yuswohady.com
  • Home
  • Biography
  • Home
  • Biography
bu zamana kadar sadece babası ile beraber yaşayan mobil porno genç oğlan üniversiteyi bitirdikten sonra hiç bir iş bulamaz porno izle ve evinde pineklemeye başlar Babasının milf bir kadın porno resim ile evlenme kararı ile adeta dumura uğrayan oğlan bunu porno izle ilk başta istemese de belki onunla iyi anlaşacağını seks izle düşünerek evde olduğu zamanlarda canı sıkıldığında üvey annesi sex hikayeleri ile sohbet edeceğini düşünerek kendisini rahatlatır Babasının yeni evlendiği porno izle kadın beklediğinden de çok iyi anlaşan genç oğlan sapık ensest hislerine mobil seks hakim olamayarak üvey annesinin odasına gelip siker
yuswohady.com

Entrepreneur Boom

by yuswohady October 3, 2011
October 3, 2011

Akhir tahun lalu saya mengintroduksi fenomena Consumer 3000, yaitu munculnya konsumen kelas menengah di Indonesia dalam jumlah yang cukup siknifikan (saat ini jumlahnya sudah mencapai 100 juta orang) yang terjadi seiring dengan tembusnya GDP/kapita Indonesia ke level $3000 pertahun. Ini merupakan potensi pasar luar biasa yang akan menjadi driver pertumbuhan industri dan perekonomian kita. Ini sekaligus menandai posisi Indonesia yang sudah ancang-ancang masuk dalam jajaran negara maju baru (emerging countries) bersama negara-negara seperti Cina, India, Brasil atau Rusia.

Kalau pada saat itu saya mengatakan bahwa Consumer 3000 merupakan konsumen potensial yang mampu menggeliatkan perekonomian, maka sesungguhnya kemunculan kelas menengah juga menjadi kekuatan potensial terbentuknya kalangan wirausaha (entrepreneur) yang sangat powerful.

Kenapa? Karena kelas menengah memiliki potensi dari sisi mindset dan karakter sebagai seorang entrepreneur; mereka memiliki aset dan modal yang memadai; mereka knowledgable, berwawasan, berpendidikan; dan yang menarik mereka adalah generasi yang melek teknologi (technology savvy) dan terkoneksi (connected) satu sama lain. Itu semua merupakan elemen penting terbentuknya lapis wirausahawan baru yang belum ada sebelumnya.

Franchise Entrepreneur
Dalam salah satu kajiannya, McKinsey&Co. mendefinisikan kelas menengah sebagai kelompok masyarakat yang memiliki pendapatan “menganggur” (disposable income, yaitu pendapatan sisa di luar yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari) mencapai 1/3 dari keseluruhan pendapatan.

Disposable income ini merupakan dana sisa yang siap diinvestasikan ke dalam berbagai bentuk bisnis. Ketika mereka sudah memiliki cukup dana, berbekal wawasan dan tingkat pendidikan yang dimiliki, mereka akan menggunakan dana sisa itu untuk aktivitas nilai tambah produktif terutama membangun bisnis baru (startup).

Tak heran jika nantinya akan semakin banyak profesional dan pekerja kantoran yang sudah cukup disposable income-nya akan nyambi menjadi entrepreneur dengan berinvestasi di berbagai bentuk bisnis. Salah satu sektor bisnis yang saya ramalkan bakal boom adalah bisnis franchise. Kenapa franchise? Karena bisnis ini memiliki advantages yang cocok bagi kelas menengah baru Indonesia khususnya kaum profesional.

Kenapa begitu? Pertama karena bisnis franchise menawarkan risiko usaha yang relatif kecil dan bisa di-manage karena tak perlu dari awal membangun merek. Kedua, bisnis ini menawarkan return yang cukup reasonable dan menarik.

Socmed Entrepreneur
Salah satu sektor wirausaha yang bakal atraktif di era Consumer 3000 adalah bisnis online berbasis media sosial (social media business). Saya perkirakan boom social media entrepreneur yang terjadi di Amerika sekitar 10-15 sepuluh tahunan lalu, bakal terjadi juga di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Seperti kita tahu boom itu telah melahirkan ikon-ikon seperti Mark Zukerberg (Facebook), Larry Page (Google), atau Evan William (Twitter).

Ikon-ikon itu akan menjadi model dan inspirasi bagi calon-calon social media entrepreneur Tanah Air dalam mengembangkan bisnis ini. Di sisi lain, kesuksesan startup-startup lokal seperti Kaskus, Koprol, atau Bhinneka.com menjadi akselerator tersendiri bagi bermunculannya social media startup di Tanah Air. Apalagi setelah terjadi gelombang akuisisi kelompok usaha besar yang mulai melirik start up lokal seperti Koprol yang dibeli Yahoo!, Kaskus yang dibeli kelompok Djarum, atau Detikcom yang dibeli kelompok TransTV.

Pilihan untuk menjadi social media entrepreneur menarik karena berbagai alasan. Pertama, karena berinvestasi untuk menjadi social media entrepreneur menuntut investasi yang relatif kecil sehingga aksesibel untuk berbagai kalangan terutama kalangan muda dan mahasiswa. Modal utamanya adalah kreativitas dalam mendayagunakan teknologi informasi untuk mengisi peluang yang muncul di pasar. “Brain is your factory!” Kedua, bisnis ini memiliki potensi luar biasa karena merupakan sunrise business di Indonesia.

Small-Medium Entrepreneur
Saya meramalkan kemunculan konsumen kelas menengah baru Indonesia ini tidak akan akan berjalan smooth, persis seperti yang terjadi di Cina. Meningkat pesatnya daya beli, tingkat konsumsi, tingkat pengetahuan, dan melek teknologi, akan memicu terjadinya perubahan (baca: revolusi) perubahan perilaku konsumen. Perubahan drastis perilaku konsumen ini misalnya bisa kita saksikan dalam fenomena munculnya OKB (“orang kaya baru”) dengan konsumsi yang berlebihan sebagi dampak daya beli mereka yang meningkat cepat.

Lalu apa yang bakal terjadi ketika terjadi revolusi perilaku konsumen ini? Perubahan perilaku konsumen yang luar biasa akan memunculkan peluang-peluang pasar yang luar biasa pula. Nah, munculnya peluang-peluang ini pada gilirannya akan memicu munculnya para entrepreneur dalam jumlah yang luar biasa pula. Mereka akan melakukan inovasi-inavasi bisnis untuk menangkap peluang-peluang tersebut.

Siapa kira-kira jenis entrepreneur yang mampu berinovasi dan secara jeli menangkap peluang itu? Saya kira bukan entrepreneur besar, tapi justru entrepreneur kecil-menengah. Kenapa begitu? Karena pemain-pemain besar umumnya (karena gemuknya dan karena kondisi comfort zone-nya) kehilangan daya sensitivitas terhadap pasar sehingga kurang cepat merespons peluang-peluang tersebut. Pemain kecil lah yang bakal jeli mengendus peluang dan mewujudkannya menjadi bisnis-bisnis baru yang lukratif. Ingat, “The consumer 3000 era is the small business era!!!”

Ayo para entrepreneur, kinilah saatnya Anda berkreasi, berinovasi, dan mencipta nilai luar biasa. Masa depan Indonesia ada di tangan Anda.

Related posts:

  1. The “Solo Entrepreneur” Manifesto
  2. Social Entrepreneur
0
FacebookTwitterWhatsappEmail
yuswohady

Yuswohady, Managing Partner Inventure. Author of 50+ books on business & marketing, incl. the best seller "Millennials KILL Everything" (2019) and "Consumer Megashift after Pandemic" (2020).

previous post
Civilized Consumer
next post
Steve

Baca Juga

Milenial Jaman Now: Penggerak Leisure Economy

November 18, 2017

“Dua Dunia” Otak Kita

October 13, 2017

The Dark Side of the Gen Z

September 24, 2016

Bukber

June 18, 2016

Multi-Tribes Netizen

February 21, 2016

Strategy in Crisis

September 12, 2015

Consumers in Crisis

September 5, 2015

#C3000 dan Value Innovation

June 13, 2015

Value Innovator

May 31, 2015

Jomblo Lifestyle

October 25, 2014

5 comments

Nadiah Alwi October 3, 2011 - 8:41 pm

Jadi makin semangat! Thank you for sharing, Mas.

Reply
Tommy Herdiansyah October 3, 2011 - 9:47 pm

#e3000 VS #c3000.
#c3000 terbentuk secara top to down karena kebijakan perekonomian pemerintah maka masyarakatnya akan mencapai level ini tp #e3000 bergeliat di Indonesia saya pandang lebih bersifat down to top, masyarakat yang kreatif dan terjadinya komunitas yang banyak dan kuat menjadikan perekonomian indonesia berubah, lebih kebal dari krisis global karena sifatnya yang lebih mengutamakan permintaan lokal.

Reply
Hidayat Widiyatmoko October 3, 2011 - 10:38 pm

Menginspirasi. Makasih bos

Reply
Hidayat Widiyatmoko October 3, 2011 - 10:40 pm

Menginspirasi. Makasih bos. Sebagai tambahan. Menurut Reinld Kasali, yang akan tumbuh pesat juga sektor wisata.

Reply
hendra permana October 3, 2011 - 11:51 pm

semakin optimis BERTUMBUH…..DAHSYAT!!!

Reply

Leave a Comment Cancel Reply

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Artikel Terbaru

  • WELCOME ERA “CUCI PIRING” HABIS PANDEMI, TERBITLAH RESTRUKTURISASI

    June 21, 2022
  • “SESAT PIKIR” STARTUP DIGITAL

    June 21, 2022
  • KUTUKAN “BAKAR DUIT”

    June 21, 2022
  • REVENGE LEISURE

    June 13, 2022
  • NEW ERA OF STARTUP Post-Pandemic

    June 10, 2022
  • DON’T THINK JUST DO IT

    June 7, 2022
  • KENAPA INDOMARET & ALFAMART SELALU BERDEKATAN?

    June 7, 2022
  • NOSTALGIA MARKETING

    June 3, 2022
  • THE POWER OF 3R “REVIEW, RATING, RECOMMENDATION”

    May 31, 2022
  • PACEKLIK STARTUP DIGITAL

    May 25, 2022
  • GREAT BRAND LAUNCH

    May 23, 2022
  • WOM Adalah API FOMO Adalah BENSIN

    May 23, 2022
  • BRAND MEMECAT KONSUMEN

    May 20, 2022
  • INVESTASI STRATEGIS “TLKM X GoTo”

    May 17, 2022
  • THE DARK SIDE of WORD OF MOUTH MARKETING

    May 17, 2022
  • KENAPA FILM “KKN DESA PENARI” SUKSES?

    May 13, 2022
  • RIP iPod 3 Pelajaran Disrupsi

    May 12, 2022
  • SHAREABLE CONTENT

    May 11, 2022
  • DEMAND SHOCK MUDIK

    May 11, 2022
  • WORD OF MOUTH KHONG GUAN & MARJAN

    May 10, 2022

Langganan Artikel via Email

Recent Posts

  • WELCOME ERA “CUCI PIRING” HABIS PANDEMI, TERBITLAH RESTRUKTURISASI
  • “SESAT PIKIR” STARTUP DIGITAL
  • KUTUKAN “BAKAR DUIT”
  • REVENGE LEISURE
  • NEW ERA OF STARTUP Post-Pandemic
  • DON’T THINK JUST DO IT
  • KENAPA INDOMARET & ALFAMART SELALU BERDEKATAN?
  • NOSTALGIA MARKETING
  • THE POWER OF 3R “REVIEW, RATING, RECOMMENDATION”
  • PACEKLIK STARTUP DIGITAL
  • GREAT BRAND LAUNCH
  • WOM Adalah API FOMO Adalah BENSIN
  • BRAND MEMECAT KONSUMEN
  • INVESTASI STRATEGIS “TLKM X GoTo”
  • THE DARK SIDE of WORD OF MOUTH MARKETING
  • KENAPA FILM “KKN DESA PENARI” SUKSES?
  • RIP iPod 3 Pelajaran Disrupsi
  • SHAREABLE CONTENT
  • DEMAND SHOCK MUDIK
  • WORD OF MOUTH KHONG GUAN & MARJAN
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube

@2020 - All Right Reserved. Designed and Developed by Wihgi.com


Back To Top