yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Social Experience

by yuswohady May 5, 2012
May 5, 2012

Yang membuat Instagram disukai banyak orang adalah karena melalui aplikasi cool ini kita bisa mempermak hasil jepretan dengan beragam efek (yes, paling favorit adalah tools: ‘Tilt-Shift’) sehingga kita sudah seperti layaknya forografer profesional. Tapi yang membikin apps ini begitu heboh dan digandrungi oleh para iGers (penggiat komunitas Instagram) adalah karena kita bisa berbagi karya-karya foto kita itu dengan sesama teman di ranah maya.

Kenikmatan terbesar ber-Instagram adalah ketika foto-foto itu dilihat oleh teman-teman kita; banyak di-‘follow’, di-‘likes’, dikomentari, atau masuk dalam kategori ‘Popular’ karena disukai banyak teman kita. Kita mendapatkan pengalaman luar biasa di Instagram karena kita merasa karya kita dihargai teman-teman. Melalui foto-foto yang kita taruh di Instagram dan dilihat ribuan teman, kita merasakan aktualisasi diri yang tak ternilai harganya. Melalui foto-foto kita di Instagram kita bisa berbagi, berdiskusi, dan bercurhat ria. Dan jangan lupa, melalui foto-foto kita di Instagram kita bisa bernarsis ria.

Kenikmatan Sosial
Berbagai kenikmatan berbagi foto (photo sharing) di Instagram di atas merupakan sebuah pengalaman luar biasa yang saya sebut “social experience”. Kenapa disebut social? Ya, karena kenikmatannya baru bisa kita peroleh jika kita tidak sendirian, alias berjamaah. Makin banyak orang yang ikut berpartisipasi, makin heboh pula kenikmatan yang kita dapatkan. Sebut saja kenikmatan yang muncul ndari adanya social experience ini sebagai, “kenikmatan sosial”.

Apa itu kenikmatan sosial? Kenikmatan yang kita peroleh saat kita disorot ribuan atau jutaan pasang mata teman-teman kita. Kenikmatan itu kita dapatkan jika kita diperhatikan orang lain. Atau kenikmatan yang kita peroleh jika kita bisa saling berbagi dan berempati dengan orang lain. Atau juga kenikmatan yang kita peroleh jika kita berelasi dan berinteraksi dengan orang-orang di luar kita. Sebuah relasi yang menghasilkan kesenangan, kebersamaan, kebanggaan, rasa percaya diri, kebermaknaan diri, kepedulian, perasaan GR, aktualisasi diri, eksistensi diri, atau cinta (termasuk cinta diri sendiri alias narsis).

Cara paling gampang menjelaskan social experience adalah saat kita nonton bola. Nonton Chelsea lawan Liverpool rasanya akan jauh berbeda antara nonton sendiri di depan layar kaca di rumah dengan menonton on the spot di stadion Wembley. Menonton bersama-sama dengan puluhan ribu penonton lain di stadion menghasilkan social experience yang luar biasa: berteriak bersama-sama; bernyanyi bersama-sama; memuja klub pujaan bersama-sama; menghujat lawan bersama-sama; berpesta bersama-sama saat klub pujaan menang; juga bersedih bersama-sama saat klub kalah.

Great Social Experiencer
Kemunculan social technology (blog, social networking, microblog, location-based service, photo sharing, dll.) menjadikan social experience menjadi ter-leverage luar biasa. Kenapa? Karena social technology memungkinkan cakupan audiens yang terlibat di dalamnya menjadi demikian luas menjangkau seluruh pelosok bumi. Tak hanya itu, pangalaman yang tercipta juga semakin kaya, mengesankan, dan menakjubkan. Karena itu saya mengatakan, kemunculan social technology  menciptakan peluang luar biasa bagi marketer untuk mendongkrak customer experience dengan memberikan social experience yang luar biasa.

Kenapa merek-merek hebat seperti Facebook, Twitter, YouTube, atau Blackberry menuai sukses luar biasa? Jawabannya hanya satu: karena mereka mampu memberikan great social experience kepada konsumennya. Facebook menyediakan tempat yang luar biasa bagi kita semua untuk mengumbar kebutuhan sosial kita. Facebook memberikan social experience dengan menghubungkan kita dengan teman-teman dari seluruh dunia untuk bercurhat ria, berdiskusi, mendengar uneg-uneg teman, memamerkan puisi indah ciptaan kita, memamerkan foto-foto tercakep-terganteng kita.

Blackberry melalui memberikan kita wadah untuk membentuk komunitas teman-teman SMA atau teman-teman penyuka sepeda. Melalui BBM Group teman-teman SMA yang sudah terpisah 20-30 tahun dan tersebar di berbagai daerah Nusantara (bahkan di luar negeri) kini bisa disatukan dan bisa diajak bernostalgia 24 jam sehari 7 hari seminggu. Pengalaman bernostalgia bersama teman SMA adalah great social experience yang tak ternilai harganya. Saya kira salah satu kelemahan utama Nokia dibanding Blackberry adalah karena Nokia tak mampu memberikan great social experience sehebat Blackberry.

Break rule of the Game
Barangkali banyak yang mengira social experience hanya bisa diberikan oleh perusahaan macam Facebook atau Twitter, dan tidak bisa dilakukan oleh perusahaan konvensional. Salah besar! Ambil contoh 7-Eleven. 7-Eleven adalah inovator di industri ritel nasional dengan menawarkan value proposition yang tak jamak diberikan pemain-pemain lain. Yang ditawarkan 7-Eleven sesungguhnya adalah social experience yaitu pengalaman nongkrong bersama rekan kerja, ngobrol bersama teman satu geng di kampus, curhat denga teman intim, atau kesempatan narsis karena dilihat orang lain.

Social expereince memberi 7-Eleven faktor pembeda (differentiator) di antara pesaing-pesaing yang bertahun-tahun sebelumnya telah mapan seperti Indomaret dan Alfamart. Tak hanya itu, dengan memberikan social experience, 7-Eleven mendobrak rule of the game di industri ritel di Tanah Air yang telah mapan selama bertahun-tahun sebelumnya. Kalau Indomaret, Alfamart, atau Circle-K lebih menawarkan convenience yang bersifat fungsional, maka 7-Eleven memiliki keunikan karena menawarkan social experience yang lebih bersifat emosional.

Tak peduli apakah bisnis Anda secanggih Google/Facebook atau sekonvensional warung Padang, Anda harus pasang kuda-kuda untuk melahirkan great social experience. Jadilah Instagram, Facebook, atau 7-Eleven yang merombak rule of the game melalui social experience yang menakjubkan. Jangan sampai justru sebaliknya, Anda dilibas oleh pesaing hebat yang duluan memberikan great social experience. Kalau yang terakhir ini yang terjadi saya cuma bisa bilang: “Kacihan deh luuuu!?!?!?”.

Related posts:

  1. Social Apponomics
  2. Konsumen Narsis
  3. Social Media for PR Success – An eBook
  4. Experiencer
  5. Turning Social Capital into Financial Capital: “Facebook is NOT Your Enemy!”
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Suju.. ELF.. Follower!
next post
Duit Menganggur… No Way!

Baca Juga

Memberi eTalk: Surveillance Economy

April 20, 2018

Setiap Orang Berbohong di Facebook

March 10, 2018

Milenial Jaman Now: Penggerak Leisure Economy

November 18, 2017

“Dua Dunia” Otak Kita

October 13, 2017

Facebook: Guru Menulis Terbaik di Dunia

September 9, 2017

The Dark Side of the Gen Z

September 24, 2016

“Mukidi Effect”

August 27, 2016

Bukber

June 18, 2016

Multi-Tribes Netizen

February 21, 2016

Grup WA

November 2, 2015

1 comment

@harynovianto May 7, 2012 - 9:12 am

Artikel yang sangat bagus, implementation ide social experience ini bisa menjadi salah satu consideration untuk eksekusi plan-plan marketing yang out-of-the-box. Bahkan industri yg masih low-tech pun bisa menggunakannya.

Reply

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • Corona: A Serial Killer

    February 26, 2021
  • Sharing Economy in the Pandemic

    February 19, 2021
  • Syariah Universal

    February 12, 2021
  • Stay @ Home Lifestyle

    February 7, 2021
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks

    December 27, 2020
  • Best Business Books 2020: My Picks

    December 24, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (3)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (2)

    December 14, 2020
  • Industry Megashifts 2021 (1)

    December 14, 2020
  • 6 Forces of Change 2021

    December 13, 2020
  • Konsumen Indonesia Optimis

    November 28, 2020
  • Prospective Businesses for UKM

    October 14, 2020
  • UKM Outlook 2021

    October 11, 2020
  • New Omni Marcomm

    October 1, 2020
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi

    September 4, 2020
  • Family Life in the Pandemic Era

    September 4, 2020
  • 5 Digital Consumer Megashifts

    August 26, 2020
  • 15 Banking Consumer Megashift

    August 10, 2020
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends

    July 26, 2020
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends

    July 24, 2020

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • Corona: A Serial Killer
  • Sharing Economy in the Pandemic
  • Syariah Universal
  • Stay @ Home Lifestyle
  • Best Business Book 2020 on COVID-19: My Picks
  • Best Business Books 2020: My Picks
  • Industry Megashifts 2021 (3)
  • Industry Megashifts 2021 (2)
  • Industry Megashifts 2021 (1)
  • 6 Forces of Change 2021
  • Konsumen Indonesia Optimis
  • Prospective Businesses for UKM
  • UKM Outlook 2021
  • New Omni Marcomm
  • Dunia Hiburan Terkoyak Pandemi
  • Family Life in the Pandemic Era
  • 5 Digital Consumer Megashifts
  • 15 Banking Consumer Megashift
  • New Normal 100: Leisure & Travelling Trends
  • New Normal 100: Digital Life & Privacy Trends
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top