buku landmark-nya Innovator’s Dilemma. Namun dalam buku ini Prof. Clay putar haluan membahas secara kritis bagaimana strategi untuk mencapai kesuksesan di dalam hidup dengan menemukan kebahagiaan di dalam karir dan keluarga. Buku ini menjadi sangat inovatif dan insightful karena, tak seperti buku motivasi dan pengembangan diri pada umumnya, Prof. Clay menerawangnya dari kaca mata manajemen dan strategi (differentiation, resource allocation, culture, etc), bidang yang menjadi keahliannya selama ini. Wajib dibaca siapapun yang ingin menjadi orang tua yang sukses.
3. The Power of Habit: Why We Do What We Do in Life and Business, by Charles Duhigg
Dengan sangat meyakinkan buku ini menelusuri seluk-beluk kebiasaan (habit). Dengan studi mendalam, penulis mencoba mengungkap bagaimana sebuah kebiasaan terbentuk dan bagaimana mengubahnya. Di dalam pemasaran kebiasaan merupakan sesuatu yang sangat krusial karena menjadi dasar bagi konsumen dalam melakukan pembelian dan menggunakan produk. Dan buku ini secara meyakinkan mampu menguak “black box” mengenai kekuatan sebuah kebiasaan. Sangat krusial untuk para peneliti dan pelaku pemasaran. Buku ini dinobatkan sebagai buku terbaik tahun 2012 oleh banyak media global dan di Amazon.com menjadi salah satu best seller.
4. The $10 Trillion Prize: Captivating the Newly Affluent in China and India, by Michael Silverstein, Abheek Singhi, Carol Liao, David Michael
Seperti di Indonesia konsumen kelas menengah Cina dan India tumbuh luar biasa (potensi pasarnya mencapai USD10 triliun per tahun pada tahun 2020) sebagai penopang ekonomi dua negara tersebut bahkan dunia. Buku ini mengungkap revolusi konsumen kelas menengah di Cina dan India dan apa konsekuensinya bagi para pemimpin bisnis di seluruh dunia. Dengan mengacu pada riset yang dilakukan Boston Consulting Group (BCG) Center for Consumer and Customer Insight, buku ini mengungkap profil, aspirasi, dan perilaku konsumen kelas menengah di dua negara tersebut.
5. Tell the Truth: Honesty Is the Most Powerful Marketing Tool, by Sue Unerman, Jonathab Salem Baskin
Konsep pemasaran tradisional mengedepankan rekayasa pesan agar brand selalu tampak mengkilap di mata konsumen. Akibatnya bisa ditebak, brand pekat dengan kosmetik dan pencitraan sehingga tak lagi authentic. Buku ini mengusung ide yang sesungguhnya bukan baru, namun kini di era revolusi media sosial menjadi kian relevan, yaitu mengenai kejujuran. Kata buku ini, “Brands that tell the truth are the ones that the most successful… Truth is the most powerful marketing tool.” Bab-bab buku ini mengulas 8 prinsip yang harus dijalankan oleh pemasar untuk menghasilkan apa yang disebut penulis buku ini: “brand truth”.
Yuswohady’s 2012 Jazz CD Picks
1. Hot House, Chick Corea, Gary Burton
Ini merupakan album ketujuh Chick Corea dan Gary Burton yang sekaligus merupakan reuni dari album pertama mereka Cristal Silence yang dirilis persis 40 tahun yang lalu. Seperti sebelumnya, kedua maestro ini piawai beradu improvisasi mengusung bebop hingga piano stride, dari pop tradisional Amerika hingga klasik. Karya-karya komposer besar meluncur mulus mereka mainkan dari “Light Blue” (Monk), “Chega de Saudade” (Jobim), Time Remembered (Evans), hingga “Eleanor Rigby” (Lennon-McCartney). Permainan solo Burton dalam “Hot House” yang merupakan track kelima di album ini sangat memorable, tak heran jika lagu ini masuk nominasi Grammy 2012.
2. Unity Band, Pat Metheny
Tak banyak pemusik jazz yang bisa mempertahankan komitmen kualitas bermusik sekonsisten Pat Metheny. Tak heran jika ia diganjar 19 Grammy dimana 10 diantaranya diperoleh secara berturutan. Begitupun di album ini, Metheny meneruskan tradisi musik kualitas dengan bereksperimen mengkolaborasikan sound gitarnya dengan lengkingan saksofon Chris Potter dalam format kuartet. Ini merupakan pertama kali Metheny bereksperimen dengan saksofon setelah terakhir dilakukannya di album klasik 80/81 pada tahun 1980. Duo ini diback up oleh rhythm section yang terdiri dari Antonio Sanches pada drum dan Ben Williams pada bass akustik. Anda harus mendengarkan kepiawaian duo ini di lagu “Come and See” yang sangat kental pengaruh Coltrane sound-nya. Unity Band masuk nominasi Grammy 2012 untuk “Best Jazz Instrumental Album”
3. Renaissance, Marcus Miller
Sesuai namanya, bagi Marcus Miller ini adalah album “kelahiran kembali” setelah sang maestro bass menemukan kemapanan sebagai pemain, komposer, dan produser jazz papan atas dengan lebih dari 500 album, termasuk album legendaris Tutu bersama Miles Davis. Ide album ini mucul setelah Miller melakukan konser keliling di seluruh dunia dan menemukan bahwa masyarakat dunia telah berubah dan mengalami “kelahiran kembali”. Ketigabelas lagu dalam album ini (8 diantaranya karya orisinil Miller) meluncur mulus dengan aksen groove dalam tradisi Stanley Clarke dan Jaco Pastorius yang kental.
4. Ode, Brad Mehldau Trio
Album ini memuat 11 lagu hasil besutan Brad Mehldau (piano), Larry Grenadier (bass) dan Jeff Ballard (drum) yang belum sempat dirilis sejak mereka bertiga sepakat bergabung tahun 2005. Brad Mehldau Trio sendiri sudah produktif merilis album sejak 1997 (“The Art of Trio“), tapi kemudian Jorge Rossy keluar digantikan Ballard tahun 2005. Seluruh lagu merupakan karya orisinil Mehldau mulai dari “MB” (tribute untuk legenda saksofon Michael Brecker) yang bluesy, hingga “Ode” yang lirikal dan memanfaatkan kekuatan beat Ballard. Di album ini Brad Mehldau mendapat nominasi Grammy 2012 untuk “Best Improvised Jazz Solo”. The Financial Times menyebut album ini “benchmark piano-trio jazz.”
5. Esprit De Four, Fourplay
Tak terasa Fourplay sudah lebih dari 20 tahun mengusung smooth jazz dengan konsep musik yang renyah diterima pasar. Tak banyak yang berubah dari konsep bermusik Fourplay di album ini, hanya saja gaya permainan Chuck Loeb (bergabung 2010 di album “Touch the Sky” menggantikan Larry Carlton) sedikit banyak mengubah cita rasa Fourplay. Ini terutama terasa di tiga lagu pertama dimana lengkingan gitar Loeb yang lembut kental terasa, terutama di nomor pembuka “December Dream”. Awak lain band ini merupakan original member yang tetap utuh dan solid terdiri dari Bob James (piano/keyboard), Nathan East (bass), dan Harvey Mason (drum). Yang suka jazz enteng dan menghibur wajib punya album ini.
Selamat tahun baru 2013.
3 comments
Wahh mas yuswo update banget masalah musik jazz. Saya aja hampir gak bisa ngikutin 🙂
[…] See: Best Business Book 2012 […]
[…] Best Business Book 2012 […]